2. Nostalgia

47 29 6
                                    

Di sebuah bandara tempat dimana ibukota Indonesia berada. Seorang pria remaja berdiri sambil menyelempang tas nya dibahu kanan sedangkan tangan kirinya dia masukkan ke dalam saku celananya. Dia berjalan dengan tatapan sorot mata hitam pekat yang tajam. 10 menit yang lalu dia baru saja tiba, setelah beberapa hari yang lalu mengunjungi rumah neneknya.
Setelah selesai mengotak atik ponsel nya, dia berjalan menuju tempat dimana mereka menjualkan berbagai macam minuman mineral, atau hanya sekedar makanan ringan.
Tidak perlu menunggu waktu yang lama, mobil hitam Xpander berhenti tepat didepan pria remaja itu.

Seorang lelaki yang sudah lumayan tua itu tersenyum sopan saat melihat tuan mudanya sudah memasuki mobil yang dikendarainya. Setelah memastikan semua sudah beres, lelaki itu melajukan mobilnya ke tempat dimana dia bekerja saat ini.

***

Lily, Alan Walker, K-391, Emelie Hollow🎶

Lagu itu mengalun lembut di sebuah kamar dengan nuansa cat dinding berwarna the gray of gray dengan paduan hitam yang menambah kesan berani sama seperti sifat si pemilik kamar. Dia, Nathaniel Albert sedang berada dikamarnya dengan ditemani coklat panas. Dia yang selama ini telah menganggu pikiran Nate, dan mungkin sampai saat ini. Kapan lo hilang dari pikiran gue, batin Nate sembari menatap kosong balkon kamarnya yang tertutup kaca bening namun mampu menembus pemandangan luar.

***

Yola masih terus berusaha membujuk lelaki itu agar memenuhi permintaanya.
"Ayolah chel.. gue laperr pengen ice cream! Anterin yaaa..?" Yola menatap lelaki itu dengan melas dan puppy eyes agar lelaki didepannya mau mengantarnya.

"Yolaa..dimana mana kalo laper itu ya makan nasi bukan makan ice cream. Lagian lo nggatau ya sekarang jam berapa..?" Tanya lelaki itu dengan tatapan yang sulit diartikan, antara iya atau tidak.

"Tapikan gue pengennya ice cream, lagian kan mama sama papa suruh lo jagain gue. Emang lo mau gue yang cantik ini pergi sendiri dan diculik sama preman-preman itu??" Yola menatapnya penuh harap. Lagian mana mungkin pria ini tega membiarkan Yola pergi sendiri di hari yang sudah malam ini? Apalagi memang di depan komplek rumah Yola ini sering sekali preman preman nongkrong disana untuk menggoda wanita atau hanya sekedar memalak.

Helaan nafas tersengar bersamaan pria itu mengatakan,"Lo pinter banget ya bujuk gue. Tunggu disini, gue ambi kunci mobil dulu!!" Lelaki itu mendengus seraya berjalan menuju kamarnya untuk mengambil kunci mobil itu.

"Yeayyyy... makasih, makin sayang deh." Yola memeluk pria yang baru saja keluar dari kamarnya dengan kunci mobil yang dipegangnya. Pria itu mencibir setelah mendengar perkataan Yola dan segera merangkulnya keluar dari rumah megah itu.

Marchellio Ardipta, kakak Yola satu satunya. Sudah satu tahun ini mereka tidak lagi berjumpa.
Dikarenakan Marchel harus sekolah di ibukota negara Indonesia. Bukan paksaan dari kedua orang tuanya, melainkan Marchel yang menginginkannya sendiri. Yola rindu bukan main kepada kakak nya yang selalu berhasil luluh dengan bujukan darinya.

Gadis itu segera mengambil ponselnya dan segera mengirimkan pesan kepada seseorang sebelum dia benar benar terlelap di alam bawah sadar nya.

Yolanda : Bulan depan gue nyusul lo kak.

***

Sorot matanya yang dingin, sedang menyusuri koridor yang mulai rame. Tas yang dia sampirkan di bahu kanannya serta tangan kiri yang dia masukkan ke saku celananya, serta jalan yang angkuh. Para siswi memekik takjub melihat ciptaan Allah yang sangat sempurna ini.

Wahh Nate makin hari makin ganteng banget sih.

Cocok banget sih kalo yang jalan disampingnya itu gue.

My SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang