At Namyangju-ssi.

1.3K 155 25
                                    

Setelah puas dengan tangisannya, Soonyoung dan Seokmin segera pergi ke Namyangju, kampung halaman Soonyoung.

Mata Soonyoung terlihat sembab dan memerah karena menangis terlalu lama tadi, ia sedang melihat keluar jendela memikirkan kondisi Appanya. Namun pikirannya sekilas tertuju kepada sosok yang berada di sebelahnya, yaitu Seokmin. Ia teringat bagaimana Seokmin memperlakukannya dengan lembut tadi, menenangkannya ketika ia menangis tersedu sedu. Ia jadi sedikit yakin bahwa Seokmin bukan orang jahat, namun kenapa Seokmin mau membantu Soonyoung? Soonyoung semakin bingung memikirkan itu, namun jauh dalam lubuk hatinya ia senang diperlakukan seperti itu oleh Seokmin.

"Sampai kapan mau menatap jendela terus? Padahal ada orang di sebelah sini" Seokmin berusaha mencairkan suasana, agar Soonyoung tidak terlalu sedih.

"Jadi kau mau aku tatap juga Seokmin-ssi?" Soonyoung menolehkan kepalanya untuk melihat pria berhidung bangir itu.

"Hey tidak sopan, aku ini lebih tua tau" Seokmin sedikit terkekeh melihat ekspresi bingung Soonyoung.

"Benarkah? Memangnya kau umur berapa?"

"Hmm, 27 tahun. Apakah aku masih terlihat seperti anak usia 20 tahunan yang seumuran denganmu?" Seokmin sedikit menoleh untuk melihat wajah Soonyoung.

Soonyoung menggelengkan kepalanya, dan masih mempertahankan ekspresi bingungnya.

"Lalu aku harus memanggilmu apa?"

"Hahaha aku bercanda Soonyoung, kamu bisa memanggilku apa saja. Tetapi aku menolak untuk dipanggil hyung"

Seokmin kembali fokus menyetir, butuh waktu 2 jam untuk sampai ke namyangju. Namun selama Soonyoung ada di sebelahnya waktu terasa begitu cepat.

Akhirnya, mereka sampai di Namyangju tepat di depan rumah sakit tempat Appa Soonyoung di rawat. Seokmin membangunkan Soonyoung yang sedari tadi tertidur pulas.

"Youngie, ayo bangun. Sudah sampai"

Seokmin menepuk pelan pipi Soonyoung, hingga sang empunya menggeliat karena terbangun dari tidurnya.

"Eoh? Sudah sampai?" Soonyoung mengucek kedua mata sipitnya agar lebih sadar.

"Sudah, ayo turun Appa mu pasti menunggu"

"Tunggu, kau bisa tunggu disini saja? Karena aku bingung harus menjelaskan apa kepada orang tuaku kalau mereka bertanya tentangmu"

Seokmin mengiyakan perintah Soonyoung, karena Seokmin sendiri juga bingung harus menjelaskan apa kepada orang tua Soonyoung. Tidak mungkin kan kalau dia bilang yang sebenarnya.

"Soonyoung, kau lupa sesuatu. Aku akan masuk sampai ke bagian administrasi saja untuk mengurus pembayaran rumah sakit Appa mu"

Soonyoung menganggukkan kepala dan segera meninggalkan Seokmin. Berjalan terburu buru karena mengkhawatirkan kondisi Appanya.

"Eomma, bagaimana kondisi Appa?"

Soonyoung melemas melihat sang Appa terbaring lemah di tempat tidur, jika dia bisa memindahkan penyakit Appanya akan dia pindahkan penyakit itu ke tubuhnya sendiri.

"Appamu sudah melewati masa kritisnya Youngie. Kau tidak perlu terlalu khawatir, sekarang Appa sedang tertidur. Oh iya, bagaimana dengan biaya rumah sakitnya?"

"Sudah kubayar semua eomma, eomma tidak perlu khawatirkan itu"

Soonyoung memeluk eommanya, merasa nyaman sekaligus merasa bersalah karena caranya mendapatkan uang bukan dari hasil kerja kerasnya sendiri.

"Eomma, aku tidak bisa berlama lama disini. Titipkan salamku pada Appa ya? Dan jangan lupa segera hubungi aku jika terjadi sesuatu"

"Baiklah Youngie, kau jaga dirimu baik baik ya, Eomma dan Appa menyayangimu"

"Aku juga menyayangi kalian lebih dari apapun"

Setelah berpamitan kepada Eommanya Soonyoung segera berjalan menuju mobil Seokmin. Soonyoung pikir dia mulai hafal mobilnya Seokmin, padahal baru dua kali melihat mobil itu.

Soonyoung segera masuk ke dalam mobil Seokmin dan disambut dengan senyuman oleh Seokmin. Sebelum melanjutkan perjalanan untuk pulang, Seokmin menawarkan Soonyoung untuk makan terlebih dahulu. Hari sudah siang tetapi Soonyoung belum juga sarapan. Maka dari itu Seokmin berinisiatif mengajak Soonyoung untuk mengisi energinya terlebih dahulu.

Dan mereka berhenti di sebuah tempat makan, Soonyoung bilang ia ingin makan sushi maka dengan susah payah akhirnya mereka mencari sebuah restaurant sushi disini.

"Seokmin, kau suka sushi kan?" Soonyoung berbicara sambil membolak balikan buku menu.

"Suka, tapi tidak terlalu" Seokmin sibuk memainkan ponselnya untuk bertukar pesan dengan bawahannya di kantor. Seokmin sibuk sendiri, karena ia meninggalkan pekerjaannya hari ini demi menemani Soonyoung, tetapi siapa juga yang bisa protes? Seokmin seorang CEO di kantornya.

Hayoloh Soonyoung mainnya sama CEO 😂😂😂
Yang udah sempetin baca ff ini jangan lupa vote + commentnya ya biar aku lebih semangat nulisnya ><
Makasih semuanyaa, oh iya mau kasih bonus pict biar tambah semangat kaliannya!

Hayoloh Soonyoung mainnya sama CEO 😂😂😂Yang udah sempetin baca ff ini jangan lupa vote + commentnya ya biar aku lebih semangat nulisnya ><Makasih semuanyaa, oh iya mau kasih bonus pict biar tambah semangat kaliannya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


- aldeabaran.

Touch My Body - SeokSoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang