7. Jalan

35 20 5
                                    


Senyuman indah itu turut serta mengawali paginya yang cerah secerah hatinya saat ini. Yola, gadis yang sedari tadi masih mempertahankan senyumnya yang sangat lebar, segera mendapat tatapan bingung dari kakaknya.

Karena merasa ada yang tidak beres, Marchel, kakak Yola segera menjitak pelan kepala adiknya yang membuat si empunya kaget, "Ish..apaan si lo Chel" Ucap Yola dengan seketika merubah mikik wajahnya menjadi cemberut.

"Ngapain lo dari tadi senyum-senyum kaya orang gila?!" Tanya Marchel diiringi wajah penuh ke kepoan. Yola mendengus pelan sebelum dia kembali menatap wajah kakaknya dengan menarik kedua sudut bibirnya menjadi sebuah senyuman yang tak kalah lebar dari tadi,

"Kepo banget sih lo!" Jawab Yola tersenyum sembari memainkan jarinya di meja makan yang masih dihuni oleh Marchel dan juga dirinya. Dikarenakan papa nya yang belom pulang dari tugas luar kota, dan juga mama nya yang sekarang sedang menyiapkan sarapan untuk mereka.

"Jangan-jangan lo udah ga waras ya?" Tuding Marchel kearah Yola yang sedang menatapnya malas.

"Mungkin!"

"APA??!" Mata Marchel membulat sempurna mendengar lontaran dari adiknya yang memang tingkahnya sekarang sangat membuatnya kebingungan.

"Gausa alay kali!" Yola memutar bola matanya malas.

"Oke..ekhem, gue akuin hari ini lo emang kaga waras. Tapi gue mau bilang sesuatu sama lo!" Ucap Marchel mendadak serius dan langsung dibalas tatapan memicing dari Yola, dia menaikkan alisnya agar Marchel kembali melanjutkan perkatannya, "Kemarin gue ketemu sama Nate!" Yola seketika tersedak sampai mengeluarkan buliran bening dari ujung matanya ketika mendengar penuturan dari kakaknya. Marchel yang melihatnya segera mengambil segelas air dan menepuk punggung Yola yang masih tersedak itu.

Setelah dirasa mendingan, bukannya membalas perkataan kakaknya, Yola malah membatin, Kok bisa sih dia ketemu Nathan, jangan-jangan mereka ngomongin gue lagi. Yola geleng-geleng sendiri sembari pikirannya yang masih entah kemana.
Marchel yang melihat adiknya bengong, segera menyentil pelan dahinya sehingga adiknya menatapnya dengan tatapan tajam

"Kenapa lo diem? Lo kepikiran sama dia yaa? Oke tenang aja ntar gue kasih tau sama Nate"

"Gue udah ketemu kali!" Ucap Yola keceplosan dan segera membungkam mulutnya yang nakal ini. Namun sayang, Marchel sudah keburu mendengarnya dan sekarang dia sedang menatap ke arahnya dengan tatatapn yang-ngrhh.

"MAAA.. YOLA NIH PACARAN MULU!" Ucap Marchel sembari menghampiri mamanya dan mulut nya yang ember itu, sangat tidak bisa dijaga. Sial, Yola membatin.

Seketika mamanya menatap kearahnya dengan tatapan yang sama seperti kakaknya. Menggoda..

"Marchel bo'ong ma, itu fitnah. Lo ngga takut apa ha? Fitnah lebih kejam dari pembunuhan!" Ucap Yola menatapnya horor kearah kakaknya yang sedang terbahak keras  itu.

Rupanya Marchel masih belum puas menggoda adiknya itu, "Ma..masih inget Nate ngga?" Tanya Marchel kearah mamanya yang sekarang sedang berusaha berfikir.

"Chel..ayo berangkat, keburu siang...Yola berangkat ma..bye" Ucap Yola sembari mencium punggung tangan mamanya yang masih kebingunan dan berakhir mengangguk dengan berkata hati-hati.

Dan Yola segera menarik pergelangan Marchel dengan sangat kuat. Marchel pun tidak bisa menahan tawanya melihat wajah adiknya yang memerah seperti kepiting rebus akibat ulahnya.

***

Gadis itu turun dari motor kakaknya setelah mereka sampai di parkiran sekolahnya.

"Gue duluan ya, kak" pamit Yola yang langsung diangguki oleh kakaknya.

Mata pria itu memicing melihat seorang gadis yang sedang berjalan di depannya. Kayak kenal, batin pria itu.

My SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang