The Girl Who Can't Be Moved | 1 - New Beginning

33 6 1
                                    

Hari ini Zendaya mendapatkan panggilan interview disalah satu perusahaan ternama & terbesar di negaranya. Ia melirik jam di tangannya memastikan dirinya tidak terlambat. Setelah memastikan dirinya masih mempunyai waktu 45 menit, Zendaya bergegas menuju resepsionis memberi tahu kalo dirinya salah satu peserta interview..

"Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?" Ucap sang resepsionis

"Pagi, saya mendapat panggilan interview dari perusahaan ini kemarin." seru Zendaya dengan sedikit gugup.

"Atas nama nona siapa ya?" Tanya sang resepsionis

"Zendaya Allison Natalegawa"

"Baik biar saya check sebentar ya mba.. Anda sudah di tunggu di lantai 15, setalah sama disana anda tinggal melapor di resepsionis lantai tersebut." Ucap resepsionis setelah mengecheck & memberitahukan tempat dimana Zendaya interview..

"Baik, terimakasih." Ucap Zendaya seraya tersenyum lalu menuju lift.

Hampir saja lift tertutup kalau saja dirinya tidak buru-buru berlari & dari dalam seseorang menahannya agar kembali terbuka.

"Terima kasih." Seru Zendaya seraya tersenyum kepada pria itu karena telah menahan lift agar terbuka kembali & memencet angka 15 sebagai lantai yang dituju olehnya.

Pria itu hanya tersenyum seraya menganggukan kepala nya sebagai jawabannya.

Tanpa Zendaya sadari seseorang itu tengah memperhatikannya dengan seksama, seolah-olah dia sedang menilai Zendaya.

Sesampainya di lantai yang dituju, Zendaya langsung mengambil form peserta interview di meja resepsionis di lantai tersebut. Ia pun mengambil tempat duduk yang masih kosong untuk dirinya mengisi data diri peserta interview.

Disela-sela ia mengisi datang seorang gadis yang ia perkirakan umurnya di bawah dia lalu mengambil posisi duduk disebelah Zendaya.

"Permisi, apa tempat ini ada orangnya?" Tanya gadis itu.

"Tidak ada, duduk saja disini." Ucap Zendaya

"Baiklah, terima kasih. Kenalin aku Anggun." Ucap Anggun seraya menyodorkannya tangannya ke arah Zendaya sambil tersenyum manis.

"Aku Zendaya, panggil Zen aja." Zendaya menyambut tangan Anggun seraya tersenyum manis..

"Oke Zen." Ucap Anggun seraya tersenyum manis.

Mereka pun berbincang-bincang, sampai pada akhirnya giliran mereka berdua di panggil ke ruang interview. Tanpa disangka kedua orang yang menginterview mereka ternyata langsung si pemilik perusahaan tersebut terlihat dari nametag yang tertera di meja kerja itu 'Nathan Hawkes - CEO'. Mereka pun di persilahkan duduk oleh sang CEO tersebut..

'Ramah' itulah kesannya yang Zen lihat dari CEO itu. Nathan pun melihat profil anggun terlebih dahulu lalu menginterview gadis itu dengan beberapa pertanyaan yang biasa ditanyakan saat sesi interview. Setelah selesai, gadis itu di persilahkan keluar ruangan. Kini tiba saatnya Zendaya, dia nampak terus meremas jarinya hingga memerah saking dia gugup karena ia kini hanya berdua saja dengan sang CEO.

Nathan pun melihat profile Zendaya dengan seksama.
"Zendaya Allison Natalegawa, nama yang indah dan menarik sesuai dengan orangnya" batin Nathan diiringi seringai yang disadari oleh Zendaya.

Zendaya yang menyadari calon boss nya itu tengah memperhatikan profile nya itu sambil menyeringai membuatnya semakin gelisah.

"Profile yang menarik nona Natalegawa, apa yang menyebabkan anda mengundurkan diri dari perusahaan sebelumnya? Padahal perusahan tempat anda bekerja dulu termasuk dalam kategori perusahaan terbesar. Apa anda mempunyai 'kasus' di perusahaan itu sehingga anda mengundurkan diri?" Ujar Nathan sambil mengangkat sebelah alisnya menunggu jawaban Zendaya

"Saya hanya ingin mencari suasana yang baru pak, saya telah mengabdi di sana selama 4 tahun dan saya tidak terlibat kasus apapun selama saya kerja di sana. Bukankah anda telah memeriksa profile saya, disitu juga saya lampirkan surat keterangan kerja saya. Berati bisa dianggap saya tidak memiliki kasus apapun disana." seru Zendaya dengan mantap mencoba menyembunyikan kegugupan nya..

"Nama belakang anda mirip dengan nama client saya, apa anda masih mempunyai hubungan keluarga dengan mereka?" tanya Nathan yang sedari tadi penasaran kenapa nama belakang nya sama dengan nama sahabat nya itu..

Disisi lain, ini yang membuat Zendaya makin gelisah. Setiap perusahaan pasti menanyai tentang nama belakangnya itu. Zendaya bisa saya mengatakan kalau dia adik dari Reyhan Ananda Natalegawa, tapi ia tidak pernah menginginkan nya karena ia menganggap sama aja ia mendapatkan semua berkat keluarga itu, terlebih lagi berkat kakak kesayangannya itu..

"Tidak pak, saya tidak mengenal yang bapak maksud. Mungkin hanya kebetulan saja nama belakang saya sama dengan client bapak yang bapak maksud tadi." ungkap Zendaya tergagap.

"Ya kamu benar. Mungkin hanya kebetulan saja nama belakang kalian sama. Baik nona Natalegawa saya akan pertimbang kan lagi profile anda, apa bila anda diterima bergabung di perusahaan saya pihak perusahaan akan segera menghubungi anda via telpon. Terima kasih." ucap Nathan tegas dan menyodorkan tangan untuk bersalaman.

"Baik pak, terimakasih." ucap Zendaya serasa tersenyum dan menjabat uluran tangan Nathan lalu pergi meninggalkan ruangan Nathan.

'Gemetar, lembut, hangat' itu yang Nathan rasakan saat ia dan Zendaya berjabat tangan. Dan senyum itu, senyum itu mampu menghangatkan hatinya.

Nathan pun terheran kenapa ia bisa merasakan hangat di hatinya hanya dengan melihat senyum itu, biasanya Nathan selalu biasa saja apabila ada karyawan ataupun wanita diluar yg mencoba tersenyum kearah nya.

Tapi mengapa kali ini ia merasakan sensasi berbeda di senyuman gadis itu, Nathan suka melihat senyum itu dan dia pun berharap ingin terus melihat senyum itu di wanita yang sama. 'Apakah ia jatuh cinta?' gumam Nathan dalam hati.

Zendaya meninggalkan ruangan Nathan. Sampai di luar Zendaya terheran 'kenapa Anggun belum pulang?' pikirnya.

"Anggun! Belom pulang? Nunggu siapa?" Tanya Zendaya

"Gimana hasilnya? Ditanya apaan aja, kok sampai lama gitu. Aku nungguin kamu, Zen." seru anggun penasaran.

"Oh gak ditanya apa apa kok, cuma di tanya sama kayak kamu aja. Tadi Pak Nathan ada telpon makanya diangkat dulu sama dia makanya jadi keliatan nya lama yaa."  seru Zendaya sambil tersenyum dan sedikit berbohong agar Anggun tidak tahu yang membuat lama tadi hanyalah perihal nama belakang nya itu.

"Ya sudah yuk kita pulang, kamu pulang sama siapa Nggun? Di jemput atau bawa kendaraan sendiri tadi berangkat nya? Rumah kamu daerah mana?" Tanya Zendaya seraya bangun dari duduk nya.

"Gak jauh dari Madison Square Park. Aku tadi di antar sama kakak ku. Ini aku lagi pesan taksi..." kata Anggun menutup tas nya dan bangun dari duduknya, dan berjalan kearah Zendaya.

"Ya sudah kalo gitu bareng sama aku aja, kebetulan kita searah kok." Seru Zendaya

Dibalik obrolan mereka ternyata Nathan mendengar percakapan mereka. Sambil menunggu lift terbuka Zendaya sempat menengok kearah tempat duduk yang tadi mereka duduki, dan sedikit terkejut melihat Nathan berdiri didepan meja resepsionis yang juga sedang melihat kearah nya. Zen pun tersenyum sopan ke arah Nathan dan dibales senyuman dan anggukan juga oleh Nathan. Lift pun terbuka Zendaya & Anggun pun memasuki lift tersebut..

"Mona! Tolong kamu panggil Nona Natalegawa dan juga nona Anggun besok lusa, mereka salah satu kandidat pilihan ku karena kinerja mereka yg baik. Saya sudah melihat profile mereka. Sisanya kamu bilang ke Lusi untuk menyeleksi nya lagi." Seru Nathan dengan Tegas.

"Baik pak, saya akan memberitahu Bu Lusi, dan menghubungi nona Natalegawa & nona Anggun besok lusa." seru Mona sekertaris Nathan.

Sepertinya pertimbangan Nathan sudah matap. Bahkan disaat terakhir sebelum gadis itu pergi Nathan kembali melihat senyum itu lagi. "Sepertinya aku benar-benar jatuh cinta, Melihat senyumnya saja membuat ku tenang, membuat ku ingin memilikinya. Dan hanya aku saja yang boleh mendapat kan senyum itu." gumam Nathan seraya tersenyum.

TBC | 12 Maret 2019

The Girl Who Can't Be MovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang