How we meet.

2.5K 184 10
                                    

"Terima kasih sudah berkunjung" Soonyoung membungkuk sambil berterima kasih kepada pembelinya, sungguh pelayan yang sangat baik.

Seharian ini Soonyoung hanya melayani beberapa pembeli di cafe tempat Ia bekerja, suasana cafe yang ramai membuat Soonyoung kelelahan karena harus bekerja lebih ekstra. Maklum, letak cafe yang sangat strategis dan di daerah yang selalu hidup seperti Gangnam mana mungkin bisa sepi pengunjung. Tetapi Soonyoung sangat bersyukur dengan mendapat pekerjaan disini, setidaknya Ia bisa mencicil hutang Appanya.

"Haah,, butuh berapa banyak uang lagi sampai hutang Appa lunas"

Soonyoung mengacak rambutnya, saat ini Ia sedang rehat sebentar. Pada saat seperti ini Ia lebih senang untuk berada di rooftop cafe sambil memakan habis bekal yang ia bawa dari rumah.

Menikmati pemandangan dari atas, ditambah angin yang sepoi sepoi sungguh sangat nyaman. Setidaknya membantu Soonyoung untuk sedikit melupakan masalah yang ia punya. Langit yang mulai memancarkan keindahannya berwarna jingga, itulah yang Soonyoung lihat saat ini, sungguh indah.

Setengah jam sudah berlalu, Soonyoung segera turun dan memakai celemek yang selalu ia pakai setiap bekerja. Kembali melayani beberapa orang yang datang ke cafe, sampai akhir hari ini. Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, waktunya cafe tutup. Sebelum pulang Soonyoung terlebih dahulu membereskan semua barang yang kotor di cafe, setelah dirasa bersih Soonyoung siap untuk berjalan pulang.

Setelah turun dari bus, Soonyoung berjalan melewati gang menuju rumahnya. Suasana malam yang sepi dan mencekam sebenarnya Soonyoung sudah sangat terbiasa pulang larut malam seperti ini, namun hari ini suasananya entah mengapa sangat berbeda. Soonyoung mulai mempercepat langkahnya setelah merasa ada yang membuntutinya.

"Jangan takut Kwon Soonyoung, ingat kau ini pemegang sabuk hitam di taekwondo"

Soonyoung bergumam pelan meyakinkan dirinya dan akhirnya Soonyoung sampai di depan rumahnya, Soonyoung menoleh mencari siapa yang mengikutinya namun ternyata tidak ada seorangpun di belakangnya. Akhirnya Soonyoung segera masuk ke rumah kecil yang ia sewa, rumah yang nyaman menurut Soonyoung.

Soonyoung tinggal sendiri, dan orang tua Soonyoung berada di kampung halamannya, Namyangju.

Hari telah berganti, Soonyoung kembali bekerja seperti biasa. Tidak lupa memikirkan tanggungan hidupnya, uang bulanan kepada orang tuanya, mencicil hutang Appanya. Soonyoung semakin pusing dan kurang fokus dengan pekerjaannya.

"Fokus Soonyoung fokus, fighting!!"

Soonyoung mengepalkan sebelah tangannya tanda menyemangati, tidak lama kemudian datang seorang pengunjung.

"Selamat siang, mau pesan apa?" Soonyoung tersenyum menyapa pembeli tersebut.

"Hot americano satu ya"

"Totalnya 5000 won tuan"

Pembeli tersebut menyerahkan sejumlah uang kepada Soonyoung.

"Baiklah, silahkan duduk tuan pesanannya akan segera saya antarkan. Terima kasih"

Soonyoung membungkuk sembari tersenyum kepada pembeli tersebut.

Setelah selesai menyiapkan pesanan, Soonyoung berjalan kearah pembeli tersebut untuk menyerahkan hot americano yang dipesannya.

"Silahkan dinikmati tuan" Soonyoung menaruh hot americano di meja dan berbalik untuk kembali bekerja.

"Sebentar" sang pembeli mengeluarkan suara untuk menahan Soonyoung kembali bekerja.

"Ada apa tuan?" Soonyoung memutar tubuhnya untuk menghadap sang pembeli.

"Kwon Soonyoung-ssi?" Soonyoung memiringkan kepalanya kebingungan ia lupa bahwa ia memakai name tag di dada kanannya.

"Perkenalkan saya Lee Seokmin" Ucap pria yang baru saja memesan hot americano sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Soonyoung.

Soonyoung merasa canggung dan bingung karena baru kali ini ia diajak berkenalan dengan seseorang, dengan sigap ia membalas uluran tangan Seokmin.

Seokmin tersenyum memperhatikan Soonyoung, yang diperhatikan sebenarnya merasa canggung namun tetap tersenyum.

"Setelah selesai bekerja, tidak keberatan jika mengobrol denganku dulu sebentar?"

Soonyoung tampak berpikir sebenarnya ia ingin menolak namun tidak enak karena pria ini adalah customernya.

"Baiklah tuan, saya setuju"

Seokmin tersenyum menang, ternyata mudah untuk mengajak laki laki ini berbicara empat mata.

Wkwkwkw kependekan yaaaa, maafkan diriku.

Makasih yang udah sempetin baca ff absurd ini. Maaf kalau kurang puas sama tulisan atau jalan ceritanya, karena ini pure dibuat pas lagi iseng isengnya :")

- aldeabaran.

Touch My Body - SeokSoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang