SELAMAT MEMBACA
FRAGILE :
JENGUK AURIS***
Auris sedang mengutak-atik ponsel nya. Sampai ia mendengar suara gaduh dari luar lalu pintu kamar tempat ia di rawat terbuka.
Keenam sahabat nya sedang berdiri dengan muka cengo.
"Hoy! Mau berdiri disana aja lu pada" tegur auris membuat mereka tertarik kedunia nyata.
Mereka pun masuk kedalam ruangan auris.
"gilaaa lu dirumah sakit satu minggu baru ngabarin" kata gayatri kesal.
"Kenapa gak sekalian pas udah mati aja lu hubungin kita ha?!" Kata deo.
"Lu fikir kita gak khawatir apa?" Kini giliran faw yang berbicara.
Auris malah terkekeh geli.
"Kalo gue mati terus hubungin lu pada. Yang ada kalian takut ama gue bego!"
"Lagian gue butuh istirahat. Gak di bolehin megang ponsel" bohong auris.
Mereka menatap auris sendu.
"Sini peluk.." auris merentangkan kedua tangan nya.
"BERPELUKAN..." seru keempat nya lalu memeluk auris.
Mereka terkekeh.
"disini masih ada kehidupan wey" celetuk angga.
Sontak para gadis yang tengah berpelukan itu melepaskan pelukan nya dan menatap angga.
"Perusak suasana"
"Ganggu"
"Pergi kelaut aja sono"
Perkataan mereka membuat angga menekuk muka nya dan mengerucutkan bibir nya sok imut.
"Apa salah dan dosa ku zeyeng, cinta suci ku kau abaikan. Lihat jurus yang kan ku berikan, angga ganteng, angga ganteng" yasalam, angga malah menyanyikan lagu dangdut sambil menggoyang-goyangkan pantat nya seperti bebek.
"AHAHAHAhaha"
"Idiot parah"
"Bego ahahaha"
Mereka semua tertawa termasuk auris. Angga pun juga menertawakan diri nya sendiri sambil memperhatikan auris yang tertawa lepas.
"Lo kapan balik?" Tanya faw memberhentikan tawa nya sambil menyeka sudut mata nya yang sedikit berair karena tertawa.
Auris menghentikan tertawa nya.
"Besok atau lusa mungkin"
"Lagian kenapa lu bisa sakit kaya gini sih ris?" Tanya deo.
Auris melirik angga yang juga menatap nya lalu ia membuang muka nya kearah deo.
"Gue... hujan-hujanan hehe"
"bego lu di takarin njir" umpat gayatri menepuk pergelangan tangan auris. Tapi membuat auris memekik. Sebab, luka yang dia buat seminggu yang lalu masih terasa sakit.
"Aww"
"Eh? Astaga sori perasaan gue nepuk nya gak kenceng deh" kata gayatri panik.
"Enggak papa cuman bekas di suntik aja" bohong auris.
"Beneran gakpapa?" Tanya faw.
Auris tersenyum lalu mengangguk.
"Bonyok lu mana ris?" Celetuk andi.
Auris menatap andi dengan tatapan yang tidak dapat di artikan. Rayhan dan angga pun menggeplak kepala andi dan menatap nya seperti mengatakan 'jangan nanya gitu bego'.
"Mereka sibuk, tapi kalo selesai kerja mereka bakal sempetin waktu kesini" bohong, kedua orang tua nya bahkan tidak tahu kalau dia sedang berada di rumah sakit ini. Malam itu setelah dia menggores cukup banyak luka dan membuang banyak darah. Ia pingsan dan saat bangun ia sudah berada di rumah sakit ini. Lalu, saat auris berfikir kedua orang tua nya yang membawa nya kesini. Ternyata salah. Bi ijah yang menemukan nya di kamar malam itu dan langsung membawa nya kerumah sakit.
Auris tersenyum lebar.
"I'm okay"
***
Sepi, sepi, sepi
setelah keenam sahabat ku pulang kerumah masing-masing. Ruangan luas ini menjadi sangat sepi. Aku hanya diam menatap langit-langit bercat putih dan tidak melakukan apa-apa. Hanya itu yang ku lakukan selama satu minggu ini.
Menatap kosong kedepan dan sesekali melihat pergelangan tangan ku yang menurutku sangat menjijikan. Di penuhi dengan luka bekas sayatan yang ku perbuat sendiri. Terserah kalian ingin menganggap ku gila atau apapun. Karena hanya dengan cara itu aku merasa lebih baik, aneh bukan?
Jika kalian tanya kan bagaimana perasaan ku sekarang. Rasa nya cukup bahagia setelah di kunjungi orang-orang yang kita sayangi di dunia ini. Tapi, tidak munafik jika aku masih merasa ada bagian dari hati ku yang terasa sepi. Orang tua ku, kemana mereka? Sibuk?
Suatu tanda tanya besar bukan? Dimana peran kedua orang tua di hidup ku. Padahal, aku bukan tipe anak yang menuntut kepada mereka untuk sekedar menyisihkan sedikit waktu untuk keluarga, barang satu menit pun.
Dulu aku pernah meminta hal itu, dan apa yang ku dapat? Mereka mengatakan aku anak yang tidak bisa mengerti kesibukan orang tua. Lalu sekarang? Aku mencoba untuk mengerti. Tapi apa yang ku dapat? Kalian semakin jauh dan semakin melupakan harta yang sebenar nya demi harta yang sementara itu. Miris memang.
Bukan kalian saja yang tersakiti di keluarga ini.
Air mata ku keluar tanpa di minta, Lemah memang.
"Lo kuat frey!"
***
TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA CERITA INI
TINGGALKAN
VOTE
AND
COMENT
.
.
.
.
.
.
AurisAngga
Fawnia
Gayatri
Deolinda
Rayhan
Andi
A/n : maaf part nya pendek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fragile
Teen FictionHanya cerita tentang dia yang terluka karena mereka yang membutakan mata dan menulikan telinga demi untuk kebahagiaan masing-masing, atau bisa di bilang egois. *** mungkin kalian hanya belum menyadari nya, tapi aku harap kalian tidak menyesal nanti...