U

1.3K 170 31
                                    

UNIDENTIFIED FEELING

Dulu, Chanyeol remaja selalu bermimpi untuk memiliki rumah tangga yang bahagia bersama orang yang dicintainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dulu, Chanyeol remaja selalu bermimpi untuk memiliki rumah tangga yang bahagia bersama orang yang dicintainya. Bangun pagi dengan seseorang yang ada di pelukannya, sebuah ciuman selamat pagi, dan sarapan yang lezat. Semua begitu indah saat dibayangkan.

Tapi takdir memang tidak berpihak untuk mengabulkan mimpinya yang satu itu. Chanyeol hanya bisa menikmati kehidupan rumah tangganya tidak lebih dari satu minggu. Itu pun harus ia lewati di rumah sakit.

Drrt drrt~

Chanyeol mengambil ponselnya dari atas nakas, "Ne, Hyung?"

Panggilan dari manajernya yang mengatakan jika dirinya telah menunggu di lobi.

"Aku akan segera turun."

Sebelum pergi, Chanyeol menatap foto pernikahannya yang tergantung di dinding. Di sana, ia duduk di samping tubuh istrinya yang terbaring dengan berbagai alat medis di tubuh. Terlihat begitu menyedihkan, tapi tidak bisa dipungkiri jika itu merupakan salah satu hari yang sangat berharga untuk Chanyeol.

"Miho-ya, kau sudah terbebas dari penderitaanmu. Kau pasti bahagia di sana, bukan? Sesuai janjiku, aku juga akan bahagia di sini." Chanyeol bergumam, matanya berkaca-kaca melihat sosok tercintanya begitu rapuh dalam foto itu. Mata yang dulu bersinar terang berubah layu, kulit pucatnya menjadi semakin pucat, dan senyumnya tidak lagi selepas dulu karena ada rasa sakit tertahan didalamnya.

Meski itu tidak mungkin. Lanjutnya dalam hati seiring dengan langkahnya yang keluar dari kamar.

Kebahagiaan Chanyeol adalah cintanya, Choi Miho. Disaat cintanya telah pergi, apa Chanyeol bisa bahagia?

.

.

"Kau mau sarapan apa?"

"Terserah kau saja, Hyung." Chanyeol menyandarkan kepalanya di sandaran kursi mobil. Jujur saja, suasana hatinya belum sepenuhnya untuk bisa kembali pada rutinitas pekerjaan. Tapi jika tidak dipaksa, akan sampai kapan ia terus terpuruk?

Sementara di sampingnya, sang manajer, Minseok menatapnya iba. "Jangan menatapku seperti itu, Hyung."

"Kau seharusnya tidak perlu memaksakan dirimu, Chan."

"Bagaimanapun juga aku harus bangkit lagi, Hyung." Kehidupan adalah anugerah terbesar dari Tuhan. Disaat orang-orang kurang beruntung seperti Miho menginginkan kehidupan dan harus berjuang untuk bertahan, Chanyeol yang diberi kemudahan oleh Tuhan untuk bisa menghirup oksigen sesuka hati dan beraktivitas dengan normal. Chanyeol tidak boleh membuangnya sia-sia, bukan?

Minseok tersenyum, melihat Chanyeol yang sudah seperti adiknya sendiri terlihat begitu tegar. "Hanya jangan menyimpan semuanya sendiri."

"Aku tahu." Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas untuk membentuk lengkungan. Sesuatu yang dulu begitu mudah untuk dilakukan, sekarang terasa berat.

Unlucky Perfection ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang