••SUNYI••

1.1K 96 17
                                    

Puncak kesunyian tertinggi adalah saat dimana kamu bisa mendengar detak jantung mu sendiri.






22:43
Kota Palembang tengah lengang saat ini. Jalanan pun tak seramai biasanya. Hiruk pikuk kota telah berhenti.

Mungkin sebagian penduduk nya telah beristirahat di kediaman nya masing-masing.

Entah berapa lama waktu yang di gunakan Galaksi untuk berjalan kaki. Sedari tadi ia hanya berjalan lalu berhenti sebentar. Seakan tidak ada tujuan, ia pun hanya terduduk sebentar lalu berjalan kembali.
Pikiran nya kalut. Perut nya sakit seakan terlilit tali.
Ada sesuatu yang seakan ingin keluar.

Flashback

"Afiska," teriak seseorang dari arah belakang Afiska. Afiska yang merasa nama nya di panggil pun menoleh kearah sumber suara.

Afiska sangat terkejut saat tau siapa orang yang tengah memanggil nya. Ya dia adalah Bintang Kakel yang beberapa hari ini telah berhasil menarik hati Afiska.

"Balik sama gue ya?" Tanya Bintang pada Afiska yang tengah menunggu jemputan di gerbang sekolah.

Afiska yang di tanya hanya tersipu malu tanpa di tanya pun pasti Afiska mau.

Padahal Galaksi sudah memaksa Afiska agar mau ia antarkan. Namun Afiska yang keras kepala dan juga karena sikap Galaksi yang usil mungkin itu yang membuat Afiska enggan ikut pada Galaksi.

Flashback on 10 menit sebelum Bintang datang.

"Pulang sama gue ya," Ajak Galaksi yang hanya mendapat tatapan jengah dari Afiska.

"Enggak ah Gal, gue nunggu jemputan aja" tolak Afiska pada Galaksi. Mendingan Afiska jalan kaki daripada ikut pulang dengan Galaksi.

"Elo mah gitu, Antariksa jelek, tepos, krempeng!" Teriak Galaksi lalu berlari meinggalkan Afiska yang menahan geram pada Galaksi.

Flashback off

Galaksi yang melihat keduanya hanya melongos lalu pergi. Entah lah apa yang ia rasa.

Dunia seakan tidak berpihak padanya. Tapi setidak nya pulang dengan Bintang bisa lebih nyaman dari pada Afiska harus pulang denganya yang hanya menggunkan sepeda motor.

Dan saat ini sepeda motor Galaksi ia tinggal di parkiran sekolah karena ia lebih memilih jalan kaki agar bisa lebih lama sampai rumah. Jika ia di tanya mengapa meninggalkan motornya ia tinggal menjawab. Motor nya mogok.lagipula motor pemberian sang ayah sudah tua jadi itu alasan yang tepat digunakan Galaksi.

Ah! Dia lupa siapa juga yang akan repot-repot menanyai nya di rumah? Jawaban nya TIDAK ADA.

••••

Setelah menghabiskan waktu nya di jalan akhirnya Galaksi sampai dirumah nya.

Ia pun memasuki rumah dengan sangat hati-hati karena kemungkinan besar orang tua nya sudah tertidur lelap. Galaksi pun segera memasuki kamar nya. Ia melepas tas, dasi dan kaos kaki lalu ia simpan pada tempat nya.

Kamar Galaksi sangat bersih dan rapi untuk seorang lelaki. Ia sangat rajin bahkan pakaian nya pun selalu ia cuci sendiri. Galaksi bukan type cowok ganteng yang manja, ia harus tetap mandiri karena ia anak laki-laki.

Setelah selesai membereskan pakaian dan peralatan sekolah Galaksi beranjak dari kamar nya. Ia berniat kedapur untuk makan malam. Ia sangat lapar karena ia hanya makan mie ayam di kantin saat istirhat tadi siang bersama dengan Afiska.

Galaksi mencari-cari sesuatu yang bisa ia makan. Hingga akhirnya ia menemukan satu bungkus mie instan untuk ia olah. Galaksi pun tersenyum melihat kemasan mie tersebut.

"Semangat," ucap Galaksi menyemangati dirinya sendiri. Entah untuk hal apa.

Sebelum makan ia pun mengambil ponsel dari saku celana nya. Ia berniat mengirim pada Afiska.

"Jangan lupa makan Antariksa,"

Galaksi tersenyum, senyum penuh luka.

•••

Halo hay hay hay
Capt ini penuh narasi, full ngejelasin tentang Galaksi yang makin lama makin kelihatan aslinya.
Happy reading
Jangan lupa voment.
Salam hangat penulis amatir:))

GALAKTARA || Galaksi dan AntariksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang