Awal Kejombloan

55 5 0
                                    

Jomblo, jomblo, jomblo.

Akhir-akhir ini, kata itu yang selalu terngiang di telinga ku. Memenuhi, seluruh ruang yang ada di kepala ini. Yah tentu kalian tau, bahwa seseorang mengalami fase jomblo ketika ia baru memutuskan hubungan asmara bersama kekasih nya.

Itu yang aku alami. Aku baru saja putus dengan kekasih ku. Yang kini, sudah menjadi MANTAN. Makhluk tuhan, yang pernah mengisi kekosongan hati ku saat itu. Yang mampu menerima ku, mencintai ku, tanpa syarat(LEBAY. Hoek.. Hoek.. Kresek. Mana Kresek? ).

Oke guys, lupain. Masa iya, gue ceritain soal mantan sik. Ya kali. kagak kelar-kelar entar.

15/01/2019. 21.09PM
Tanggal,bulan,tahun dan jam itulah aku memutuskan bubungan ku dengan si doi. Saat setelah itulah, aku menjadi jomblo. Mungkin, belom jodoh. Itu sih, istilah yang sering di pakai sama orang-orang. Atau, dia bukan orang yang terbaik buat kita.hihi. Oke lupain guys, kembali ke topik.

Malam minggu. Malam kelabu, buat something yang gak punya doi di malam itu. Ku habiskan waktu malam minggu ku dengan bersantai ria dan berkutat pada ponsel tercinta.

Menjelajah media sosial(mo menjelajah masa lalu buat kembali ama doi, gak bisa). Tak lupa, akupun berselancar di dunia oranye ku. Yah, hanya di sana seorang jomblo mempunyai tempat. Tempat untuk halu, untuk ngebaperin diri sendiri, dan tempat untuk memiliki kekasih khayalan.

Lalu kuputuskan untuk membuka facebook saja. Siapa tau ada 'doi' cakev, yang ngechat tuh ke mesengger. Terus kenalan, tukeran kontak whatsapp, PeDeKate. Jadian, terus, Putus ??. No no no.

Terlalu banyak mengonsumsi bacaan di wattpad, membuatku 'halu' tingkat tinggi, dan keracunan bacaan. Hingga berkhayal ada seseorang yang sudi jadi pacarku??.

19.30 WIB, aku masih asyik menscroll beranda facebook ku yang di penuhi oleh postingan orang-orang alay, yang mengupdate setiap aktivitasnya di malam minggu.

Sesekali aku tertawa membaca caption-caption lucu dari sebuh group yang ada di Facebook. Dan mencomot kuaci yang ada di meja sebelahku. Ditemani minuman dingin dan kesunyian. Karena, kebetulan kedua orangtua ku sedang menghadiri acara selametan rumah baru, dari anak bibiku. Sedangkan adikku Alisa, ia sedang merias diri dikamarnya. Entah hendak kemana anak itu. Mungkin malam mingguan bersama kekasihnya.

Saat tengah asyik-asyiknya tertawa dan mnikmati kuaci, tiba-tiba terdengar deru mesin sepeda motor yang berhenti tepat di depan teras rumah. Ku donggakan kepala ku yng sebelumnya hanya fokus kearah layar handphone, kini mengarah ke seorang lelaki ? Berkemeja kotak-kotak merah dan dibiarkan terbuka, menggunakan jeans hitam panjang, sepatu hitam berlist putih, dan mengendarai motor Ninja ?

Wow. Boleh juga tuh motornya. Hehe.
Tapi masih bocah kek nya. Bodo amat ah.

Lalu ku alihkan pandanganku kearah gerbang rumah yang terbuka lebar.

Pantesan bisa masuk, orang gerbangnya kebuka kok. Pasti papih lupa tutup tuh.

"Assalamualaikum. Permisi kak. Alisanya ada? " Tanya lelaki tersebut sopan. Dan memanggilku dengan embel-embel 'kakak'.

Oke, no problem. Tapi problemnya adalah, dia nanyain adek gue bukan gue. Naseeeb dah.

"Waalaikumsalam. Siapanya adek gue lo ?." Tanyaku tanpa berbasa-basi serta acuh sambil menggigit kulit kuaci, dan membuangnya asal.

"Kenalin kak, gue Yogi, pacarnya Alisa. Alisanya ada kak? " Ucapnya seraya mengulurkan tangan untuk bersalaman.

"oh. Gue Mila Puspita Kencana. Panggil aja, Kak Mila Syantik. Kakaknya Alisa." Balasku seraya membalas uluran tangannya.

"iya kak. Hehe Alisanya kok, belum keluar juga ya kak ?" lelaki yang bernama Yogi itu kembali menanyakan Alisa Puslita Kencana. Sang adik.

"Oh ada noh di dalem. Emang suka lama dia, kalo dandan. Mending mukanya berubah jadi syantik kek kakaknya. Ini mah, tetep jelek juga. Entar, gue panggilin. " Mila menjeda ucapan nya, dan memanggil sang adik mdnggunakan suara toa yang dimilikinya.

"Lisaaaaa. Ada cowok lo. Buruan turun. Kesian nih, nungguin lo daritadi. " Si lelaki yang mengaku sebagai kekasih adiknya tersebut malah meringis sambil menutup kedua telingannya menggunakan telapak tangan. Tak lama kemudian, sang adik pun keluar rumah dengan wajah kesalnya.

"Gosah teriak donk kak. Gue juga denger. Duuuh. "
"Eh. Sayang. Maaf ya nunggu lama. Yodah, langsung OteWe aja yuk. Keburu macet entar kalo kemaleman ." Ucap sang adik sambil bergelayut manja di tangan sang kekasih.

JIJAY GUE ASLIII. ELAAH. ADEK GUE NGAPA LEBAY GITU SIK.

"Yaudah kalo gitu. "
"kak. Gue izin ajak Lisa jalan ya, buat malem ini."

"Yaudah. Tapi inget. Gosah macem -
Macem lo pada!!."

"Yaudah kak. Kita berangakt dulu. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam. Ti-ati! Jagain adek gue! "

"oke kak."

Kendaraan beroda dua itupun, melenggang pergi meninggalkan pekarangan rumah. Hingga tak tampak ditelan gelapnya malam.
Akupun beranjak dari dudukku dan menutup gerbang rumah. Lalu melanjutkan aktivitas ku sebelumnya.

Jomblo[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang