Menghalang

33 25 9
                                    


Surganya siswa-siswi, saat mendengar bel pertanda waktunya pulang. Kini Karel sedang memasukan alat-alat tulisnya kedalam ranselnya. Kemudian keluar menuruni tangga satu persatu, saat itu dia melihat Gleo yang sedang mengambil motornya dan menaikinya dengan cepat. Dengan sigap Karel berlari dan menghalang Gleo dari depan motornya. Seperti pak polisi yang sedang menilang rakyatnya di karenakan melanggar hukum yang berlaku.

"Hai cowok tampan. Gue belom tahu nama lu, gue kepengen kenal lu lebih dekat lagi bolehkan? waktu itu kan. Lu udah baik tuh ngasih pelukan hangat lu ke gue," tanya Karel dengan wajah polosnya.

"Gak mau!" jawab Gleo.

"Sombong amat lu bambang!" balas Karel dengan menaikan satu alisnya.

"Minggir lu, atau mau gue tabrak!" ancam Gleo dengan menatap datar Karel.

"Silakan yang penting, yang bawa kerumah sakitnya lu. Gak papa ko eneng iklas bang Gleo," ujar Karel dengan tertawa pelan.

"Ogah, banget!" jawab Gleo geram.

Gleo sangat kesal. Menurutnya waktu berharganya, telah diambil oleh Gadis gila yang sedang mengganggunya saat ini.

"Oh, nama lu. Gleo Fareza, cowok yang awal gue temuin di taman itu, wah kita ketemu lagi. Mungkin memang benar kita jodoh, ah gue senang deh lu jodoh gue. Lu juga kan bantuin gue disaat terpuruk yakan? makasih ya Allah telah menuruni pangeran sebaik dan setampan dia," ujar Karel dengan mengangkat kedua lengannya ke atas selayaknya sedang berterimakasih.

"Kacang goreng!" ucap Gleo

"Gleo gue ikut lu ya. Anterin gue pulang gitu," pinta Karel dengan memasang puppy eyes.

"Gak!" jawab Gleo

"Gw mohon ya, anterin inces pulang sekali aja," ujar Karel merengek.

"Sekali nggak yah nggak!" balas Gleo meninggikan nada suaranya.

Dengan sigap Karel langsung menaiki motor warna Merah milik Gleo. Bodoamat si kepala es batu marah, yang terpenting saat ini Karel ingin pulang bersamanya.

"Gleo cepat jalan. Gue udah siap nih pulang bareng lu," kata Karel polos.

Gleo menoleh ke arah Karel dengan geram, gadis ini sangat mengganggunya.

"Lu ngantur-ngantur gue. Turun lu!" perintah Gleo.

"Gak mau, anterin Karel pulang dulu baru Karel turun...."

"Bacot!" jawab Gleo

"Jangan galak-galak dong, babang Gleo. Nanti Karel nambah cinta dan gak bisa pergi dari babang Gleo," ucap Karel dengan senyuman manisnya.

"Najis, cepat turun!" ujar Gleo

"Gak mau, Karel gak mau turun Gleo," jawab Karel dengan menepuk pundak Gleo.

Gleo dengan membuang nafasnya kesal. Gleo pun menurutinya. Dia tidak mau beradu mulut dengan gadis si kacang goreng ini. Bahkan Gleo tahu dia pasti kalah dengan Karel yang menurutnya, mulut Karel seperti kacang yang sedang di goreng, sangat brisik.

"Nah, gitu dong. Nurut sama calon istrinya, dari tadi kek kaya gini gak bakal buang-buang suara gue," ucap Karel dengan gembira.

Gleo mengabaikan Karel yang sedang berbicara padanya, saat ini Gleo ingin cepat-cepat mengantar Karel kemudian langsung pulang.

Saat sedang diperjalanan hanya ada keheningan. Karel tidak suka dengan keheningan, kemudian Karel mulai bertanya pada Gleo yang sedang fokus menyetir.

"Gleo, tipe cewek idaman Gleo kaya apa? Karel pengen tahu," tanya Karel.

Gleo pun hanya diam saja. Dia tidak ingin berbicara disaat menyetir.

"Gleo ko diam aja si!
jawab Karel dong," ujar Karel.

Lagi-lagi Gleo hanya diam. Menghiraukan pertanyaan Karel.

"Ih dasar kepala es batu! babang Gleo tega-tega deh gak jawab Karel. Karel ngambek nih, mamaaaaaaaa! calon suami Karel tega ngabain calon istrinya yang cantik ini kaya Raisa," ungkap Karel dengan nada lantangnya.

Gleo yang mendengar Karel sedikit tersenyum kecil, ada-ada saja cewek kacang goreng ini teriak-teriak kaya orang gila.

Setelah menempu berjalanan yang lumayan jauh kini. Gleo telah sampai dirumah Karel.

"Rumah lu?" tanya Gleo kepada Karel.

"Iya. Ini rumah gue, Gleo mau mampir nggak? Banyak makanan loh dirumah Karel. Baru beli sih," tanya Karel dan menawarkan Gleo untuk kerumahnya.

"Gak, gue mau pulang," jawab Gleo datar.

"Ya. Padahal Karel ngarepinnya Gleo bisa, mampir bentar kerumah Karel," ujar Karel lirih.

"Gak." jawab Gleo

"Yaudah deh. Makasih ya Gleo udah mau nganterin calon istrinya pulang dengan selamat," ungkap Karel dengan tertawa.

"Najis!" jawab Gleo.

"Babang Gleo, gemesin deh bikin Karel nambah cinta aja!" ucap Karel dengan manja.

Tanpa merespon ucapan Karel, Gleo pun menyalakan mesin motornya. Lalu melanju dengan kencang.

"Babang Gleo, jangan kebut-kebutan nanti takut jatuh Karel gak tega. Kalau jatuh nya ke pelukan Karel, Karel rela ko," ujar Karel dengan Teriak.

"Ah babang Gleo, baik banget deh nganterin Karel pulang! wah Karel bahagia banget, nanti-nanti Karel pasti kan babang Gleo antar jemput Karel." kata Karel antusias.

Jangan lupa vote, comment, dan Follow akun saya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

       KARELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang