Kalo Afiska sebut Galaksi itu musuh, musuh jahil yang kadang baik. Mulut cowok yang ngomong kaya toa gak ada lembut-lembutnya.
Kalo bisa sih Afiska mau pindah ke Mars saja agar makhluk hidup bernama Galaksi gak bisa lagi ngikutin hari-harinya.
Bagi Galaksi Afiska itu embun, hadir menyejukkan mata Galaksi yang udah kering gara-gara kelamaan di-begadang-in tiap malam. Perumpamaan macam apa itu?, Galaksi saja bergidik ngeri membayangkan isi pikirannya sendiri.
Rasa-rasanya Galaksi rela kalo harus berlama-lama jahilin Afiska walau bakal kena cubitan yang bekasnya tahan setahun. Seperti hari ini, yang panasnya naudzubillah ngebuat orang Se-Palembang beristighfar. Galaksi yang melihat Afiska jalan dikoridor kelas XII Bahasa 2 dengan membawa 1 botol sprite andalannya.
"Tuh anak emang bandel, udah dibilangin gak sehat masih aja nekat," Galaksi ngedumel sambil berlari kecil menghampiri Afiska.
"Hai cewe," Sapa Galaksi yang sudah berada tepat di sebelah Afiska. Mereka berjalan beriringan. Banyak pasang mata yang sudah memandang kearah mereka berdua. Mereka menunggu adegan apa yang akan terjadi selanjutnya antara Galaksi dan Afiska.
"Apa?" Jawab Afiska ketus. Sungguh hari ini ia sedang malas meladeni kegilaan Galaksi.
"Kamu itu suka bandel ya kalo dibilangin," Ucap Galaksi sok dimanis-manisin. Afiska yang mendengarnya lantas mengernyitkan dahi bingung.
"Paan sih Gal, Aku kamu? Idih jijik gue dengernya," Afiska geleng-geleng sendiri mendengar ucapan Galaksi yang mengganti gue-lo jadi aku-kamu. Dapat pencerahan darimana Galaksi sampai berkata sesopan itu?.
Galaksi yang mendengar respon Afiska hanya bisa menajamkan pandangannya.
"Kalo dibilangin dengerin Anta,"
Ucap Galaksi sembari menyentil pelan dahi Afiska.Tuh kan! Sifat jahil Galaksi keluar lagi. Afiska yang mendengar Galaksi menyebut nama depan nya lantas memasang wajah garangnya.
"Kok diem Anta?" Tanya Galaksi masih dengan wajah jahil nya. Kedua alisnya sengaja di naik turunkan menambah kemarahan Afiska yang sudah berada di ujung ubun-ubun. Tuhan rasanya Afiska ingin menelan Galaksi secara hidup-hidup saat ini.
Galaksi yang tak mendapat sahutan dari Afiska semakin gencar menggoda Afiska. Bahkan Galaksi berani mencolek-colek lengan Afiska. Menekan-nekan bagian pipi kanan dan kiri Afiska. Sungguh keterlaluan! Batin Afiska.
"Anta, gue mau dong sprite nya, mending gue aja yang minum, lo jangan nanti sakit," Galaksi hendak mengambil botol sprite dari tangan Afiska. Namun, Afiska menahan tangan Galaksi. Ia menginterupsi agar Galaksi berhenti.
Saat ini mereka berdua sudah fix menjadi tontonan gratis warga sekolah, termasuk bulek Parmi penjual mie ayam langganan Galaksi di kantin. Udah kaya emak kedua Galaksi kata orang-orang.
"Sini, gue aja yang minumin." Afiska memandang Galaksi dengan senyum miring yang tercetak jelas di wajahnya. Dia mengangkat botol sprite tepat di depan wajah Galaksi.
"Lo mau ini?" Tanya Afiska sekali lagi memastikan.
Galaksi yang di tanya pun menganggukkan kepalanya mantap.
"Bentar ya gue bukain dulu," Afiska pun membuka tutup botol sprite nya. Galaksi yang mendengar itupun mencetak senyuman lebar diwajahnya. Kesambet apa Afiska sampai berhati mulia seperti ini? Batin Galaksi terheran-heran. Walaupun ia tau ada yang tidak beres dari Afiska.
"Makasih ya, Antariksa sayang," Ucap Galaksi yang hendak mengambil botol sprite yang sudah terbuka dari tangan Afiska.
"Jangan! Gue aja yang minumin," Tolak Afiska dengan senyum manisnya, ewh ralat senyum tipis nya.
Beberapa detik kemudian.
"Nih buat lo cowok gak jelas kaya lo!" Afiska menyiramkan air sprite tersebut tepat di wajah tampan Galaksi. Semua orang yang melihatnya terkejut bukan main. Gila ada drama se-wah ini disekolah mereka apalagi yang melakukan adalah adik kelas yang memang namanya cukup dikenal dikalangan pelajar.
"Cukup ya Gal! Hidup gue udah kaya neraka," Ucap Afiska lantang. Kesabaranya sudah habis.
Apa yang Galaksi perbuat? Semenyakitkan itu kah untuk Afiska?
Galaksi heran sendiri. Apakah perbuatannya sudah keterlaluan?
Sungguh ini diluar dugaan Galaksi."Gue baru beberapa bulan disini, tapi gue udah muak dengan drama ini semua," Afiska menaha air matanya agar tudak jatuh. Jujur ia sangat sangat tidak suka dengan panggilan Galaksi yang terus-teturusan memanggil nama depannya.
"Plis jauhin gue dan stop manggil gue dengan nama Antariksa!" Kesabaran Afiska sudah habis. Afiska harap ini terakhir kalinya Galaksi berlaku semena-mena dengan nya. Afiska pun berbalik, pergi menjauh dari kerumunan. Mood nya hancur sudah.
Banyak yang menaruh rasa iba pada Galaksi. Mereka beranggapan sikap Afiska atas Galaksi sangat berlebihan. Apa salah nya dengan nama Antariksa? Toh mereka semua tidak ada yang mempermasalah kannya. Memang Afiska yang saja yang dari awal masuk sekolah sudah senewen duluan dengan Galaksi.
Galaksi tak bereaksi apa pun sampai Afiska menghilang dari pandangannya. Galaksi tersenyum tipis.
"Maaf hidup gue sendiripun kaya neraka," Ucap Galaksi lirih sambil pergi menjauh dari keramaian.
---------------
HAI SEMUA,
AKHIRNYA BISA BALIK LAGI
SEMOGA KALIAN SUKA
JANGAN LUPA TINGGAL KAN JEJAK KALIAN
SALAM HANGAT PENULIS AMATIR:)
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAKTARA || Galaksi dan Antariksa
Ficção AdolescenteCover by : Kentangmerah ---------- Takdir menemukan kita. Jangan menjauh ~Galaksi Putra Pramudya "Nama lo songong," ucap Galaksi dengan nada mengejeknya. "Hah?" ucap Afiska terkejut. "Cewek nama cowok" lanjut Galaksi masih dengan wajah mengejeknya...