25. Cilor

13 2 0
                                    

"Permen emang enggak bagus untuk gigi, tapi rokok lebih enggak bagus untuk paru-paru."

☆☆☆

SMA Adisakti sedang memasuki waktu istirahat pertama. Kantin dalam sekolah selalu ramai dikunjungi oleh siswa-siswi bahkan guru yang kelaparan. Nirmala sedang mengantre di kedai bakso milik Pak Akung, bersama dengan Ranti dan Dara.

"Hei," sapa Niko yang tanpa Nirmala sadari sudah berdiri di sampingnya.

"Hei." Nirmala tersenyum ramah.

Niko mendekatkan bibir ke telinga Nirmala, "Hari ini gue libur, mau jalan-jalan?" Lalu kembali menjauh, menunggu jawaban Nirmala.

Gadis itu menoleh ke arah Dara dan Ranti yang hanya memerhatikan interaksi Nirmala dan Niko sekilas, kemudian sibuk mengibaskan tangan di depan wajah. Cuaca hari ini memang cukup membuat keringat bercucuran.

Kemudian kembali menoleh ke arah Niko.

"Boleh." Nirmala menjawab dengan suara yang cukup pelan, tapi masih bisa didengar dengan jelas oleh Niko.

Buktinya laki-laki itu tersenyum puas setelah mendengar jawaban yang terlontar dari bibir Nirmala.

"Gue tunggu di halte aja," kata Nirmala.

"Siap!" jawab Niko sambil bersiap melangkahkan kaki.

"Mau ke mana?" tanya Nirmala.

Niko mengurungkan niatnya untuk bergegas pergi, "Ke parkiran."

"Ngerokok?" Nirmala cukup tepat menebak kebiasaan laki-laki itu.

Niko diam, tidak menjawab. Dia hanya memberikan senyum simpul sebagai jawaban.

Nirmala segera mengambil toples permen yang berada paling dekat dengannya, membuka tutupnya kemudian mengambil beberapa.

"Permen emang enggak bagus untuk gigi, tapi rokok lebih enggak bagus untuk paru-paru." Nirmala memberikan beberapa permen itu pada Niko.

Ya, maksud Nirmala adalah supaya Niko tidak merokok. Maka Nirmala menggantinya dengan permen. Nirmala pernah melihat ayahnya terus memakan permen selama masa pemberhentian merokok. Katanya kalau tidak merokok mulutnya akan terasa asam. Jadi beliau menggantinya dengan permen, agar mulutnya terasa manis dan melupakan rokok. Cara itu pula yang Nirmala terapkan untuk Niko.

Lagi-lagi Niko hanya tersenyum, kemudian menerima permen-permen itu. "Yaudah, gue enggak jadi ke parkiran."

"Kenapa?"

"Mau nemenin lo makan bakso aja di sini," jawab Niko sambil membuka satu bungkus permen, "sambil makan permen." Niko memasukkan permen itu ke dalam mulutnya.

Nirmala tersenyum. "Enggak ikut pesan makan juga?"

Niko tidak menjawab, dia malah berjalan ke kedai sebelah membeli sesuatu, membuat Nirmala mengernyit. Kemudian Niko kembali berdiri di samping Nirmala. Di tangan kirinya membawa botol minum dan tangan kanannya membawa satu bungkus cokelat.

"Buat lo." Niko memberikan satu bungkus cokelat yang terkenal dengan wafer dan karamel di dalamnya itu pada Nirmala.

"Makasih," ucap Nirmala sambil menerima cokelat itu.

Peri Kecil Nirmala (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang