"Mereka kenapa? Loncat-loncat gitu... " tanyamu ketika melihat Eren dan Armin loncat-loncat dari kejauhan.
"Sedang membicarakan impian mereka. Memang selalu begitu." jawab Levi.
"impian keluar dinding? Bukannya sudah terwujud? " tanyamu.
"Bukan hanya keluar dinding, mereka ingin sekali melihat 'laut'." jawab Levi.
"Wah laut ya... Itu sih sudah makanan sehari-hariku." kau membayangkan hari-harimu yang sering ke laut bersama ayahmu.
"Bukan makanan, tapi air yang sangat luas mengandung garam... "
"Yang kubilang tadi hanya ungkapan. Tempat tinggalku dekat dengan laut. Ayah dan guruku selalu membawakan makanan hasil laut." jelasmu.
"Oh ya? Apa enak? " tanya Levi.
"Ya! Tanpa dibumbui pun sangat enak. Kau belum pernah mencobanya kah? " kau berkata semangat.
"Bentuknya pun aku tak tahu. " jawabnya malas.
"Ibu memang hanya menjualnya di desaku saja. Itu pun secara diam-diam... Jadi, mana mungkin sampai ke daerahmu." jelasmu.
Levi terdiam. Lalu memanggil ketiga bocah itu. "Oi, bocah-bocah! Kemarilah!" mereka datang dengan muka kaku seperti biasa ketika berhadapan dengan Levi.
"Kakak ini tahu banyak tentang laut." Levi memegang lenganmu.
"BENARKAH ITU?! " Eren dan Armin berseru antusias. Menatapmu dekat, membuatmu salah tingkah.
"Eh... Iya lumayan." jawabmu tergagap.
"Kakak ini berasal dari luar dinding, tempat tinggalnya dekat laut." tambah Levi.
"Berarti sering ke sana!?"
"Seru nggak, kak?!"Keduanya tak sabar mendengar jawabanmu. Kau melirik Levi. Bingung dengan perilaku kedua prajurit ini. Tak biasanya ada prajurit yang berperilaku seperti anak kecil minta didongengin.
"Ceritalah, aku juga ingin tahu tentang laut." Levi duduk di karpet bawah. Diikuti ketiga bocah itu. Kau duduk di kursi. Seperti kelas mendongeng.
"Ah... Aku ingat kau. Sayang sekali ya waktu itu. Padahal kalau kau lebih hati-hati dalam mengejarku, kau pasti sudah bisa melihat laut." katamu ke Eren. "Siapa namamu, dik? "
"Eren Jaeger. Aku akan menghabisi semua titan di dunia ini! " serunya penuh semangat.
"Wah, semangat sekali... Kalau kamu? " kau menunjuk Armin.
"Armin Arlert, yang ini Mikasa." Armin memperkenalkan dirinya dan Mikasa. Mikasa hanya mengangguk diam.
"Halo, Mikasa. Apa kau juga tertarik dengan laut? " kau menyapanya. Ini kebiasaan yang ibu terapkan pada anak yang pendiam.
"Hm... Lumayan. Aku ingin mengikuti kemanapun mereka pergi." suaranya pelan menjawab. 'anak yang pemalu.' pikirmu.
"Kenalkan namaku (Y/N). Mungkin kalian sudah tahu. Nah, kenapa kalian sangat antusias ingin melihat laut? " kau memulai cerita dengan basa-basi.
"Aku pernah baca buku yang ada cerita tentang laut. Aku jadi penasaran-" belum selesai bicara, perkataan Armin sudah dipotong Levi.
"Hei, kau nggak tanya namaku?" potong Levi. "Sejak awal bertemu kita nggak berkenalan seperti tadi."
"Berisik. Kau nggak penting." jawabmu cuek. Levi terdiam. Menunduk. Suasana hening.
'Ternyata kapten juga mau diperlakukan seperti anak kecil. Kayak kita... ' bisik Eren ke Armin. Armin mengangguk-angguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Attack On Titan FF : Two Hygiene Maniacs (Levi x Reader)
Fiksi PenggemarApa kalian manusia normal pernah berpikir untuk memakan daging titan? © Isayama Hajime-sensei, manga/anime Shingeki no Kyojin (Attack on Titan)