"i still one you"

471 44 11
                                    

Sebelum saya bertemu anda, semuanya baik baik saja.

---Antariksa---

Semenjak kejadian semalam. Afiska dan Galaksi lebih banyak diam. Tidak ada tegur sapa diantara mereka.

Biasanya saat di sekolah, Galaksi dengan jahil nya akan melempari Afiska dengan gulungan kertas bekas coretannya. Tapi sekarang yang Afiska temukan hanyalah Galaksi yang cenderung diam.

Afiska tidak tau apa yang sebenarnya terjadi antara Bintang dan Galaksi. Yang ia tau kedua lelaki itu adalah orang asing. Hubungan mereka tak lebih dari adik dengan kakak kelas.

Lagi-lagi Afiska menghembuskan nafasnya kasar. Pikirannya masih melayang-layang ke kejadian semalam.

"Af, kantin yok. Ini udah jam istirahat kedua loh. Lo belum ada makan dari tadi pagi kan?" ucap Naya yang sudah berada tepat di samping Afiska.

"Lo aneh. Harusnya kalo ada masalah lo cerita ke gue atau Farida. Lo masih nganggap kami teman gak sih?"

Lagi, Naya malah membuat Afiska semakin pusing dengan perkataanya. Afiska hanya ingin sendiri. Diapun tidak mengerti mengapa menjadi seperti ini.

"Gue gapapa Nay, makasih udah perhatian. Saat ini gue lagi pengin sendiri. Kalo gue udah siap pasti gue cerita ke lo dan Farida."

Naya mengehmbuskan pelan nafasnya. Lalu menatap sendu ke arah wajah Afiska sahabatnya.

"Oke, gue tunggu sampe lo mau cerita semuanya. Tapi sekarang lo harus makan. Jangan bikin badan lo ikut-ikutan sakit kaya otak lo itu."

Perkataan Naya menohok tepat ke hati Afiska. Saat Afiska hendak memprotes Naya sudah menghilang dari pandangannya.

-

--------
Afiska berjalan seperti orang lingpung. Menyusuri koridor kelas yang mulai sepi karena sebagian besar siswa siswi sudah berada dikantin. Jam-jam seperti inilah yang membuat Afiska merasa sendiri, sunyi.

Tidak ada ocehan dan omelan seorang Galaksi.

Kenapa gue jadi gini sih. Afiska menggerutu. Heran dengan keadaan nya sekarang.

Dan yap tepat saat Afiska mendongakkan kepala. Terbitlah senyuman iblis dari laki-laki yang hampir seharian ini membuat Afiska gila setengah mati. Siapa lagi jika bukan Galaksi.

"Hai calon ahli kubur," sapa Galaksi macam malaikat pencabut nyawa. Senyuman tengil nya mulai terbit kembali diwajah nya yang sedikit uhm manis mungkin?

Oke Afiska mulai tidak fokus. Laki-laki didepannya ini. Benar-benar misterius.

Afiska menggeleng-gelengkak kepalanya. Membuang sua fikiran yang berkecamuk soal Galaksi.

Tapi ada sedikit perasaan lega saat Galaki mulai mengajaknya bicara kembali. Bukan seperti tadi pagi saat Galaksi diam membisu. Afiska lebih suka keadaan seperti ini.

"Lo kenapa? Kenapa lo diemin gue Gal?" Afiska bertanya tanpa sadar. Perkataan itu membuat Galaksi menatap lekat Afiska.

"Kenapa Anta? Apa rasa itu mulai ada?" Galaksi bertanya pelan ditelinga Afiska.

Afiska tersadar akan perkataanya, cepat-cepat dia menutup mulutnya.


"Tetap seperti ini Anta, dan gue akan meyakinkan semesta kalo Galaksi dan Antariksa ditakdirkan bersama."

Dan benar ucapan Galaksi barusan mampu membuat seorang Antariksa Fiska Sabita  membisu.

Angin berlalu memberhentikan waktu keduanya.

--------

Hai semuanya!!!
Akhirnya GALAKTARA bisa update kembali,
Setelah sekian lama author nya menghilang hihi. Maaf beribu maaf semuanya karena untuk part ini benar-benar pendek.

Dan juga jangan lupa terus support cerita ini dengan cara menekan tanda bintang. Dan berikan komentar kalian sebanyak-banyaknya.

Love you all<3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GALAKTARA || Galaksi dan AntariksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang