Bab 5

154 34 1
                                    

Memang tidak diragukan jika Aiko bisa membawa mobil. Permasalahannya adalah, Aiko tidak tahu jalan.

Alex sedikit kesal saat tahu bahwa Aiko adalah anak daerah yang baru datang ke Jakarta. Dan kekesalannya bertambah setelah keputusannya menerima Aiko dan langsung memperkerjakannya hari itu juga.

"Ini beneran lo gak tau jalan Jakarta? " tanya Alex sekali lagi.

Aiko meringis, matanya menyipit dengan wajah merasa tidak enak.
Alex tahu maksud jawaban itu. Alex menarik napasnya dalam.

"Ckk,,, " Alex berdecak lalu menggeleng.
"Oke, khusus hari ini gue jadi penunjuk jalan buat lo. " putus Alex. Meski agak terpaksa, Alex memilih sabar.

"Sekarang kita pulang ke rumah. Gue mau jenguk adek gue. " titah Alex.

Aiko mengangguk paham.
Deg deg-an rasanya melihat mata tajam itu mengarah padanya.

Di jalan, Aiko membagi fokusnya pada tiga hal. Satu, pada jalan. Dua, pada apa yang diucapkan bos barunya, dan ketiga, pada wajah yang sebelumnya ditutupi masker dan topi yang kini sudah ditanggalkan menampilkan wajah tampan artis yang memang terkenal  cool .
Alex Peter.
Sungguh kejutan bertubi.
Aiko menjadi sopir seorang artis.

Setelah sampai di sebuah rumah besar berdominasi cat putih, pintu pagar yang menjulang tinggi itu terbuka lebar .
I
Aiko kembali menginjak gas pelan untuk parkir.
Luar biasa. Itu kesan pertama yang ada di benak Aiko.
Suasana  rumah Alex mengingatkannya di kampung. Bukan bangunannya, tapi keasrian yang benar-benar jauh berbeda dari tempat sebelumnya . Di sini bunga-bunga tertata di tempat yang pas untuk dipandang. Indah sekali. Belum lagi tanaman hias yang sebenarnya Aiko tidak tahu namanya apa saja.

Seorang lelaki yang sebelumnya membukakan gerbang, tersenyum ke arah Alex dan Aiko ramah setelah keduanya turun dari mobil.

"Pak, Ally ada di rumah? " tanya Alex .

"Ada , Den. Non Alison tiba-tiba ndak jadi berangkat sekolah, katanya ndak enak badan. " jawab pria paruh baya yang rambutnya dipenuhi uban dengan logat medok khasnya.

"Oh,ya sudah saya masuk dulu. " pamit Alex.
"Iya, Den. "

"Ally,, " panggil Alex setelah masuk.
Terdengar suara sandal beradu lantai mendekati Alex.

"Alex,,,, " seorang perempuan yang baru saja keluar dari kamar mencuri perhatian Aiko karena langsung memeluk Alex dengan manja.

"Hei, " sapa Alex membalas pelukan Ally.
"Kenapa gak sekolah? " tanya Alex.
Ally menggeleng dalam pelukan.

"Let's tell me. " pinta Alex.

Ally melepas pelukannya, "gak ada apa-apa, Alex. "

"Come on, Ally. Why? Pasti ada sesuatu. " tanya Alex lagi.

"Gak ada. I just miss you so much . " perempuan itu kembali memeluk Alex, kini lebih erat.

"Oh,, okay" Alex mengalah. Mungkin Ally butuh waktu.

Tak lama, Ally melepas pelukannya.
"Wait, who is he? " tunjuk Ally pada Iko yang betah berdiri di belakang Alex. Tanpa menoleh ke belakang, Alex menjawab.
"Oh. He is my new driver. "

"What? " kaget Ally.
"Where is Angga? "

"He was fired."

"Why? " tanya Ally kaget. Alex menarik napasnya,
"Dia penyebab foto aku sama Lisa tersebar. You know, it's just because 'money'. "

Am I Normal?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang