FRAGILE - Fake smile

23 6 0
                                    

SELAMAT MEMBACA
FRAGILE :
FAKE SMILE

"Senyuman itu palsu"

***

Sang surya belum menampakkan diri nya di sebelah timur. hanya hawa dingin yang menyeruak di bawa hembusan angin. Membuat seorang gadis menggeliat mengeratkan selimut putih tebal yang membungkus tubuh nya.

Mata tajam dengan bulu mata lentik itu sedikit terbuka saat mendengar bunyi alarm yang menggema di ruangan yang gelap tanpa sedikit pun pencahayaan. Tangan yang sedari tadi bersembunyi di balik selimut meraba nakas mencari benda yang mengusik tidur nya. Setelah berhasil meraih dan mematikan nya. Ia pun menyalakan lampu tidur yang berada di sebelah alarm.

Mata nya mengerjap beberapa kali, ia bangun menegakkan tubuh nya dan merenggangkan otot. Gadis itu pun turun dari kasur berukuran king size nya berjalan gontai menyalakan lampu kamar nya lalu pergi kekamar mandi.

Setelah selesai mengenakan pakaian putih abu-abu lengkap dan di tambah dengan hoodie berwarna maroon. Gadis yang bernametag Freya auristela atau lebih sering di panggil auris itu pun mengambil tas berwarna hitam nya di atas meja belajar lalu turun kebawah, karena kamar nya memang berada di lantai dua rumah ini.

langkah kaki nya terhenti di anak tangga terakhir. bayangan nya untuk sarapan dengan tenang, buyar seketika. Sekarang di sana tepat nya di meja makan. Seorang wanita berumur sekitar tiga puluh lima tahun keatas tengah tertidur dengan posisi duduk dan kepala nya berada di atas meja dengan rambut tergerai yang menutupi seluruh wajah nya. Di depan nya terdapat banyak botol minuman yang dapat membuat orang terbang atau lebih sering di bilang mabuk.

Dengan wajah tanpa ekspresi ia pun berjalan melewati tempat itu. Bau minuman haram itu menyeruak memasuki indra penciuman nya. Shit! Dia sangat benci bau ini. Manusia macam apa yang meminum-minuman yang bau nya saja sudah membuat ingin muntah. Apalagi rasa nya? Pasti sangat tidak mengenakkan.

"Kapan mereka sadar gue masih idup di rumah ini" gumam nya sebelum memasuki taxi. "Bodoh! Mereka tidak akan sadar"lanjut nya menatap rumah besar dari dalam taxi yang mulai menjalan kan roda nya.

***

Dengan wajah tanpa eskpresi atau bisa di bilang datar, auris berjalan menyusuri koridor  yang masih sepi. Hanya ada cleaning service yang tengah membersihkan koridor. Sudah biasa bagi nya datang sepagi ini. Meletakkan tas nya di kelas lalu duduk di bangku panjang di taman sambil membaca novel dan kembali kekelas limat menit sebelum bel masuk. Setiap hari seperti itu. Tidak pernah berubah.

Setelah menyelesaikan ritual setiap pagi nya yang bisa di bilang membosankan. Ia kembali dengan raut wajah tiga ratus enam puluh derajat berubah dari awal dia masuk, yaitu datar. Sekarang senyuman di wajah nya merekah. Di sepanjang koridor pun banyak yang melemparkan senyum atau menyapa kepada nya. sekarang dia menjadi auris yang ceria dan ramah.

Akting yang hebat!

Sesampai nya dia di kelas. Ia duduk di samping faw sahabat nya yang tengah asik berbincang dengan kedua sahabat nya yang lain. Gayatri dan deolinda.

"Pada gibahin gue ya lu pada?" Tanya auris yang tiba-tiba ikut nimbrung, ia memasang wajah humor kepada ketiga sahabat nya.

"Pede gila!" kata faw sambil menggeplak kepala auris.

Auris meringis lalu nyengir.

FragileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang