16. Rindu

81 8 0
                                    

"Kenapa hanya karena benci, kamu tega melakukan ini semua? Kamu nggak memikirkan keluarga korban?"

–Nana–

💜

Tampak detektif Tanaka, Chiba dan Kento sedang berada di ruang cctv. Mereka sedang memantau apa yang terjadi di taman itu. Tak lama, detektif Tanaka menunjuk sesuatu.

"Itu, itu! Berhenti di situ dan tolong diperbesar!" perintah detektif Tanaka pada si pengoperasi cctv.

Pengoperasi cctv pun menurut dan memperbesar gambar. Tampak gambar Nana yang sedang diculik oleh dua buronan. Chiba mengepalkan tangannya, "sial! Mereka pakai trik!"

"Play lagi, kemana mereka perginya?" perintah detektif Tanaka mengamati kemana perginya si target. Akhirnya ditemukan dimana mereka membawa Nana.

Detektif Tanaka memanggil timnya, sedangkan Chiba dan Kento telah melesat pergi ke tempat Nana disekap.

***

Di tempat penyekapan Nana..

Pria itu melepaskan tangannya lalu mencari kursi di dekatnya dan duduk di hadapan Nana. "Ah.. lu pasti belum kenal gue ya? Nama gue.. Yamaken. Gue temen sekelasnya Taishi dan juga Ryo. Dan lu.. Nana kan? Pacar dari si polisi tengil itu?"

"Kenapa? Kenapa kamu lakuin ini?" tanya Nana mengabaikan pertanyaan Yamaken.

Yamaken memegangi dagunya sendiri, "hmm lu pengen tau? Bolehlah sebelum lu mati, gue ceritain semuanya! Ceritanya.."

1 tahun yang lalu..

Tampak seorang lelaki berambut kribo merangkul Yamaken, "yo!"

Yamaken hanya melirik sebentar dan mengangguk. Lelaki itu melepas rangkulannya, "lu itu diem banget! Lu gak mau temenan sama gue?"

Yamaken menggeleng, "bukan gitu. Mm.."

Lelaki itu memegang pundak Yamaken dan menatap lekat-lekat, "tenang aja! Gue mau jadi temen lu!"

Lelaki itu mengulurkan tangannya, "kenalin! Gue Mamiya Shotaro!"

Yamaken menjabat tangannya, "Yamaken."

Mereka berdua pun menjadi sahabat dan Yamaken sangat menyukai sahabatnya. Shotaro begitu baik dan dapat merangkul Yamaken yang sudah bergaul. Namun, lama kelamaan Shotaro mulai berubah.

"Shotaro, ayo kita main!" ajak Yamaken dengan semangat.

"Sorry, gue harus les! Gue harus dapet nilai sempurna buat ujian semester!" tolak Shotaro lalu ia meninggalkan Yamaken.

Setiap hari, Shotaro hanya belajar, belajar dan belajar. Yamaken mulai kesepian, bahkan saat jam istirahat sekolah, Shotaro tetap belajar di dalam kelas.

Suatu hari, Yamaken melihat Shotaro berbicara dengan seorang guru.

Guru itu mengusap kepala Shotaro, "nah gitu pintar! Sensei suka anak pintar sepertimu!"

"Terimakasih, Sensei!" ucap Shotaro sembari senyum-senyum karena dipuji oleh guru itu.

"Kamu mau kan ikut lomba cerdas cermat?" tanya guru itu.

Shotaro mengangguk, "mau banget, Sensei! Sudah lama saya ingin sekali ikut lomba itu!"

"Bagus! Nanti Sensei daftarkan!" ucap guru itu tersenyum.

"Ah! Kalo Yamaken bisa ikut lomba ini juga? Dia juga pintar kok, Sensei!" ucap Shotaro menawarkan Yamaken.

Guru itu menggeleng, "dia itu nggak pintar. Dia cuma rata-rata, mana bisa ikut lomba ini?"

Umurku 30 Bukan 17 (Tamat)🌹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang