"UTOOO MAIN YOK! WOWO DISINI." Sampai di rumah Haruto, Jeongwoo langsung turun dari motor maticnya dan berteriak di teras.
"GAMAU MAIN. WOWO BULUK." balas Haruto berteriak dari dalam rumah.
Gue yang berdiri di samping motor Jeongwoo cuma bisa geleng geleng liat kelakuan mereka.
"Buruan bukain pintunya to." Kali ini ucap Jengwoo sambil mengetuk.
Ceklek
"Mau apa lo kesini?." Jeongwoo nggak menjawab tapi cuma nunjuk gue pake dagunya.
Haruto menolehkan kepalanya dan tatapan mata kita pun bertemu.
"Kak Hanna ada apa?." Haruto meninggalkan Jeongwoo dan menghampiri gue.
"Gue pergi dari rumah."
"Hah? Terus kakak gimana? Kakak nanti tidur dimana? Kakak tidur dirumah aku aja gapapa. Boleh kok kak. Aku janji ga bakal ngapa ngapain deh. Ada bibi juga kok, tenang aja. Kakak tidur sini aja dulu, daripada tidur di jalanan." Gue menggaruk tengkuk.
"Boleh?." Haruto mengangguk lalu menggandeng gue buat masuk ke dalam rumah.
"Ikut masuk dong to."
"Gausah. Udah malem, pulang aja sana. Tidak menerima tamu buluk." Jeongwoo menjitak kepala Haruto lalu berlari menuju ke motornya dan bergegas pulang.
Haruto ngajak gue buat naik ke lantai 2. Setelah sampai, dia membuka pintu dan menampilkan sebuah ruangan yang gue asumsikan sebagai kamar dia.
Cukup rapi untuk ukuran anak laki laki. Di dominasi oleh warna putih dan biru dongker, serta beberapa poster BIGBANG.
Ugh fanboy detected
"Kakak tidur disini. Kamar aku."
"Lah terus lo tidur dimana?."
"Kamar adek aku dulu. Kalo butuh apa apa bilang ya kak, aku di sebelah." Gue mengangguk lalu Haruto keluar dan menutup pintunya.
Gue rebahan di kasur dan mendapati ada sebuah figura kecil yang ada di meja belajar.
Mendekat meja belajar, gue mengambil figura itu lalu mengamati foto di dalamnya.
Foto Haruto yang menggandeng seorang perempuan kecil.
"Oh adeknya." Ucap gue saat melihat wajah mereka yang mirip.
Gue tersenyum sambil membelai fotonya. Kalo adeknya masih hidup, pasti dia bakal cantik banget.
Setelah mengembalikan figura itu ke asalnya, gue berjalan mengelilingi kamar yang luas ini.
"Ih bosen. Belum pengen tidur." Membuka pintu kamar, gue kaget karena ada Haruto yang juga lewat.
"Eh kenapa kak? Kok keluar? Butuh apa?." Gue menggeleng.
"Cuma bosen aja. Belum ngantuk."
"Mau ke gazebo?."
Dan disinilah gue. Duduk di gazebo rumah Haruto sambil menikmati semilir angin. Menatap langit dengan taburan bintang bintang, serta cahaya bulan yang bersinar terang.
"Kak?." Gue menoleh.
"Kakak kenapa pergi dari rumah?."
"Gapapa."
"Oh yaudah. Kalo mau cerita aku siap dengerin kok." Gue yang tadinya menegadah menatap bintang jadi menduduk.
Kalo dipikir pikir ini nggak adil juga. Haruto udah pernah cerita tentang masalahnya ke gue. Ya walaupun itu dia cerita sendiri sih. Tapikan dia udah mencoba terbuka. Sedangkan gue?

KAMU SEDANG MEMBACA
Sepik // haruto
Fanfiction"Lo sebenernya kenapa sih deket deket gue mulu." "Kenapa? Aku lagi nyepik kakak biar jadi pacar aku."