v.

8.5K 1K 49
                                    

“Oke, aku akan tetap di sini.”

“Tidak menemui temanmu untuk seharian?”

“Tidak, aku berjanji.”

Taeyong beranjak dari duduknya. Ugh, bagian bawahnya terasa sangat tidak nyaman hanya untuk jalan setelah sadar ada sesuatu didalamnya, jangan lupakan juga kakinya yang masih terasa seperti jelly. Ia mendudukan diri di sofa ruang tengah sembari menyalakan tv dan memainkan ponselnya.

“Tetap duduk disini dan tunggu aku.”

Taeyong mengangguk. Jaehyun masuk kedalam dengan bahu terkulai, gagal dengan rencananya menggagahi Taeyong seharian, rasakan itu.

Taeyong dengan cepat menghubungi Yuta setelah melihat Jaehyun memasuki kamarnya, entah melakukan apa yang jelas Taeyong akan meminta tolong pada Yuta segera.

“Yuta! Tolong aku!” Taeyong berjalan menuju jendela raksasa di sebelah dapur untuk mengetahui sedang berada dimana ia sekarang ini dan yang ia lihat hanya gedung perkantoran dan toko buku di sebrang jalan, ia tahu apartment ini.

Ada apa? kenapa tidak datang? aku sudah disini selama du–

“N City Apartment atas nama Jung Jaehyun.”

Jung Jaehyun? kamar nomor?

“Aku tidak tahu! Dah!”

Taeyong memasukan kembali ponselnya. Ia menghela nafas panjang dan berbalik. Taeyong berjengit mendapati Jaehyun sedang duduk di meja makan sembari memandang Taeyong dengan senyuman tampan. Tidak, tidak, itu senyum mengerikan.

“A-aku hanya mencari tahu tentang apartment ini karena ingin menyewanya juga, ya benar.”

Jaehyun terkekeh, kemudian berdiri menghampiri Taeyong, “Kau yakin?”

“Y-ya! Aku sangat yakin.” Taeyong menggulirkan matanya kesegala arah, asalkan tidak menatap manik Jaehyun didepannya.

“Aku percaya.” tanpa sadar Taeyong menghela nafas lega dan meluruhkan bahunya karena dengan bodohnya Jaehyun percaya. Untuk membeli pakaian saja Taeyong harus menabung, apalagi membeli apartemen seperti ini? bisa bisa ia mati karena menjual dua ginjalnya.

Dan seharusnya Taeyong tahu, Jaehyun terlalu pintar untuk menyembunyikan raut curiganya.

ting tong

Lima belas menit menunggu kedatangan Yuta, akhirnya bell pintu berbunyi. Taeyong bangkit dari duduknya dan meletakan cemilan di atas meja. Jaehyun mendelik, menekan kembali remot pengendali jendela.

“ah!”

“Diam. Biar aku yang lihat-”

Taeyong berdiri, menarik kemeja yang dipakai Jaehyun, “Tidak! Biar aku saja!”

Jaehyun melepaskannya kasar, Tetap berjalan menuju pintu.

“Ya? Ada apa?”

Apa kau Jung Jaehyun, Tuan?

“Ya.”

Taeyong menelfonku untuk membantunya disini. Apa Taeyong baik baik saja?

Jaehyun memutar bola matanya jengah, Taeyong akan baik baik saja bersamaku, calon suaminya.

— • —

WAH LAMA YA. iya, aku malas up karena- 13:2 itu jauh banget, man. jadi, cuma ada 2 orang yang vote ceritaku dari 13 orang. nge-vote ga berbayar, 'kan????? bukannya aku gila vote atau gimana, tapi god, apa susahnya ngehargain karya orang???yep, i'm sorry.

naked. [ DISCONTINUED ]Where stories live. Discover now