"Misi rahasia?"
–Chiba–
❤️
Sebuah Near House berdiri di antara keramaian pusat kota Tokyo, Jepang. Sebuah rumah minimalis modern berbentuk L. Dari luar tampak biasa dengan warna dinding putih polos, tapi di dalamnya sungguh luar biasa. Dengan struktur kayu dan furniture cantik yang menghiasi tiap ruangan, menjadi tampak lebih hangat. Ada sebuah kamar yang pintunya sedikit terbuka. Terlihat seorang pria mungil nan cute menggunakan celana jeans biru dan kaos putih sedang berdandan di depan cermin. Ia menyisir rambut dan mengambil newsboy hat cokelat beige yang tergantung di sebelahnya. Kemudian ia memakainya dengan tersenyum penuh semangat. "Nice!"
Pria itu mengambil jaket track cokelat gelap dan tas ransel lalu meninggalkan kamarnya menuju ruang makan. Ia mengambil sepotong roti anpan dan mengunyahnya, tak lupa meneguk segelas susu stroberi. Tampak begitu terburu-buru dan segera meninggalkan rumahnya.
Lelaki itu berjalan menuju halte dekat rumahnya.Dirinya berdiri di samping papan jadwal, menunggu bus. 10 menit lagi bus akan datang, ternyata dirinya terlalu cepat berjalan. Hanya saja, sedikit aneh.Halte itu terlihat sepi tak seperti biasanya. Namun, ia tak mempedulikannya dan memandangi lalu lalang kendaraan. Tak lama kemudian, datanglah sekelompok anak SMA mendekatinya dari arah kiri. Pria itu hanya memandang heran, sudah pukul 09. 40, tapi anak sekolahan itu masih belum berkeliaran di luar. Ia yakin,mereka pasti membolos. Salah satu dari mereka yang bertubuh kurus dan bertopi baseball hitam itu maju mendekati si pria mungil bahkan merangkulnya."Wah ... gayamu keren juga, nih!"
Pria bersurai pirang itu diam saja sambil melirik tajam pada pria SMA itu. Tidak suka dengan kehadirannya yang sok akrab.Lantas, si pemuda bertopi memandang dirinya dengan rendah. Ia menukar topinya dengan topi si pria mungil. "Wah gila! Keren nggak, nih?" godanya seraya melihat teman-teman di belakangnya, dengan tertawa tentunya.
"Balikin topiku!" seru si pria mungil melepaskan topi anak SMA itu dari kepalanya dengan kesal.
"Nani? Balikin topiku~," sahut si pria SMA menirukan dengan alay. Teman-temannya pun saling tertawa. Pria mungil itu hanya bisa diam menahan amarah.
Sekarang, giliran anak yang berbadan gemuk, maju ke depan dan mengulurkan tangan pada si pria mungil. Matanya mendelik, berharap pemuda di depannya ketakutan dan mendapatkan apa yang diinginkan."Bayar-bayar!"
"Bayar apa?"
"Nggak usah pura-pura bodoh! Bayar sekarang atau kita-kita nggak bakal biarin kamu selamat?"
"Oh ... kalian ini mau merampok ya?" tanya si pria mungil yang mulai memahami situasinya.
"Kalau iya kenapa, Bocah?"
"Apa kamu bilang?" tanya pria itu mengernyitkan dahinya.
"Baka! Kamu nggak denger, ya?" cemooh anak gemuk itu mulai tak sabaran lalu menoleh pada teman-temannya. "Ayo, hajar!"
Gerombolan anak SMA itu mulai bergerak melawan si pria mungil. Tak mau kalah, pria berkulit halus itu mengeluarkan jurus karatenya. Dengan mudah ia menumbangkan sekelompok anak nakal itu. Tak perlu mengeluarkan banyak tenaga, ibarat orang dewasa yang sedang bermain dengan anak balita. Sungguh, tak ada yang menyangka, pria yang tidak begitu tinggi itu memiliki kekuatan besar. Mereka pun bergidik ketakutan dan masih terkapar di atas tanah.
Tak lama kemudian, sebuah mobil polisi datang. Entah siapa yang melaporkan tentang kasus ini, pria mungil itu merasa lega. Ditambah lagi, dua orang petugas segera berlari menangkap anak-anak SMA itu. Dengan seringaian penuh percaya diri, pria mungil itu menunjuk semua para remaja itu. "Tangkap mereka semua, Pak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Umurku 30 Bukan 17 (Tamat)🌹
FanfictionChiba adalah seorang asisten detektif yang memiliki misi mencari pelaku kekerasan fisik yang dicurigai berada di SMA Suzuran. Dalam misinya, Chiba terpaksa menyamar menjadi anak SMA dan terlibat asmara dengan seorang gadis cantik, Nana. Sayang, gadi...