6. Petunjuk

12 3 0
                                    

Hari ini kami masih berencana untuk membaca diary Andini. Setelah apa yang kami baca kemarin, pikiran kami terbuka. Pasti banyak sekali hal yang harus kami tau tentang Andini.

"sampai dimana kita kemarin?" tanya Bima.

"tanggal 18 juli" jawabku sambil mencari halaman selanjutnya yang akan dibaca.

"disini tidak ada tanggal 19 sampai 25. Langsung ke halaman 26" ucapku bingung.

"baca saja" ujar Raffi.

26 juli

Aku tidak sempat menulis seminggu kemarin. Hahh... Kondisi ibu sangat mengkhawatirkan. Aku mendengar tadi kalau dia ingin menghabisi aku. Tidak heran juga karena memang jiwanya sakit. Aku ingin sekali menyembuhkannya. Tetapi, apa yang bisa aku lakukan untuknya? Kadang aku merasa sedih. Mengapa dia masih mau mengadopsiku walaupun dia tak mampu? Aku ingin meringankan bebannya tetapi, tidak sekarang. Semoga saja di lain hari aku bisa melakukannya.

"tunggu! Meringnakan beban maksudnya kematiannya itu?" tanya Fera.

"bisa jadi. Tapi, kita tidak tau kan dia meninggal atau tidak? Sesuai penglihatanmu dia hidup kan? Apa dia pergi ke tempat yang tidak kita ketahui?" ungkap Raffi.

Benar juga. Penglihatan Fera selalu benar terjadi. Kalau yang dilihatnya itu dia disiksa oleh ibunya dan menemui orang yang sakit...

" kalian masih belum sadar juga?" tanya Raffi sambil tersenyum khasnya.

" apa? " tanya kami serentak.

"dia disiksa oleh ibunya dan bertemu orang yang sakit. Kalau di diary ini disebutkan bahwa dia ingin meringankan beban, sudah pasti dia pergi ke suatu tempat. Dia juga tuliskan bahwa ibunya ingin menghabisinya, itu sangat terkait dengan penglihatan Fera kan? " terang Raffi.

"kan benar dugaanku. Tetapi, siapa orang sakit itu?" tanyaku.

"kurasa masih berkeluarga dengannya. Karena mereka tampak sangat dekat. Mungkin kakak atau adiknya" jawab Fera.

Semua ini masih saja seperti misteri. Kami menemukan sesuatu tapi rasanya seperti tidak mendapatkan petunjuk apapun.

27 juli

Akhirnya, aku menemukan satu petunjuk lagi untuk menepati janjiku kepada Novia. Hmm, kuncinya adalah Raffi. Pantas saja mereka memiliki ikatan batin yang kuat. Mereka ternyata saudara kandung. Raffi, walaupun dia dingin, tetapi aku tau dia selalu sedih kalau terjadi apa-apa dengan Novia. Aku senang mendapat informasi ini. Karena dengan begitu, Novia bisa menemukan keluarganya yang asli.

"apa ini?" tanyaku dengan mata yang membelalak karena terkejut.

"Novia?" tanya Raffi dengan ekspresi yang sama denganku.

"bagaimana bisa?" tanyaku lagi.

Kami hanya diam, tidak mengerti dengan keadaan. Bagaimana bisa aku bersaudara dengannya? Kalaupun benar aku memiliki orang tua yang sama dengan Raffi, sama sekali aku tidak mau menemuinya. Raffi terkena KDRT dan aku merasa pasti aku tidak akan diterima di keluarga itu mengingat aku adalah anak yang dibuang ke panti asuhan.

"kamu mau bertemu mereka?" tanya Raffi tiba-tiba yang membuatku tersentak.

"aku ragu. Aku tidak yakin akan diakui" jawabku.

28 juli

Aku sedih sekali. Kenapa aku harus berada di sini?! Aku bukannya tidak menghargai ibuku, tetapi aku selalu tersakiti oleh setiap tindakannya. Aku merasa ingin mati saja karena derita ini.

29 juli

Masih sama, tentang ibu. Kenapa tadi dia tiba-tiba baik padaku? Apa dia sedang teringat akan anak kandungnya? Atau karena sebab lain? Hah, aku harap dia selalu begitu untuk selamanya.

30 juli

Hari ini aku pergi bermain bersama sahabat-sahabatku. Mereka memang sahabat sejati. Kegiatan kami jadi menyenangkan, tidak seperti yang diceritakan oleh ibu. Dia menceritakan kalau teman-teman itu menyesatkan. Tapi bagiku mereka itu yang membenarkan jalanku. Aku bersyukur memiliku mereka.

31 juli

Entah kenapa aku ragu untuk keluar rumah hari ini. Dari lubang kunci, aku melihat ibu membawa pisau besar. Aku takut disini. Seandainya saja ada Novia, setidaknya aku akan berpura-pura kuat menghadapi ibu. Tetapi, kalau aku sendiri seperti ini sangat takut. Ya Tuhan, selamatkanlah aku.

Tamat. Buku hariannya hanya sampai akhir juli saja. Selanjutnya hanya halaman kosong. Lalu dimana letak petunjuk selanjutnya? Sungguh tidak menambah informasi.

***

Enam tahun sudah berlalu. Sekarang aku bekerja di sebuah redaksi perbukuan. Dan pastinya sekarang aku sudah mengenal Raffi lebih jauh sebagai seorang kakak bagiku. Dengan Fera dan Bima juga tidak lupa. Apalagi Andini. Walaupun sudah bertahun-tahun dia meninggalkan kami, kami tidak akan lupa. Dan masalah diary.... Sudah kami lupakan dan telah hanyut tertindas waktu. Kami sudah berusaha untuk ikhlas tanpa mencari-cari keanehan itu lagi.

We Are Together Forever [COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang