Pagi itu, Chiba bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Ia melihat dirinya di cermin yang sedang menggunakan seragam sekolah. Ia menunduk memandangi bajunya lalu mendongak menatap cermin dan menghela nafas panjang.
"Kenapa? Kenapa harus rumit gini? Eh, Chiba! Lu tau nggak? Harus ngapain?" tanya Chiba pada dirinya sendiri sambil memandangi cermin. Sekali lagi ia menghela nafas panjang dan berdiri tegak. "Gue harus semangat! Gue pasti bisa nangkap pelakunya!"
Chiba pun keluar dari kamarnya dan bersiap-siap berangkat ke sekolah. Hari itu dia berniat untuk menyelidiki Kento secara serius dan mencari bukti-bukti bahwa dia pelakunya.
Di sekolah..
"Baby panda!" panggil Nana pada Chiba sambil menggerakkan tangannya menyuruh sang kekasih menghampirinya.
Chiba tersenyum dan berlari kecil-kecil ke arah Nana, "aishiteru*!"
Nana pun terkejut dan wajahnya memerah lalu memukul lengan Chiba malu-malu, "apa sih tiba-tiba?"
"Nggak tiba-tiba kok, aku kan selalu mencintaimu," ujar Chiba sambil menyelipkan rambut Nana ke belakang telinga Nana.
"Ah! Hari ini kita bertugas lagi kan?" tanya Nana dengan semangat. Chiba mengangguk, ia berpikir pasti masih bisa mencari pelaku sekaligus bermain bersama dengan pujaan hatinya.
Chiba dan Nana pun bersiap ke tempat Kento, namun ditepuk pundak oleh seseorang. Orang itu muncul dari belakang dan memasang wajah jeleknya, "kalian mau kemana hihi!"
Chiba menghempaskan orang itu, "udah kalian gak usah ikut-ikut!"
"Hidoi! Hidoi! Hidoii!*" seru Ryo dan Taishi sambil berpura-pura menangis.
"Gak usah akting, sana-sana!" usir Chiba sambil meraih lengan Nana untuk pergi dari situ.
"Chiba! Kasian mereka," ujar Nana menghentikan langkah Chiba.
"Tapi mereka itu..," kata Chiba terhenti melihat tatapan Nana begitu menggemaskan, "o-oke! Mereka boleh ikut!"
"Yatta!" sorak Taishi dan Ryo kegirangan sambil menari-nari.
"Tapi kalian gak boleh berisik! Jangan ceroboh! Ngerti!" seru Chiba mengingatkan dengan tatapan mata tajam bagaikan silet. Seketika Ryo dan Taishi bergidik dan mengangguk ketakutan lalu kembali ceria lagi. Mereka berempat pun beraksi.
***
Tampak mereka sedang mengintai Kento di balik semak-semak. Mereka semua serius mengamati gerak-gerik Kento. Di tengah-tengah keseriusan itu, Nana melirik Chiba dan tersenyum. Chiba pun balas melirik dan juga tersenyum. Mereka menikmati permainan lirikan mata itu membuat hati mereka berdebar-debar.
Ryo di sebelah Chiba menyadarinya, ia pun berdeham-deham. "Asik nih, bisa kasih judul spy and love!"
Plak!
Taishi memukul kepala Ryo dan memberi kode diam.
Sssstt!
Chiba menoleh tajam pada Ryo dan Taishi lalu berbisik, "udah gue bilang jangan berisik!"
Ryo dan Taishi menutup mulutnya dan mengangguk, mereka kembali diam dan mengamati kembali gerak-gerik seniornya.
Tampak Kento sedang berbincang dengan temannya yang menggunakan kacamata. Chiba berbisik, "yang pakai kacamata itu siapa?"
"Oh itu!" pekik Taishi lalu dibekap mulutnya oleh Ryo.
Ssst!
"Dia temen senpai, namanya Takasugi Mahiro," bisik Ryo menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Umurku 30 Bukan 17 (Tamat)🌹
FanfictionChiba adalah seorang asisten detektif yang memiliki misi mencari pelaku kekerasan fisik yang dicurigai berada di SMA Suzuran. Dalam misinya, Chiba terpaksa menyamar menjadi anak SMA dan terlibat asmara dengan seorang gadis cantik, Nana. Sayang, gadi...