"Kak, kecilkan volumenya! Aku jadi tidak bisa tidur siang."
Masih dengan pizza yang menggantung di sudut mulutnya, Soonyoung menoleh cepat ke arah Sohee—adiknya. Dari atas sini, lelaki itu dapat melihat kepala Sohee yang menyembul dari balik tangga melingkar yang menghubungkan lantai dasar dengan lantai dua. Surai pekatnya berantakan dan kemeja sekolah yang masih melekat di badannya nampak kucel di beberapa sisi. Di balik wajah bantal Sohee, Soonyoung tahu jika mata sipit itu sedang memicing kesal ke arahnya.
"Terserah kakak, dong. Tutup pintumu sana!"
Sohee mendesis keras pada wajah menyebalkan sang kakak sebelum membanting pintu kamarnya hingga menimbulkan getaran kecil ke seisi rumah. Soonyoung tidak perduli, toh adik perempuannya itu lebih sering merecoki kehidupannya.
Heran, gara-gara sering bermain dengan Seungkwan dia jadi urakan begitu.
Soonyoung berbalik menatap televisi dan mulai terlarut dalam film. Lihatlah, matanya bahkan tak berkedip barang sedikit pun. Pizza di sudut bibirnya juga dibiarkan menggantung tanpa ada niatan untuk dikunyah. Benar-benar tipikal seorang Kwon Soonyoung jika sedang serius dengan sesuatu.
Hm, entah cuma perasaannya saja atau memang hawa di sekitar sini jadi lebih dingin?
"AC-nya mati kok."
Gumam Soonyoung setelah medongak sedikit ke arah Barat—tempat pendingin ruangan berada.
"Ah, masa bodo."
Namun, Soonyoung tetaplah Soonyoung. Sekuat apapun ia mencoba menguatkan diri, pasti ujung-ujungnya merinding juga. Apalagi saat mendengar suara berderit dari pintu utama rumah mereka yang terbuka pelan.
"Sohee? Kaukah itu?"
Tidak ada jawaban. Oh, Soonyoung baru ingat kalau adiknya itu tadi sempat marah dan mengunci dirinya di kamar karena gagal tidur siang.
Mungkin saja itu ibu. Soonyoung melirik jam beker di atas nakas. Pukul 12.13. Oke, mungkin juga itu bukan ibu, karena ibu tidak pernah tidur siang lewat jam dua belas tengah hari.
Ah, kalau begitu itu pasti Kak Soonah. Hei ngawur! Kak Soonah kan sedang pergi dan baru akan pulang lusa.
"Oh, sial."
Suara langkah kaki yang semakin mendekat membuat Soonyoung menarik lipatan selimut di sampingnya. Menyembunyikan setengah badannya di dalam kain tipis bermotif garis-garis itu.
Oh tidak, sekarang seseorang itu sedang menaiki tangga. Gila, gila, gila. Soonyoung bisa gila kalau begini.
Apakah itu hanya halusinasinya saja atau bukan, bocah laki-laki itu bahkan sudah tidak bisa berpikir jernih lagi. Harusnya ia menuruti kata-kata Kak Jira untuk tidak menonton film ini sendirian, mau itu Jumat tanggal 13 atau bukan.
"Hei, Soon."
"WAAAAAAAAAAA!!!"
Brak!
"KAKAK JANGAN BERISIK!"
Brak!
Gebrakan tak santai di lantai bawah dan teriakan melengking adiknya berhasil menyadarkan Soonyoung dari tingkah bodohnya. Ia kemudian melirik pada sebuah tangan kurus yang menepuk bahunya beberapa detik lalu. Eh?
"Jeon Wonwoo?"
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/181503359-288-k627603.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Farewell
Fanfiction"Aku cuma mau menghabiskan waktu bersama sahabatku." 17's Soonyoung & Wonwoo