🐹🐱06. Berpacu dalam Adrenalin

307 39 0
                                    

"Rumah hantu?"

Wonwoo menjawabnya dengan deheman. Kenapa? jangan bilang Soonyoung takut.

"Tidak mau ah."

Wonwoo menghela napas, "Kenapa? Takut? Nonton Conjuring 2 saja berani."

Soonyoung terhenyak. Ia merasa tersindir.

"Siapa takut? Ayo!"

Soonyoung berjalan mendahului Wonwoo dengan langkah angkuh. Melihat tingkah sahabatnya barusan, tatapan geli kembali tersirat di mata Wonwoo.

Duar

"Wuaaaaaaa!!!"

Hi… hi… hi….

"Oh tidak, ada yang jongkok di situ––aduh!"

Soonyoung memegangi pundaknya yang baru saja dipukul Wonwoo.

"Katanya tidak takut?"

Eh, eh, malah menangis. Mampus kau, Jeon Wonwoo.

"Ayo keluar saja, Won. Aku takut, huaaa."

Wonwoo memutar bola matanya malas. Biasa.

"Sudah tenang saja, ada aku. Ayo!"

Wonwoo dengan cepat mengapit lengan Soonyoung menggunakan lengannya sebelum lelaki itu sempat memberontak lagi.

"Huaaaa dia bangun! Dia mendekat! Woah, woah!"

Soonyoung ambruk di dekat kaki Wonwoo. Sambil menutup wajahnya menggunakan kedua tangan ia meringkuk mendekati sang karib.

Tidak mau. Soonyoung tidak mau membayangkan sosok yang barusan itu. Walaupun cuma hantu jadi-jadian tapi cukup seram untuk membuat kaki Soonyoung lemas. Bayangkan saja, rambut acak-acakan, tubuh berlumuran darah, dan wajah gelap dengan satu mata menonjol sementara yang satunya lagi menggantung seperti mau copot. Uhh, rasanya Soonyoung mau muntah.

"Soon, bangunlah."

Soonyoung menggeleng dan malah semakin menangis.

"Aku mau keluar saja."

Wonwoo ikut berjongkok, "Kalau kau mau keluar, selesaikan permainan ini."

"Tidak mau. Aku takut. Yang paling seram itu tadi mendekat, Won."

Wonwoo tertawa terpingkal-pingkal. Ia mengelap dua bulir air mata di sudut matanya sebelum kembali berkata,

"Kau lupa sedang bersama siapa kau sekarang?"

Buk buk, Wonwoo menepuk dada kerempengnya dengan keras, membuat Soonyoung sedikit menutup matanya kala mendengar bunyinya. Takut kalau-kalau badan kurus itu akan remuk kapan saja.

"Aku, Jeon Wonwoo. Jagonya permainan rumah hantu."

Sebenarnya Soonyoung bisa saja tertawa melihat tingkah sahabatnya yang satu itu––ayolah, siapa yang tidak akan tertawa melihat Jeon Wonwoo membanggakan dirinya sendiri, sesuatu yang terbilang jarang dilakukan lelaki itu––tapi agaknya suasana sekarang kurang mendukung untuk beradegan lucu.

"Cepatlah! Selama ada Jeon Wonwoo yang tampan dan berani ini, kau akan aman, hehe."

Tahan, Soonyoung, tahan, tidak boleh mengatai. Pria yang sedang nyengir lebar dengan tingkat kepercayaan diri tinggi itu adalah sahabatmu. Hidup dan matimu berada di tangannya sekarang.

Akhirnya, Soonyoung memberanikan diri untuk bangkit. Sambil memegangi bahu Wonwoo, ia mulai berjalan pelan dengan Wonwoo yang berada di depan sebagai tamengnya.

"Loh? Bukankah dia yang tadi mendekat kemari? kenapa dia jongkok lagi?"

Wonwoo tersenyum bangga ke arah Soonyoung, "Karena ada Master Wonwoo di sini, makanya dia takut."

"Cih."

Berita besar! Untuk pertama kalinya dalam sejarah kehidupan Kwon Soonyoung, dirinya berhasil menyelesaikan permainan rumah hantu dengan mulus. Tanpa teriakan dan juga tanpa rengekan––yah, itu semua berkat Wonwoo. Rasa lega dan bangga terselip di lubuk hatinya ketika keluar dari rumah hantu. Oh, bahkan ia tak menyangka kalau ia masih bisa tersenyum setelah berjalan meninggalkan wahana menyebalkan itu.

"Oke, untuk merayakan keberanianmu, ayo kita naik itu."

Senyum Soonyoung luntur sedetik setelah menoleh ke samping. Sebuah kapal bajak laut yang berukuran sangat besar terlihat berayun ke depan dan belakang dengan menggebu-gebu. Haaah, apa lagi itu, Ya Tuhan?

"Hei, ekspresi macam apa itu? Haha, tidak usah takut." Ucap Wonwoo seraya merangkul pundak Soonyoung dan menggiringnya mendekati wahana itu.

"Won, tunggu, Won."

TBC

FarewellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang