N

1K 149 38
                                        

NIGHT NIGHT

"Iya, aku akan mengirimkannya besok siang."

Satu minggu ini Sehun benar-benar disibukkan dengan pekerjaannya. Besok siang adalah deadline penyerahan foto pemotretan di Gangwon kemarin kepada editor. Sialnya, editornya kali ini adalah Johnny Suh, orang paling menyebalkan sepanjang karirnya sebagai fotografer.

Dua hari yang lalu ia baru saja kembali dari jadwal pemotretan di Jeju, dan setelahnya ia harus membuat konsep foto pre-wedding untuk salah satu klien.

Tanpa membuang waktu lagi, Sehun menutup sambungannya dengan editor menyebalkan itu. Ia segera membuka laptopnya yang berisi foto-foto hasil pemotretan kemarin.

Matanya tidak lepas menatap lekat satu persatu potret Chanyeol di sana.

Matanya tidak lepas menatap lekat satu persatu potret Chanyeol di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Park Chanyeol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Park Chanyeol. Bagaimana Sehun harus mendeskripsikan sosoknya? Orang-orang di luar sana banyak yang mengatakan Chanyeol adalah seorang yang sempurna. Tapi tidak ada yang sempurna di dunia ini kecuali Tuhan.

Sehun pun tahu, Chanyeol tidaklah sesempurna itu.

Tiba-tiba ingatannya kembali pada pembicaraannya dengan Chanyeol malam itu. Benar-benar diluar dugaan saat dirinya secara tidak langsung mengungkapkan perasaannya pada Chanyeol.

Sehun adalah orang yang—terlampau— awam dalam masalah percintaan. Bisa dibilang, ia belum pernah jatuh cinta.

Semasa sekolahnya dulu, Sehun tidak pernah tertarik pada perempuan, membuatnya berpikir jika ia sama seperti orangtuanya. Tapi sejak perselingkuhan itu, Sehun merasa takut. Lebih tepatnya, ia takut jatuh cinta, ia takut menjalin hubungan, lalu kemudian disakiti.

Chanyeol memang orang yang baik sepanjang Sehun mengenalnya beberapa lama ini. Tapi, dulu Kris juga orang yang baik. Sangat.

"Ah, apa yang baru saja kupikirkan."

Sehun memukul pelan kepalanya. Bukannya menyelesaikan pekerjaan, ia malah melamun tidak jelas.

.

.

"Maafkan aku, tapi aku tidak bisa melakukan ini lagi." Chanyeol melepaskan genggaman pada tangan wanita dihadapannya. Tepat saat air matanya mengalir, ia berbalik, meninggalkan wanita yang sudah menangis terisak di belakang sana.

Unlucky Perfection ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang