Pagi-pagi sekali gadis berambut hitam legam itu melangkahkan kakinya kebawah menuju kulkas. Lebih tepatnya pintu kulkas, hanya sekedar mengetahui apakah ada surat seperti biasanya yang tercantum disana atau tidak.
Arellia, dia memang tergolong dari keluarga berada. Bukan hanya tergolong mayoritas namun minoritas. Karena usaha kedua orang tuanya yang melejit membuat kehidupan keluarga itu lebih dari sekedar tercukupi.
Tapi tidak dengan kasih sayang, perempuan itu meski wajahnya melukiskan bahwa dirinya senang namun hatinya malah berkata sebaliknya.
Jika banyak orang menginginkan diposisinya sekarang, dengan gaya hidup yang berkecukupan, pergi ke pesta setiap malam, namun tidak untuk gadis itu. Ia malah tak ingin harta kekayaan ini, melainkan ia hanya butuh kasih sayang kedua orang tuanya.
"Ah! udah berapa kali gue ngelamun hal kayak gini terus." Gumamnya sendu dan segera menuju pintu kulkas dan menampakkan secarik sticky note kuning yang tertempel disana.
Mama sama papa pergi ke LA buat ngurus bisnis bentar ya, kita pulang dua bulan lagi.
See you soon.
-mama
Arell menyunggingkan senyumnya miring dan meremas kertas tak berguna itu lalu melemparkannya pada tong sampah.
"Pergi bentar ada urusan bisnis, kita gak lama cuman dua bulan, cuman setahun. Lama lama gak usah pada balik kalian semua," Ujar nya sendiri dan segera melangkahkan kakinya menuju kamar mandi dan melakukan ritualnya.
Seperti itulah kehidupan Arellia Putri Kazanka, gadis yang posisinya selalu diinginkan oleh para manusia yang melihatnya dengan sebelah matanya.
Hidupnya tak lebih seperti robot yang bisa diatur dan dikendalikan oleh remot baterai. Kadang ia berfikir, apa tuhan adil dengan posisinya saat ini?
***
"Nyek hari ini lo udah bawa perlengkapan yang disuruh kemarin kan?"
"Soalnya hari ini gak boleh ada yang tertinggal sedikitpun. Nanti bisa kena hukuman, apalagi sama kulkas berjalan ituu ihhh," ujar Queen dihadapan Arell.
Queen mengeluarkan suara cemprengnya, oh damn! Bahkan dirinya belum mendudukkan bokongnya di kursi itu namun gadis itu sudah bercicit ria.
"Gue bisa duduk dulu?"
Queen menautkan kedua alisnya tanda tak mengerti, tapi apa gunanya sahabat bertahun tahun jika tak saling mengenal satu sama lain. Jelas saja Queen tau jika ada hal yang tak beres dengan gadis itu.
"Silahkan duduk kanjeng ratu." Kata Queen seraya membuka kursi dan mempersilahkan Arell duduk layaknya ratu kerajaan.
"Jadi, kali ini masih tentang bonyok?" Katanya lagi seperti mengetahui kegelisahan sahabatnya itu.
"Apalagi emangnya?"
Queen menghela nafasnya kasar dan menatap wajah gadis didepannya dengan tatapan sendu. Arell yang merasa diperhatikan langsung menolehkan kepalanya dan mengangkat alisnya seraya bertanya 'ada apa?'.
"Lo yakin mau diem di rumah sendiri? Atau coba cari pembantu biar lo ada temennya gitu. Gue gak tega liat lo sebatang kara nyek," Tutur Queen jujur.
Ia tahu sahabatnya ini sangat mengkhawatirkan kondisi dirinya jika ia hidup sendirian dirumah. Tapi apa masalahnya? Toh ia sudah sering seperti ini. Lagian ini bukan yang pertama kalinya ia ditinggal sebatang kara.
"It's okay gue bisa jaga diri." Ujar Arell sambil mengeluarkan berbagai macam barang yang harus ia kenakan dikepalanya.
"Baju kardus lo mana nyek?" Tanya Queen yang jelas saja Arell langsung tak mengerti ucapan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAKAK OSIS
Roman pour AdolescentsAldo Naufal Pradipta, kakak osis di SMA Garuda, most wanted, cool nya sampe es batu lebih beku, banyak ciwi ciwi yang ngincer tapi sayang.. mereka mental semua. Arellia Putri Kazanka, adek kelas yg sangat tidak beruntung di hari pertama MOS di SMA...