Bintang

109 5 6
                                    

***

Jalanan malam itu cukup sepi. Ditemani oleh angin dingin yang berhembus dan beberapa kucing yang berkeliaran di trotoar.

Kami mendongak memandangi ratusan bintang yang berjejer di langit yang sama. "Feb, bagus ya?"

"Iya bagus, kayaknya jarang deh langit secerah ini" ungkapku

"Feb"

Aku menengok, lalu menatap matanya, "Kenapa Zra?"

Dia membalas tatapanku, dan tersenyum, "Gapapa, cuma mau bilang kalau disebelahku juga ada bintang yang menjelma menjadi perempuan cantik"

Aku tertawa,
"Apaan sih Zra, gombal"

Sepanjang jalan hanya terdengar dua pasang sahabat itu tertawa, saling memukul satu sama lain, mencubit, dan lain sebagainya. Sungguh malam yang panjang.

Tak terasa kami berdua sudah berada di tempatku pulang, rumah. "Makasih udah mau nganter aku balik"

"Iya Feb, aku langsung balik ya, jangan lupa sikat gigi!"
Ezra tertawa dan ber high-five dengan ku.

"Okey kapten, hati-hati! Jangan nginjek semut." ucapku sedikit keras karena ia sudah menjauh

Ezra berhenti sejenak dan menoleh kearahku, ia menjulurkan lidahnya tanda mengejekku, "Iya bawel!!" teriaknya

***

Aku merebahkan badanku dikasur, melamun selama 5 menit. Itu sudah menjadi kebiasaanku.
Kata orang-orang kalau kita suka melamun berarti kita adalah orang yang kreatif, tapi aku setengah tak percaya, hehe.

Handphoneku berdering, ada telfon masuk dari seseorang, tidak bernama.

"Halo, ini siapa?"

"Feb ini aku, Bintang"


"Kenapa kamu hubungin aku lagi?"

"Feb dengerin aku, aku pengen kita balikan"

"Ngga bisa Bin, aku udah terlalu kecewa sama kamu"

"Aku mohon Feb, kasih aku kesempatan sekali lagi"

"Sorry Bin, aku bener-bener gabisa"

"Oh pasti udah ada laki-laki baru kan? Haha, parah kamu Feb"

"Mau ada laki-laki baru atau engga itu bukan urusanmu, dasar bajingan!"


Kututup telfon itu, iya, telfon itu dari mantanku yang pernah kuceritakan sebelumnya. Manusia paling labil sedunia. Aku sudah putus nyambung dengannya, saat itu aku seperti perempuan tolol yang mau-maunya menurut dengannya.

Aku menangis lagi malam ini.

***






Zra&FebTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang