Dua

66 14 11
                                    

Pagi yang cerah, gue berjalan menuju kelas dengan perasaan seneng. Ya gimana ga seneng, gue tadi berangkat ditebengin Doyoung. Hehe







"Hanna?."

"Eh Doyoung, hai." gue ngelambain tangan ke dia dan dibales dengan kekehannya.

"Berangkat bareng gue aja ayo. Nunggu bus kelamaan, keburu masuk." gue melirik jam tangan dan benar. Masih ada sisa waktu 20 menit sebelum gerbang sekolah tutup.

Gue bergegas turun dari halte dan langsung naik ke jok belakang motor Doyoung.

"Pegangan ya Han, gue mau ngebut."







"Yaudah kita akhirnya berangkat bareng sampe sekolah. Tapi pas nyampe kita misah, dia mau ke kantor dulu makanya gue dari parkiran jalan sendiri."

"Gila anjir, kayaknya Doyoung ada rasa sama lo deh." Ucap Suhyun saat gue bercerita tentang kejadian pagi tadi.

"Halah suka ngaco lu ah."

"KAK HANNA!."

"Lah dicariin degem lo tuh." Suhyun terkekeh saat melihat Haruto memasuki kantin dengan lari lari.

"Hai kak Hanna. Ini buat kakak hehe." Haruto nyengir sambil menyodorkan susu pisang ke gue.

"Makasih ya." dia mengangguk lalu duduk di depan gue.

"Mau ke perpus aja deh disini jadi kambing conge." Suhyun berdiri lalu pergi dari kantin.

"Ih Suhyun kok ninggal sih."

Ya gue bete lah ya, ditinggalin sama Haruto berdua doang. Mana ini Haruto daritadi nyengir mulu kayak orang sinting.

Tiba tiba Haruto ngambil susu pisang yang tadi dia kasih ke gue.

Lah kalo diambil lagi ngapa tadi dikasih ke gue bambank

"Diminum dong kak, udah aku beliin juga." Haruto nyodorin susu pisang lagi yang sedotannya udah nancep.

Gue cuma diem aja ngeliatin dia.

"Yah malah ngeliatin aku mulu, nanti suka loh."

Lah iya gue kenapa malah ngeliatin dia?

"Lama. Nih minum." Haruto ngangkat susu pisangnya dan sedotannya diarahin ke gue.

"Ini minum." Tangan gue mau ngambil susu pisangnya tapi malah ditahan sama Haruto.

"Minum aja udah, biar aku yang pegangin." gue ragu ragu si mau minum. Masa iya dia pake segala megangin kotak susunya.

Haruto memajukan sedikit kotak susunya dan alhasil sedotannya nyentuh bibir gue. Mau ga mau gue tetep harus minum susunya.

"Nahh gitu dong." Ucap Haruto saat gue udah minum setengah dari susunya. Gue mundurin kepala dari sedotan lalu kotak susunya ditaroh di meja sama Haruto.

Sepik // harutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang