↪18:05↩

1.9K 448 5
                                    

Hari masih belum berganti, tetapi tokoh utama kita kali ini sudah berada di mobil sedang dalam perjalanan pulang.

"Mau shalat maghrib dulu, Ly?" tawar Chandra saat adzan berkumandang dari radio mobil.

Ilyana mengangguk. "Maaf ngerepotin, kak."

"Nggak ngerepotin kok."

Dan seperti rencana mereka barusan, mobil Chandra berhenti di salah satu masjid yang terkenal di Indonesia, Masjid Istiqlal.

Setelah mobil terparkir sempurna, Ily membuka pintu, berniat untuk segera turun, takut tertinggal rakaat pertama, tetapi Chandra lebih dulu menahan lengannya.

"Kenapa, kak?"

Chandra diam. Kepalanya menunduk. Tangan kanannya mencengkram erat kemudi mobilnya. Dia menarik nafas panjang sebelum menghembuskannya perlahan. Cengkramannya melemas seiring helaan nafas berat itu mulai habis dikeluarkan.

"Tolong, pikirin baik-baik, Ly. Kakak sama sekali nggak maksa kamu. Dan kakak akan menghargai semua keputusan kamu," ujar Chandra dengan pandangan terarah pada Ilyana.

Ily tersenyum tulus, mengelus tangan Chan yang masih menahan lengannya. "Pasti aku pikirin baik-baik. Kakak juga, ya?"

Chandra melepaskan tangannya dari lengan Ily membuat gadis itu segera turun dari mobil.

"Kakak ke gereja ya, Ly? Kalo kamu udah selesai telfon aja," pesan Chan.

"Aku nggak usah telfon, kalo urusan kakak di gereja udah selesai langsung kesini aja, aku tungguin. Hati-hati, kak."

Dan pintu mobilpun sempurna tertutup.


↪al-qur'an dan alkitab↩

hehe sengaja dipotong biar asiq
tinggal tiga atau empat chap lagi kok, rampung.


chap ini latar waktunya itu sebelum chap sebelumnya jadi kayak flashback beberapa menit sebelum chap kemarin di tokoh berbeda

Paham nda?

oiya, chap depan masih di hari yang sama ya.

al-qur'an alkitab.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang