Soonyoung's Decision.

1.4K 164 40
                                    

"Kwon Soonyoung, disini" seorang pria membuka jendela mobilnya dan melambaikan tangan ke arah Soonyoung.

"Ah iya tuan" Soonyoung melangkahkan kakinya perlahan, sebenarnya ia sangat takut dan canggung berhadapan dengan pria ini.

"Jangan panggil aku tuan, cukup panggil Seokmin saja" Soonyoung menganggukan kepalanya sambil memasang seatbelt.

"Jadi apa yang mau anda sampaikan tuan? Maaf maksud saya Seokmin."

"Kau belum makan kan? Bagaimana kalau kita makan malam dulu baru berbicara?"

"Tidak perlu, ini sudah terlalu larut. Saya tidak nyaman kalau pulang terlalu larut."

Seokmin mengetuk ngetukan jarinya ke kemudi mobil sambil memperhatikan Soonyoung.

"Kau sedang butuh banyak uang kan? Aku bisa membantumu untuk keluar dari masalahmu, Kwon Soonyoung"

Soonyoung membulatkan matanya, sungguh ia tampak bingung bagaimana bisa orang asing seperti Seokmin tahu beban hidup dan masalahnya sendiri.

"B-bagaimana anda tahu?" Soonyoung tergagap, dia sangat takut saat ini.

"Ssstt jangan takut, aku bukan orang jahat. Kita hanya perlu bersimbiosis mutualisme, kau mengerti kan?"

Seokmin tersenyum simpul, membuat Soonyoung semakin merasa ketakutan.

"Lalu apa yang bisa saya lakukan untuk itu?" Soonyoung memberanikan diri menatap mata Seokmin, ia tidak ingin terlihat ketakutan lagi.

"Berhenti bekerja dan layani semua kebutuhanku" Seokmin melontarkan jawaban telaknya.

"Akan saya pikirkan terlebih dahulu, terima kasih atas tawarannya."

Soonyoung berbicara dengan nada dingin, sungguh ia sangat bingung dengan tawaran Seokmin namun ia juga tidak bisa mengandalkan penghasilannya sebagai barista di cafe. Belum lagi kondisi Appa Soonyoung yang mulai sakit-sakitan, Soonyoung harus menyediakan uang banyak jikalau tiba tiba sakit Appanya kambuh.

"Berhenti bekerja dan layani semua kebutuhanku"

Kata kata Seokmin selalu terngiang ngiang di kepala Soonyoung, belum lagi situasi canggung selama perjalanan ke rumah Soonyoung tadi. Malam ini Soonyoung benar benar tidak bisa tidur dengan nyenyak padahal ini sudah dini hari.

"Terima... tidak... terima... tidak... terima..."

Soonyoung menghitung jawaban menggunakan kelima jarinya, karena lelah akhirnya Soonyoung tertidur.

Belum lama tertidur, ponsel Soonyoung bergetar membuat sang empunya terbangun dari tidur nyenyaknya.

"Ada apa Appa menelepon pagi buta begini" Soonyoung bergumam sembari melihat nama yang tercantum dilayar ponselnya.

"Hallo Appa?"

"Eomma, ada apa? Kenapa eomma menangis?"

"Apa?! Appa masuk rumah sakit?"

"Eomma, bagaimana keadaan Appa sekarang?"

"Baiklah, aku akan segera kesana dan membawa sejumlah uang untuk biaya rumah sakit Appa."

Sambungan telepon segera terputus diikuti dengan tangisan Soonyoung, ia mengacak rambutnya frustasi merasa sangat berat cobaan yang Tuhan berikan kepadanya. Ia hanya seorang barista yang berpenghasilan rendah dan harus menanggung beban seberat ini. Soonyoung menangis sejadi jadinya di lantai rumahnya, menangisi nasib hidupnya yang sangat mengenaskan ini.

"Tuhan, mengapa Kau memberi cobaan seberat ini?"

"Aku sungguh tidak kuat menanggungnya"

Saat tengah menangisi nasibnya, tiba tiba Soonyoung terpikirkan tawaran Seokmin. Ini semua demi orang tuanya, demi kelangsungan hidup orang tuanya Soonyoung rela melakukan apapun.

"Semoga ini bukan keputusan yang salah"

Baru saja mau melangkahkan kaki keluar rumah, Soonyoung melihat ada mobil terparkir di depan rumahnya dan ia merasa seperti tidak asing dengan mobil itu.

"Good morning, Kwon Soonyoung-ssi." Seokmin muncul dari seberang gebrang tempat Soonyoung berdiri.

"Seokmin-ssi? Kenapa anda ada disini pagi pagi?" Soonyoung mengerutkan kedua alisnya setelah melihat Seokmin.

"Aku ingin menagih jawabanmu, jadi bagaimana?" Seokmin berjalan mendekati Soonyoung.

"B-baiklah, saya terima tawaran anda Seokmin-ssi" Soonyoung tercicit suaranya nyaris tidak terdengar.

Seokmin tersenyum menyeringai mendengar jawaban Soonyoung, ia merasa menang karena bisa memiliki anak ini.

"Setelah ini akan aku beri tahu perjanjiannya dan tolong jangan menggunakan bahasa formal"

Soonyoung menganggukan kepalanya, dan mulai teringat sesuatu saat ini ia membutuhkan bantuan Seokmin.

"Seokmin, boleh aku minta bantuan?" Soonyoung meremas ujung jaketnya, ia merasa sangat canggung untuk meminta tolong kepada Seokmin.

"Katakan kau butuh apa?" Seokmin berbicara dengan nada yang sangat lembut, seperti tahu bahwa laki laki di hadapannya ini sedang dilanda rasa gelisah.

"Appaku hari ini masuk rumah sakit dan butuh banyak biaya..." Soonyoung menundukkan kepalanya dan mulai menangis.

Mendengar jawaban Soonyoung, Seokmin segera menarik tubuh Soonyoung dan menenggelamkannya di dada bidangnya.

"Jangan menangis, semua akan baik baik saja. Aku akan menolongmu"

Soonyoung tidak membalas pelukan Seokmin, ia malah menangis sejadi jadinya hingga kemeja yang Seokmin kenakan mulai basah.





Hehehehehe selamat menikmati ya, saya usahakan bakal update cepat ffnya semoga ngga buntu deh :")

Anway, makasih banget ya karena kalian udah mampir di lapak aku :")

Salam cinta dari seoksoon he he he

- aldeabaran.

Touch My Body - SeokSoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang