Chapter 1

2K 355 18
                                    

Pada waktu yang lalu.

Sinar keemasan dari sang raja siang mulai terlihat. Hawa sejuk nan damai menyelimuti pagi yang cerah ini. Indah memang, namun bagi Soonyoung keindahan dunia sudah tak ada lagi artinya setelah seluruh orang yang ia sayangi tak ada lagi di dunianya. Pria itu terbangun dengan perawakan yang benar-benar kacau. Rambutnya yang sedikit lebih panjang itu terlihat berantakan. Rambut-rambut halus mulai tumbuh di wajahnya. Pakaian tak rapi dan jangan lupakan aroma alkohol yang begitu menyeruak. Lagi. Ia tertidur di mobil setelah melakukan balapan liar.

Ia melihat ke arah botol alkohol yang masih tersisa setengah lagi. Lelaki itu meraih botol tersebut lalu menegaknya. Bahkan sekarang ia sudah keluar dari mobilnya dan berjalan lunglai ke arah sebuah gedung tua yang tak berpenghuni. Seraya menaiki tangga untuk menuju ke lantai paling atas, memori-memori tentang orang tuanya dan Wonwoo kembali terputar. Disaat itu pula, dikala rasa sakit itu hinggap kembali, ia segera menegak alkohol yang ada di tangannya.

"Tidak adil," katanya. "Tuhan tidak pernah adil padaku." Botol yang berada di genggamannya lepas dan pecah, lantas menggelinding ke bawah. Langkah kakinya telah membawa pria tersebut ke lantai paling tinggi dari gedung tersebut.

Di balik indahnya kota Seoul pagi itu, tersimpan sebuah mimpi buruk bagi Soonyoung. Dunianya sudah tak lagi indah. Gelap. Mimpi-mimpi yang pernah ia panjatkan perlahan mulai pudar dan hilang. Ia tak memiliki mimpi, tak memiliki tujuan untuk hidup.

Pria itu menarik napasnya dan menghembuskannya begitu kuat. "Mungkin ini adalah hari terakhir di mana aku dapat mencium udara segar," katanya seraya tersenyum miris. "Aku tidak sabar untuk bertemu eomma, appa, dan juga Wonwoo," sambungnya seraya menaiki tembok pembatas.

Lelaki itu menatap ke bawah. Ia memang tega untuk menjadikan kota yang indah ini menjadi saksi bisu kematiannya. Senyum terpatri di bibirnya lengkap dengan air mata yang mulai menetes. "Aku akan menyusul, tunggu aku."

Soonyoung menutup matanya dan merentangkan tanganya. Menghirup udara sebanyak yang ia bisa sebelum akhirnya dilepaskan kembali. Dirasa tubuhnya sudah  hampir melayang, kaos hitam yang ia kenakan ditarik dengan begitu kuat dari belakang hingga ia terjatuh menimpa orang itu.

Apa aku sudah mati? Apa aku sudah di surga? batin Soonyoung. Belum sempat ia dapat jawaban dari pertanyaan itu, seseorang mendorongnya hingga ia kembali terjatuh untuk yang kedua kalinya. Penasaran, ia pun membuka matanya. Ia masih di tempat yang sama dengan keadaan baik-baik saja. Ia masih hidup. Hanya saja, sekarang sudah ada seseorang dengan sorot mata yang penuh dengan amarah di hadapannya. Lelaki yang Soonyoung tidak tahu siapa namanya. Lelaki bertubuh mungil dengan kulit seputih salju. Tangan lelaki itu mengepal, kentara sekali ia sedang menahan emosi.

"Siapa kau?" tanya Soonyoung dengan alis yang mengerut.

Lelaki yang belum sempat menjawab pertanyaannya itu menampar keras pipi Soonyoung hingga ujung bibirnya mengeluarkan darah. Tak sampai disitu, lelaki misterius itu pula menarik pakaian Soonyoung dengan kedua tangannya. "Berdiri kau," tegasnya.

"Apa kau gila?!" geram lelaki yang belum ia ketahui namanya. "Jika kau ingin bunuh diri, cari tempat lain. Jangan di sini!" sambungnya dengan nada menyentak.

"Apa urusanmu? Apa hakmu melarangku mati, huh?!" pekik Soonyoung tak mau kalah.

Lelaki misterius itu menunjuk dada Soonyoung dengan jarinya. "Tubuhmu itu akan mengeluarkan darah dan darahnya akan mengotori jalanan di depan kafe milikku!" balasnya. "Banyak orang-orang di luar sana yang telah meninggal ingin hidup kembali karena memiliki banyak kesalahan dan ingin memperbaiki hidup. Sedangkan, kau malah menyia-nyiakan hidupmu. Banyak orang yang telah meninggal ingin kembali menghirup sejuknya dan indahnya dunia. Hanya orang bodoh yang mau mati di hari yang indah ini. Dan kau adalah orang bodoh," sindir lekaki itu.

"Carilah tempat yang sekiranya tubuhmu itu tidak akan ditemukan. Jurang terjal yang di bawahnya terdapat sungai dalam misalnya. Kematianmu tidak akan menjadi topik pembicaraan jika tubuhmu tidak diketahui. Lagipula.." ucapnya menggantung, "Kau ingin berhadapan dengan Tuhan dengan penampilan buruk ini? Kau tidak malu? Lihatlah, bahkan badanmu bau alkohol. Pakaianmu juga, penampilanmu juga. Bahkan orang-orang pun akan mengira kau orang gila yang tak sengaja jatuh dari gedung atau preman yang mabuk tak sengaja jatuh dari gedung," katanya lagi seraya mengeluarkan sapu tangan untuk membersihkan luka berdarah yang ia sebabkan di sudut bibir Soonyoung.

Soonyoung sama sekali tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun mendengar seluruh ucapan lelaki misterius tersebut. Sampai ia tersadar kalau tangannya digenggam oleh lelaki tersebut. Sebuah sapu tangan sudah berada di telapak tangan Soonyoung.

"Bersihkan lukamu. Ingat kalau mau bunuh diri, rapikan penampilanmu dan cari tempat yang jauh, jangan di depan kafe milikku!"

Lelaki itu pun pergi tanpa Soonyoung tak sempat bertanya kembali siapa gerangan. Seluruh kata-kata yang ia ucapkan dapat mengetuk hati Soonyoung. Segera ia menjatuhkan pandangannya pada tubuhnya. Lelaki itu benar, ia seperti preman. Orang-orang akan mengiranya sebagai preman yang tak sengaja jatuh dari atas gedung karena mabuk. Tampilannya bukan seperti seseorang yang mengalami sebuah ketidakadilan yang semesta buat.

Soonyoung melihat ke arah sapu tangan yang sempat lelaki misterius itu berikan. Sapu tangan berwarna biru tua yang lengkap dengan sebuah ukiran nama di bagian ujungnya.

Lee Jihoon.

Lelaki yang mampu mencegah Soonyoung bunuh diri. Lelaki yang kata-katanya berpikir kembali untuk terjun atau tidak. Dan pilihannya jatuh pada kata tidak. Ia harus memperbaiki penampilannya.

Lee Jihoon, siapa kau?

catetan: Aku kasih keterangan pada waktu yang lalu itu karena ini alurnya mundur ya gengs..

Dan saya sampai saat ini masih kepikiran terus oknum Lee Jihoon nih, duh.
Senyumnya manis banget sial😭

Sudah ah, sekian dan terima kasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah ah, sekian dan terima kasih.

Jangan lupa tinggalkan jejak

ESPOIR | SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang