Prolog

79 13 3
                                    

Matahari yang mulai menembus jendela kamar ku, aku pun mulai membuka mata dan bangun. Hari ini mungkin hari yang di takuti banyak murid, karena hari ini adalah hari pertamaku menjadi siswa di SMA GEMILANG.

Banyak orang bilang,sekolah tersebut merupakan sekolah impian dari para murid yang ingin sekolah di situ. Aku sangat bersyukur karena bisa masuk ke sekolah itu walau dulu waktu pendaftaran, aku di urutan ke 67 dari 256 siswa.

Hari ini hari pertama MOS. Jadi aku bangun pagi-pagi sekali karena untuk menyiapkan barang-barang yang akan di bawa ke sekolah.

"Kopi kapal titanic, Permen muach,dan juga brokoli" Ucapku sambil mengabsen isi tas yang akan ku bawa hari ini.

"SALWA, AYO SARAPAN" yup benar, namaku salwa tepatnya salwa pricillia. Semua keluarga maupun teman-teman ku memanggil ku dengan salwa.

"IYAAAA BENTAR MAH" jawabku teriak.

Aku pun akhirnya menuju ke ruang makan, ternyata disitu sudah ada mamah,papah, dan kakak ku.

"Pagi mah,pah" sapaku.

"Pagi juga sayang" jawab papah.

"Kenapa lo cuman nyapa mamah sama papah, lo kira gue disini cuman pajangan apa?!" Komen Ka fikri.

"Maaf kali ka, kan gue gak liat ada kakak di situ" bales gue seraya duduk di kursi.

"Udah dong, masa pagi-pagi udah ribut aja" Mamah yang baru datang sambil membawa nasi goreng pun ikut bicara.

"Tau nih mah, kak fikri dulu sih"

"Kok gue sih"

"Udah udah, nih makan nasi gorengnya" ucap mamah sambil menyodorkan 1 piring nasi goreng buatannya.

"Makasih mah" ucap gue.

Gue pun langsung makan nasi goreng ini. Gak berapa lama kemudian mamah memulai percakapan di antara kami.

"Fik, nanti kamu anter salwa ke sekolahnya yah" ucap mamah.

"Gak ah mah, kan fikri juga mau sekolah,  lagian juga arah sekolah fikri sama salwa beda jauh, nanti kalau fikri telat gimana?" Tolak kak fikri.

"Ya biasa aja dong, gak usah nge gas bisa gak?" Ucap gue di sela sela makan.

"Ya udah, nanti papah yang nganter salwa aja" papag pun akhirnya angkat bicara.

"Sekarang aja yuk pah, ini kan udah jam 06.37, ntar salwa telat kan bisa bahaya" gue pun berdiri sambil siap siap berangkat.

"Ya udah kamu ke mobil dulu nanti papah nyusul" kata papah.

"Fikri juga berangkat dulu pah,mah. Assalamualaikum" ucap kak fikri sambil salim ke mamah papah.

"Waalaikumsalam,hati hati di jalan" ucap mamah.

"Belajar yang bener" sambung papah.

"Iya pah" jawab kak fikri.

Gue sama kak fikri pun berjalan ke garasi. Kak fikri yang sedang mengeluarkan motor dari dalem garasi sedangkan gue udah di dalem mobil sambil nungguin papah keluar.

Tok tok tok

Tiba tiba kak fikri ngetok ngetok jendela mobil dan gue pun membukanya, ternyata dia cuman ngasih anggukan ke gue dan gue pun cuma meng-iya kan.

Setelah keberangkatan kak fikri beberapa lama kemudian papah pun dateng.

"Maaf papah lama" ucap papah gue.

"Iyah gapapa pah" bales gue.

Gue sama papah pun akhirnya berangkat ke sekolah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Belajar yang bener" kata papah sambil ngusap-ngusap rambut gue.

"Iya papah, ya udah sekarang salwa masuk dulu. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Setelah kepergian papah, gue pun masuk ke gerbang dan mulai mencari ruangan 10 MIPA-2.

Kemarin waktu pendaftaran sih udah tau kelasnya dimana, tapi kayaknya gue lupa lagi deh - ucap gue dalem hati.

Mungkin gue udah muterin sekolah ini 3menitan kali, sekolah ini benar benar besar sampe gue bingung.

Gue pun ber inisiatif nanya ke kakak kelas yang sedang duduk di salah satu bangku.

"Misi kak aku mau tanya, kelas 10 MIPA-2 dimana ya?" Tanya gue ke kakel itu.

"Lo siswa baru ya?" Tanya kakel itu.

"Kenapa kakak malah nanya balik? Seharusnya kan kakak cuman nunjukin jalan nya aja" jawab gue.

"Gila nih cewe, baru masuk aja udah bikin emosi gue naik" kakel itu pun berdiri sambil mengambil ancang ancang untuk melakukan sesuatu ke gue.

"Kalau kakak gak tau ruangannya, aku akan cari sendiri. Makasih tadi jawabanya" ucap gue sambil pergi meninggalkan kakel itu sendirian.

"Heh tunggu, lo kok gak sopan banget sama gue? Gue itu kakak kelas lo ya, jadi lo gak boleh seenaknya kaya gitu sama gue" ucap kakel itu sambil menahan tangan gue.

"Maaf ka, tapi saya gak ada urusan sama kakak lagi" gue ngelepas pegangannya dan pergi.

"Tunggu, gue bilang tunggu. Gue gak suka ya ada adkel macem lo yang sekolahnya disini" untuk yang ke dua kalinya kakel itu nahan tangan gue.

"Maaf kak, tapi saya sudah telat. Jadi saya harus pergi" tangan gue gak bisa di lepasin karena kakel itu nahan tangan kencang banget.

"Lo mau telat kek mau gak telat kek, itu bukan urusan gue. Bisa gak sekarang lo minta Maaf sama gue"

"Buat apa saya minta maaf ke kakak? Kan saya gak salah"

"Bener bener nih anak" kakel itu mau nampar gue dan gue pun otomatis mejamin matanya.

"Juna, lo mau ngapain?" Tiba tiba ada suara dan tangan yang nahan tamparan itu.

Ohh, Namanya Juna -kata gue dalem hati.

"Lo apa apaan sih, nganggu gue aja" kata kak juna.

"Lo yang apa apaan, lo gak mikir apa, dia ini cewe kenapa malah lo kasarin? Dan juga, kenapa lo disini, bukannya lo harusnya ada di kelas" Gue pun cuman bisa mandang mereka berdua yang lagi ribut.

"Jangan mentang mentang lo ketua osis disini dan seenaknya lo ngatur gue"
"Gue pergi" sambung kak juna.

Setelah kepergian kak juna, sekarang tinggal gue sama kakel ini.

"Anak itu"
"Kamu gapapa kan?" Tanya dia ke gue.

"A-a-a iya gue gapapa" jawab gue.

"Owh iya kenalin, gue Fahri"

"Salwa"

"Kamu kenapa belum masuk?"

"Aku gak tau kelasnya kak"

"Emangnya kamu dapat kelas berapa?"

"10 MIPA-2"

"Ya udah aku antar kamu, sekalian juga mau kesana"

"Ah iya, makasih ka"


#T W O B R O T H E R S

# T W O B R O T H E R STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang