sirna

45 3 0
                                    

Hiruk piruk kota mencekik leherku.
Aku berlari tanpa arah.
Mencari diri yang tidak pernah kuketahui dimana keberadaannya.
Entah di antara lonceng-lonceng yang berbunyi nyaring atau di antara sesisih sepatu yang mengalir terbawa air.
Entahlah, aku belum pernah menemukannya.

Aku terus berlari mencari.
Kesana kemari.
Sendiri.
Hingga akhirnya aku terjatuh disebuah jurang.
Tidak sadarkan diri.

Semesta, tahan saja aku disini.
Dibelantara sunyi yang menawarkan kedamaian.
Untuk selamanya tidak apa.
Aku tidak mau lagi berjumpa dengan para penganut dunia itu.
Biarkan aku diantara matahari datang dan pergi membentuk puisi.
Mungkin tidak dapat kau baca, tetapi didadamu dia menyala.

-inakurotuln

Luruhan NestapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang