" Jika Putri Sedang Kesepian " oleh Ani Nuraeni Adi Putri - Part 2

133 11 4
                                    

"Kenapa kamu melakukan ini, Anjar?" Tanya Huma, pada saat ia sudah duduk berdua di teras belakang. Mungkin mereka tidak benar-benar berdua, karena disana pun ada Bi Darmi, Pak Budi juga beberapa pekerja lainnya yang berdiri diam dekat mereka berbincang.

"Teteh sudah peringati kamu sebelumnya, jangan berani-berani kamu berulah di rumah ini, apa lagi pada Non Diana." Ucap nya lagi, membuat suasana semakin hening dan memanas.

"Anjar tahu, Anjar salah Teh, maafkan Anjar." Jawab Anjar.

"Jika kamu terus-terusan akan seperti ini, lebih baik kamu pulang lagi ke kampung Jar." Cetus Huma dengan mimik wajah yang pasif.

"Maafkan Anjar teh, beri Anjar kesempatan sekali lagi." Ujar Anjar yang kemudian langsung berlutut di hadapan sang kakak. Huma sama sekali tidak bergeming, menyisakan orang-orang yang hanya bisa menonton mereka tanpa bisa menolong Anjar.

"Huma." Seketika terdengar suara Bi Darmi, ia angkat bicara karena merasa kasihan pada Anjar.

"Maafkan lah adik mu, dia mungkin benar sedang hilaf, jangan ikut keras kepala seperti putri kesepian itu, kasihan adik mu." Sambung Bi Darmi lagi sembari mendekati Huma. Tak lama dari itu respon yang diberikan oleh Huma malah diluar dari ekspetasi Bi Darmi, ia malah bangkit dari tempat duduk nya kemudian pergi meninggalkan semua yang sedang berada di teras belakang.

Pagi itu sungguh berbeda, dimana orang-orang nya tidak banyak mengeluarkan suara, dan bahkan bekerja pun tidak sesemangat seperti biasanya, seperti nya akibat perbuatan Anjar pagi ini yang menjadi momok nya. Akibat nya, sang Nona tidak henti-henti nya mengamuk, mengerang bahkan memporak-porandakan seisi kamar nya. Apalagi ditambah kedua majikan mereka belum juga pulang, bahkan tidak kunjung memberi kabar. Anjar bekerja dengan pikiran yang melayang-layang, saat melihat kakak nya berulang kali menjadi bahan kekesalan gadis kesepian itu, ia semakin merasa bersalah kepada Huma. Jika tadi ia tidak melakukan hal bodoh itu, mungkin hari ini akan damai-damai saja, tapi sekarang sudah terlambat, teriakan demi teriakan selalu ia dengar dari dalam kamar Putri Kesepian itu, yang terkadang memanggil kakak nya dengan kata-kata binatang yang tak sepantasnya ia ucapkan meskipun Huma di rumah itu hanya lah seorang pekerja.

Sudah beberapa hari putri kesepian itu tidak mau keluar kamar. Sore itu Bi Darmi menerima telepon dari kedua orang tua nya, mereka baru mengabari jika hari ini mereka akan pulang ke rumah, ternyata alasan mereka tidak pulang berhari-hari karena pergi ke Singapura mengurus bisnisnya. Kedatangan Merry dan Bambang bukan membawa angin segar bagi permasalahan yang sedang terjadi, tetapi ini adalah awal dari api mulai bekobar.

"Non." Suara Huma kembali terdengar di balik pintu kamar nya, setiap setengah jam sekali ia mengetuk pintu itu, memastikan jika sang Nona sudah mau membukakan kamar nya dan mau makan, namun saat itu Huma tidak mendengar suara pergerakan tubuh Diana dari dalam kamarnya.

"Non, buka non." Sambung nya. Perasaan nya seketika tidak enak, saat ia tidak mendengar suara apapun dari dalam kamar gadis itu, pikirannya melancong kemana-mana, ia takut sesuatu telah terjadi padanya.

"Non Diana?" Huma semakin mengeraskan ketukan tangan nya pada pintu kamar Diana. Merasa jika si putri kesepian tak kunjung keluar tanpa pikir panjang lagi kemudian ia buru-buru pergi mencari pertolongan agar bisa membukakan pintu kamar Diana yang terkuncidi dalam. Langakah nya berubah menjadi lari kecil, ia mondar-mandir mencari pekerja laki-lakidi rumah besar itu namun disaat bersamaan semua pekerja tidak ia temui, hanya ada Anjar yang saat itu sedang menyiram tanaman, dengan rasa yang masih sebal terhadap adik nya, alhasil ia meminta bantuan Anjar. Anjar dan Huma pun berjalan dengan cepat menuju kamar Diana, di samping itu Bi Darmi yang melihat mereka ikut panik dan langsung mengikuti langkah mereka berdua.

CERPEN MY STORY WORLD 2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang