Part 05

10 3 0
                                    

Suara seseorang mengintrupsi.
"What? Lo jomblo Mil?"
Aku kenal pemilik suara toa itu. Ya dia SahabatKu, Risma sang pemilik suara yang ku maksud. Lalu pemilik suara toa lainnya pun, ikut nimbrung untuk memojokanku dengan pertanyan-pertanyaan yang mereka lontarkan. Aku memutar bola mata jengah.
"Kok bisa putus Mil? Waah, lo udah deket ama yang lain yak?." Tuduh Miyo sambil menarik kursi dihadapan ku. Begitupun dengan Sahabatku yang lainnya.
"Kapan lo putus ama si Bule Mil?."
Tanya Ayu Kepho.
"Cepet cerita, gimana Kronologisnya lo bisa END ama si Lucas?" Krismanty berbicara dengan gaya mulut yang dibuat-buat dan terkesan Idiot.
"Yaallah Mila syalalala, lo ngapa gak ngasih tau kita kalo lo udeh putus ama si Lucas??." Fhety Membeo.

Lah, emang kalo gue kasih tau Lo pada, gue bakalan dikasih atau dapet Mobil Avanza, motor NMX yang body GEDE, ama dapet tiket Umroh, hah?
Kagak kan.

"Malah bengong."
"Woii Mila."
Aku sangat bersyukur keadaan kantin masih belum ramai seperti biasanya. Dan sebagai KORBAN WAWANCARA DADAKAN, aku masih bisa bernafas lega. Sebab, penjaga kantin tak begitu memeperdulikan suasana riuh yang terjadi di bagian paling pojok kantin.
"Mil lo ngapa diem mulu sik, elaah."
"Jawab ngapa Mil."
"Tau tu--"

"Woii. Diem duluu. Gimana gue mao jelasin, lo pada aja nyerocoooss kek Kereta apiii tuut tuut tut, siapa hendak tur--"
Mereka menatapku datar, Seolah mengatakan Ya gosah Nyanyi juga.
"Ehehehehe."Aku menggaruk kepalaku yang sama sekali tak terasa gatal.
"Buruaan doonk Milaa. Keburu imsak entar. Elaah." sergah Miyo mulai tak sabar, hingga berbicara asal.
"Lo kira, lagi sahur." ucap yang lain bersamaan.
"Yeeeh, kan biar kesannya gak garing-garing banget." Miyo membela diri.
"Serah lo dah,  BAMBANG."
"Udeh kan, debatnya. Gue mo cerita nih." ucapku memastikan. Mereka mengangguk.
"Ekhmm. Jadiii,  gue ama si LS putus kira-kira udah seminggu yang lalu. Itu kemauan si L--." Ucapanku terjeda, sebab Krismanty lebih dulu memotong ucapanku.
"Stop..  Stopp..  Stopp. Lo ngapa pake inisial segaala sik Mil. Kita kan udah tau, namanya." Potong Krismanty
"Iya nih. Apaan deh."
Mila menepuk keningnya pelan, yang diiringi  dengan hembusan nafas kasar.  Diam.  Mila tak ingin melanjutkan ceritanya hingga para cecunguk bersuara toa itu usai dengan ocehannya.
"Mungkin, biar yang lalu-lalang di kantin gak pada Ngeh, kalo si Mila udeh putus. Lo pada kan tau sendiri, banyak yang suka ama si LS dan ngarepin doi putus ama si Mila."
Kata Risma menengahi sedangkan Krismanty dan yang lainya hanya ber-Oh ria.
"Lanjuuut." Ucap Fhety  selow sambil bertopang dagu.
"Teruus, gue putus ama si LS entu kemaun doi sendiri. Gue bisa apa dong, sebagai orang yang tak lagi dicintainya."
"Hmmm.. "Gumam kelima sahabatku.
Suasana meja yang di duduki Mila serta merta sahabatnya masih hening. Belum tercipta keriuhan lagi disana. Pertanda bahwa mereka masih ingin mendengar lanjutan kisah putusnya ia dan Lucas.
"Okee terus,  kemarin pas selesai ngerjain TUGAS KELOMPOK--"
Mila menggantung ucapanya dan sengaja memberi penekanan pada beberapa kata. Membuat kelima gadis yang awalnya berekspresi menyimak, mengganti ekspresinya  wajah nya macam-macam. Yang jelas sulit untuk di tuliskan, maupun di jelaskan.

Inginku tertawa.. HAHA

Baru saja, salah satu dari sahabatnya yaitu Ayu ingin berkomentar, dengan keadaan mulut yang sudah condong kedepan, buru-buru Mila menyela dan melajutkan ucapanya. Dapat dilihat bahwa Ayu berwajah Masam saat itu juga.
" selesai ngerjain TUGAS KELOMPOK kita, gue sama Andra ke Caffe yang gak jauh dari perpustakaan daerah. Dan disana, gue gak sengaja ngeliat LS udah punya gandengan baru. Yaallah, rasanya tuh sakit bercampur perih lalu menjadi luka." Jelasku panjang lebar, penuh drama lalu menunduk diakhir kalimat yang ku ucapkan.

"Cup cup cupp.  Sabar yak Mila soyonk."Fhety merangkulku dan mengelus punggungku lembut. 
"Yaallah,  gue terhura banged guys." Seru Ayu sambil mengambil alih sendok bubur yang ku pegang , dan menyuapkan kemulutnya tanpa rasa malu.
"Terharuuu." Miyo menegaskan.
"Iye. Maksud gue itu."
Miyo memutar bola matanya malas.
"Terharu sih terharu mbak Yu.  Itu bubur gue gosah lo embat juga dong." Ujar ku, sambil mengusap  kedua manik mata ku yang sempat berkaca-kaca.
"Ah elo Mil. Ketimbang bubur doang."
"Dasar."Balasku
"uuu,  sabar yak Mila."Ucap Risma
"huhuhu. Gue ikut berduka ya Neng Mila Syantik."
"Iye. Thanks yak Manty kyuu"
Kelima sahabatku, memeluk ku erat.
Mengalirkan energi positif berupa Semangat,Suport, dan Perhatian, melalui pelukan singkat ala Tingky Wingky.

Yaallah-yaallah, gue terharu. Selalu gini ya, bersikap hangat satu sama lain. Gue bahagia sama kalian. Thanks selalu ada saat gue lagi butuh seseorang.

Di tengah keharmonisan kami di pojok kantin, tanpa kami ketahui bahwa seseorang memerhatikan kami sejak beberapa detik yang lalu.
"Ekhm. Udah dong peluk-pelukanya.  Udah mo bel noh."
Kami terperangah, tiba-tiba Andra ada dihadapan kami sambil meminum  segelas teh?
"Wait.. Wait.. Wait, itu teh manis gue kan Ndra?" tanyaku memastikan.
"Ehehe. Iye Mil. Soalnya gue haus banget,  nyari lo berenam kesana kemari kek lagu Ayu Ting-ting. Eh,  taunya disini lagi pada mojok sambil pelukan.  Ya gue nggak mao ganggu sebenernya."
"Eek kali." umpat Risma
"Yeeeh, elo Ris jorok beud."Balas Andra.
Sedangkan empat sahabat lainnya,  sibuk meludeskan bubur ayam yang Mila beli beberapa menit yang lalu.
"Kalo lo pada, ngabisin semuanya gue makan apa doong."
"Makan ati."Ucap sahabatnya berbarengan.
Mila mendengus sebal. Namun, di lain sisi. Iya tersenyum tipis.  Bahkan nyaris tak terlihat.

Jomblo[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang