•Rasa nya Beda•

1.4K 116 34
                                    

Posisi si mencintai dan di cintai itu berbeda. Jadi pahamilah perihal rasanya.



"Minta di congkel tu mata, ngelihatin gitu banget," ucap Afiska ketus.

Pasalnya sejak 15 menit yang lalu Galaksi tidak berhenti mengeluarkan tatapan jahil nya yang di balas pelototan tajam oleh Afiska.

"Ampun dah ratu singa, galak bener" ucap Galaksi mendramatisir.

"Idih, jauh-jauh sana. Main sama geng goib lo si Edo sama Reynaldi. Bosen gue lihat muka lo,"

Galaksi yang mendengar ucapan Afiska mendadak murung. Tatapan nya berubah menjadi sendu. Namun baru beberapa detik  wajahnya menyeringai geli. Afiska yang melihat kejadian di depan nya ini pun bergidik ngeri.

"Dasar cowok aneh," ucap Afiska lalu pergi dari hadapan Galaksi.

Yey pagi-pagi udah berhasil buat nenek lampir ngamuk haha batin Galaksi.

•••

Kini Afiska telah sampai di taman belakang sekolah, sedari tadi ia mencari tempat ternyaman untuk melanjutkan membaca novel nya. Karena sebelumnya Galaksi sudah mengganggunya, hingga berkahirlah Afiska di tempat ini.

"Gue harap tu curut gak ngikutin gue kesini" ucap Afiska lirih. Ia pun melanjutkan bacaan novel nya yang tempo hari ia dapatkan dari sang ayah. Afiska sangat bahagia memiliki keluarga yang sangat menyayanginya. Apapun yang Afiska minta paati akan di penuhi tanpa terkecuali.

Setelah selesai dengan kegiatan membacanya Afiska pun berniat untuk kembali ke kelas. Karena hari ini akan ada ulangan kimia.

Sepanjang perjalanan ke kelas ia mendengar kasak-kusuk mengenai anak kelas X ipa 2 yang diserang oleh orang tak dikenal. Afiska pun semakin mempercepat langkahnya. Pasalnya sejak tadi ia tidak mendengar celotehan Galaksi.

"Jangan bilang itu Galaksi" ucap Afiska sambil berjalan cepat menuju kelasnya.

Sesampainya di depan kelas Afiska pun langsung mencari keberadaan Galaksi. Namun nihil tidak ada sedikitpun terlihat batang hidung nya. Afiska pun semakin panik, hingga ia pun menurunkan ego nya untuk bertanya kesalah satu teman kelasnya.

"Almira," panggil Afiska kepada salah satu teman kelasnya yang ia ketahui salah satu teman baik Galaksi.

"Ya?" jawab Almira bingung,  karena ini kali pertama Afiska mengajak nya bicara.

"Lo tau Galaksi gak? Tadi di cariin Bu Teti" ucap Afiska Bohong.

"Oh Galaksi, em...  Dia ada di UKS tadi di serang sama orang gak dikenal" jawab Almira sambil memasukkan buku-buku milik Galaksi kedalam tas.

"Seriusan?! Terus itu buku Galaksi mau lo bawa kemana?" tanya Afiska semakin penasaran.

"Iya serius. Ini bukunya mau gue bawa ke UKS masalahnya luka memar di wajahnnya si Galaksi agak serius jadi di suruh pulang aja sama guru BK" jelas Almira sambil bersiap keluar dari kelas. "Oiya ini udah selesai, gue duluan ya," setelah selesai mengemasi barang-barang Galaksi,  Almira pun izin meninggalkan kelas yang masih tersisa Afiska seorang.

Afiska pun mengikuti Almira yang hendak menuju UKS. Namun Afiska enggan masuk bersama Almira. Ia lebih memilih untuk menunggu di luar dan menunggu Almira keluar terlebih dahulu baru Afiska masuk.
Tak berapa lama Almira pun keluar dengan senyum yang merekah di wajahnya. Entah apa yang baru saja Galaksi katakan hingga membuat wajah Almira memerah bak kepiting rebus.

Tak mau berlama-lama Afiska pun segera masuk. Saat Afiska masuk ia melihat Galaksi yang sedang tertidur pulas.

"Padahal baru juga Almira keluar, udah main tidur aja ni si buaya," ucap Afiska kesal. Ia pun melihat bagian wajah Galaksi yang membiru. Tangannya refleks memegang bagian wajah Galaksi yang membiru. Ia mengusapnya hingga membuat si empunya membuka mata.

"Hayo ngapain lo pegang-pegang," ucap Galaksi jahil saat merasa ada usapan lembut diwajahnya.

Afiska yang mendadak kaget pun langsung menarik tangannya. Ia tersenyum malu karena tertangkap basah membelai pipi Galaksi, musuh bebuyutan nya.

"Seneng kan lo bisa megang pipi nya most wanted sekolah, hayo lo ngaku," lanjut Galaksi dengan seringai jahil di wajahnya. Ia semakin gencar menggoda gadis yang ada di depannya ini.

Afiska pun yang menyadari perkataan Galaksi langsung memasang tampang jijik nya.

"Eh entong, di kasih makan apa sih elo sama emak bapak lo? Otak lo gesrek tau ga.  Padahal lo nya aja yang kesenengan kan gara-gara di obatin sama si Almira terus habis itu di elus-elus sama putri kesayangan sultan," ucap Afiska panjang lebar.  "Udah deh jangan sok jaim, akui aja" lanjut Afiska dengan memainkan jari-jarinya yang baru saja ia cat warna biru.

Seketika wajah Galaksi pun berubah menjadi serius, wajahnya pun perlahan mendekat kearah Afiska. Tanganya pun menarik tangan Afiska untuk ia genggam. Tatapanya intens.

Afiska yang mendapat tatapan seperti itu pun mendadak salah tingkah.

"Emang bener sentuhan tangan lo dan Almira itu beda," ucap Galaksi dengan serius. "Rasanya benar-benat berbeda" lanjut Galaksi masih dengan wajah dan tatapan mata yang serius.

"Maksud lo?" tanya Afiska susah payah. Tangannya gemetar. Mendadak ia jadi salting. Jantung nya berdegup kencang. Keringat dingin mulai mengucur pada dahi dan telapak tangan nya.

"Tangan lo itu... " ucap Galaksi memberi jeda.

"Kenapa tangan gue?" tanya Afiska semakin penasaran.

"Tangan lo itu bener-bener kasar Antariksa!" setelahnya tawa Galaksi pun pecah. Ia tertawa terbahak-bahak. Sedangkan Afiska di buat menggeram kesal. Wajahnya memerah akibat amarah yang rasanya ingin meledak sekarang juga.
Jika tidak melihat kondisi Galaksi saat ini mungkin Afiska akan menonjok hidung cowok tersebut.

"Serah lo Bambang,  gue pergi bye," ucap Afiska kesal setelahnya keluar dari ruangan Galaksi.

Tak lama setelah kepergian Afiska, Galaksi tersenyum getir.

"Begini ya rasanya di usap tangan bidadari,"

•••

Yuhuuuu
Akhirnya malam ini bisa up juga.
Mumpung ide lagi mengalir dengan deras hehe.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian
Salam hangat penulis amatir:))

GALAKTARA || Galaksi dan AntariksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang