7

19 3 1
                                    

===

"Kenapa Lo tadi pagi telat?" Tanya Silvia yang sedang meminum es teh nya.

Salwa menghentikan acara makannya dan menatap Silvia. "Cuman ada masalah kecil" katanya kembali memakan bakso yang ada di depannya.

"Bye the way, Kak Malik pulang ya?" Tanya Silvia.

"Iya,kemarin dia tiba-tiba muncul dari pintu kamar gue" jawab Salwa. "Sil, balik ke kelas yuk" ajak Salwa yang sudah menyelesaikan makannya.

"Kok buru-buru?" Bingung Silvia.

"Gapapa,gue cuman pengin di kelas aja soalnya"

"Ya udahlah yuk" Silvia pun meng-iyakan perkataan Salwa. Mereka bergegas agar cepat sampai ke kelasnya.

Disisi lain, ada seseorang yang daritadi mengawasi mereka dari jarak jauh. Salwa tahu itu siapa,makanya dia tidak mau terkena masalah lagi cuman gara-gara orang itu. Salwa takut kejadian 6 tahun yang lalu bakal terjadi lagi. Dan Salwa tidak mau akan hal itu.

==

"Berhubung ini adalah hari terakhir kalian mpls,kakak minta kalian kirim surat buat salah satu dari kita, didalamnya ditulis apa yang kalian ingin sampaikan ke kita-kita. Paham?" Kak Mutia memberi instruksi kepada semua murid yang ada di kelas ini.

"Paham kak" kata semua murid.

"Nanti kak Fahri bakal kasih kertas ke kalian masing-masing. Silahkan kak" katanya seraya memberi tanda ke Fahri agar kertas itu dibagikan ke semua murid.

Fahri pun mulai membagikan kertasnya, dia mulai menuju meja Salwa.

"Jangan lupa surat buat kakak" bisiknya ke salwa dan langsung melanjutkan jalannya ke meja-meja lain.

Salwa yang tau akan hal itu pun merasa terkejut. Dirinya mematung sempurna dengan memegang sebuah kertas berwarna biru laut yang telah di beri Fahri.

Apa aku harus menuliskan surat untuknya?. Pikir Salwa.

"Sal" panggil Silvia yang daritadi memperhatikan Salwa dari samping.

Salwa tidak mendengar panggilan oleh Silvia.

"Sal" panggilnya sekali lagi seraya menepuk pundak Salwa.

Salwa yang tadinya melamun pun langsung tergejolak kaget. "Eh iya ada apa" jawabnya yang langsung menghadap ke Silvia.

Silvia berdengus kesal. "Lo kenapa akhir-akhir ini banyak ngelamun sih? Baik-baik nanti kerasukan Lo"

"Apaan sih sil, gue cuman-" ucapan Salwa di potong oleh Silvia. "Cuman apa hah?"

"Owh ya sil, Lo bakal ngasih surat ke siapa?" Tanya Salwa mengalihkan pembicaraan.

"Gue? Ke kak Dimas dong" jawabnya dengan memasang wajah penuh harap.

"Owh" ucapnya dengan wajah lesu.

"Kalau Lo, ke siapa?" Tanyanya balik.

"Masih bingung" Salwa mengerucutkan bibir cerry nya. "Kenapa gak ke kak Fahri?" Usul Silvia membuat Salwa menyipitkan matanya.

"Kenapa ke kak Fahri?" Tanyanya.

"Ya kan Lo kelihatannya Deket banget sama kak Fahri" jawabnya.

"Gitu ya" pikirnya.

==

Suara gitar yang sedang dimainkan terdengar dari salah satu ruangan di sekolah ini. "Sampai kapan Lo bakal gini terus" pertayaan tersebut membuat alunan gitar itu berhenti bermain.

"Udah berapa kali gue bilang,kalau masuk itu ketuk pintu dulu" jawabnya sambil meletakkan gitar di tempatnya.

"Sorry lah Jun, lagian kenapa Lo gak ikut band sekolah sih?" Tanya Adit teman segengnya Juna sambil duduk di bangku depan Juna.

"Peliharaan Lo mana? Tumben gak ngikut?" Tanya Juna melihat kanan-kiri temannya itu.

"Peliharaan? Perasaan gue gak pelihara apa-apa deh" bingung nya.

"Agatha" jawabnya singkat.

"Bangsat Lo Jun,Agatha pacar gue sat" protes Adit ketika Juna meledek Agata.

"Canda elah" Juna menepuk dada Adit setelah itu lanjut dengan mengambil gitar acoustic yang ada disitu.

"Ada apa Lo nyari pacar gue? apa jangan-jangan Lo mau nikung gue ya?  Wahhhhhh,gak bisa gitu-"

"Gak doyan gue sama yang rata" potongnya. "Hari ini gue cuman mau ijin 'nyebat' dulu di belakang,jadi gue minta bantuan pacar Lo buat ijinin gue" lanjut Juna yang mulai memainkan gitarnya.

Alunan gitar bernada 'cinta luar biasa' sedang di mainkan oleh Juna. "Tobat lah Jun,nyebat mulu kerjaan Lo" ledek Adit.

"Besok" ucap Juna yang masih fokus dengan gitarnya.

"Adit......" Tiba-tiba ada suara dari luar yang memanggil Adit. "Peliharaan Lo tuh" sambar Juna. "Pacar gue goblok" protes Adit. "Pacar Lo emang goblok" tambahnya. "Asu Lo Jun" jawaban Adit membuat Juna cekikikan sendiri.

"Adit..." Panggilnya sekali lagi.

"Kenapa nyari aku?" Jawab Adit yang mendekati Agatha. "Aku kangen sama kamu" bibir Agatha mengurucut sambil memeluk tangan Adit yang membuat Juna bergedik jijik.

"Ta" panggil Juna membuat Agatha langsung menatapnya. "Kenapa?" Jawabnya.

"Bilangin sama sekertaris,hari ini gue ijin sampe jam terakhir" ucap Juna.

"Mau ngapain emang?" Keponya.

"Adit bilang dia mau selingkuh dari Lo,jadi gue berniat nyariin dia cewe habis ini" ucapan Juna membuat Adit langsung kaget. "Apaan sih Lo Jun" protes Adit dan langsung mendapat tatapan tajam oleh sang pacar.

"Nggak kok yang, Juna bohong, iya kan Jun?" Tanya Juna agar memastikan omongannya tadi.

"Gue bener kok" Juna membenarkan ucapannya sendiri.

Dilihatnya Agatha langsung melepaskan pelukannya dan langsung pergi meninggalkan Adit.

"Ta, Agatha" panggil Adit berharap pacarnya menoleh. "Bangsat banget Lo Jun,awas aja kalo gue nyampe putus sama Agatha, gak napas lagi lo" emosi Adit dan langsung mengejar Agatha yang tak jauh darinya.

Juna pun hanya terkekeh dibuatnya.

==

"Sal, surat yang dibacain kak Tiara itu beneran punya Lo buat kak Fahri?" Tanya Silvia sambil mengubah posisi duduknya agar menghadap ke Salwa.

Flashback on

Sekarang kak Tiara sudah mengumpulkan semua surat,dan dia akan mulai membacanya satu persatu.

Kak Tiara membuka surat pertama "To.kak fahri, from. S, makasih buat tadi pagi kak,semoga kita bisa lebih Deket lagi><" isi surat tersebut membuat Fahri langsung melirik ke Salwa sambil tersenyum. Salwa yang melihatnya pun hanya menatapnya bingung.

"Cie kak Fahri, ada yang suka tuh" kata kak Tiara. "Banyak kali Ra" tambah Dimas.

Flashback off

"Gue gak jadi ngasih ke kak Fahri,gue ngasihnya ke kak Tiara jadinya" jawabnya.

"Hah kok bisa sih?inisial surat itu kan S, kalau bukan gue sama Lo,siapa lagi dong? Apa jangan-jangan di kelas ini ada yang suka sama kak Fahri selain Lo?" Tebak Silvia.

"Sil,sil, kak Fahri itu ketua osis,ganteng,baik,tinggi, mana ada sih cewek yang gak suka sama dia" ucap Salwa.

"Emang Lo gak takut Kesaing apa?" Tanya Silvia. "Cowok di dunia ini banyak sil, gak cuman kak Fahri" Salwa membenarkan ucapan Silvia.

"Lagian ya, Lo itu beneran suka sama kak Fahri gak sih?" Bingung Silvia.

"Gue juga gak tau sil"

Hati gak bisa di tebak

TBC-!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

# T W O B R O T H E R STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang