3. Kepindahan

36 27 2
                                    

Setelah selama seminggu berkutat dengan soal-soal UNBK yang membuat semua siswa kelas 9 merasa lega. Apapun hasilnya, itu urusan belakang bagi mereka, karena sudah mengikuti UNBK mulai awal hingga akhir saja itu sudah cukup .

"Masa sih lo berdua mau ninggalin gue sendiri di sini sih.." Sasa sangat sedih setelah mendengar cerita Yola bahwa dia akan pindah setelah acara kelulusan. Belum lagi Vira juga ikutan pindah, bukan ke luar kota, melainkan di luar negeri. Bayangkan saja jika kalian di posisi Sasa.

Yola menghela napas pelan, "Gue juga baru tau sebulan yang lalu Sa, dan itupun keputusan bokap yang lo tau sendiri ngga akan bisa diganggu gugat"

"Gue juga ngga bisa ngelawan bokap Sa" timpal Vira merasa tidak tega meninggalkan sahabatnya seorang diri.

Sasa yang tidak ingin melihat sahabatnya sedih segera menampilkan senyuman terbaiknya, "Apa'an sih kalian, kenapa jadi melow gini juga, mending sebelum kalian pergi, kita hangout gimana?" Tanya Sasa antusias.

"Setuju!!" Ucap kedua nya yang tidak kalah antusias

***

Setelah sampai di Mall, "Nonton yuk. Gue denger-denger ada film horor yang sekarang tayang loh" usul Vira kepada kedua temannya.

"Boleh juga. Pokoknya kita harus puas-puasin waktu kita. Tapi gue janji kok, kalo liburan gue pasti bakal kesini" senyum mereka merekah dan saling berpelukan layaknya teletubis.

"Tuh kursi kita di pojok belakang sendiri" ucap Vira menyeringai menatap Sasa yang notabennya takut film yang bergenre horor.

Sasa mendelik kearah Vira, "Apa lo liat-liat gue? Kali ini gue ga bakalan takut" Ucap Sasa menantang sambil berjalan seolah sedang melakukan iklan sampo.

"Awas ya lo!!" Kejar Vira kearah Sasa yang sudah berjalan terlebih dahulu. Yola terkekeh pelan dan segera mengikuti langkah kedua sahabatnya yang sekarang sedang duduk anteng di bagian kursi mereka.

***

"

Jadi, kamu yakin mau sekolah di tempat Marchel?" Tanya seorang pria baruh baya yang menatap anaknya serius.


"Iya pa. Nate udah yakin" ungkap Nate meyakinkan papanya.

Andreno Albert, papa dari Nate terlihat menganggukan kepalanya seraya menyesap teh nya yang baru saja dibawakan sang istri yang notabennya ibu kandung dari Nate.

"Mama juga denger kalau sekolah itu cukup terpandang sih, banyak donatur dari kalang atas juga. Dan Samudra juga termasuk dari orang yang memberikan donatur untuk sekolah disana loh pa" ucap Sandra menimpali dan berjalan ke arah suaminya dan duduk berdampingan.

Andre tersenyum seraya mengelus rambut panjang milik Sandra yang belum beruban di umurnya yang sudah memasuki kepala empat itu, "Papa juga kepikiran untuk membantu sekolahan yang akan anak papa sendiri tempati"

"Inget tempat dong!!" Nate sewot sendiri yang melihat papa dan mamanya bermesraan di depan matanya sendiri.

"Jomblo sih!" Kekeh Sandra melihat anaknya yang terlihat kesal itu.

Nate bergegas pergi ke cafe untuk sekedar nongki-nongki bersama kedua temannya yang sedari tadi membujuknya, "Nate keluar sebentar, sebelum jam 10 Nate pulang!"

"Iya, hati-hati!" Ucap mama dan papa nya serempak.

***

My SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang