Ketegangan dari raut gadis berkuncir kuda itu sangat jelas terpancar di wajah cantiknya. Sesekali ia menautkan kedua jari tangannya untuk sekedar menghilangkan rasa gugupnya.
Didepan nya kini ia sedang berhadapan dengan kakak osis yang rumor teman sekelas nya lelaki ini sangat garang jika sudah menyangkut hal tidak kedisiplinan.
"Dimana?" Tanya lelaki itu sesekali melihat gerak-gerik gadis dihadapannya yang nampak sangat gugup.
"A--apanya ka--kak?" Jawab Arell gugup.
"Dimana baju kardus kamu?" Tanya nya lagi.
Arell semakin gugup, keringat dingin pun sudah lebih banyak dari sebelumnya sampai-sampai bajunya nampak sedikit basah.
"A--anu kak baju ka--kardus aku ke--ke.. anu,"
"CEPAT JAWAB!" Bentak Aldo yang tak sabaran melihat kegugupan gadis aneh didepannya ini.
"BAJU KARDUS AKU KETINGGALAN KAK." Ujar Arell tak kalah serunya. Ia bukan berniat membentak Aldo namun dirinya refleks terkejut tadi.
"Enak ya, ketinggalan." Kata Aldo yang sudah bangkit dari duduknya.
Arell yang merasa nada bicara Aldo mulai melemah dan tak setegang tadi akhirnya mulai menghela napasnya lelah.
"Iya dong, kan bisa ketemu Kak Aldo."
"Maksudnya?" Tanya Aldo tak mengerti.
Mampus mampus keceplosan! Mulut gue lemes banget!
"Bu--bukan apa-apa kak,"
Aldo menganggukkan kepalanya dan menaruh tangannya di lembaran putih entah bertuliskan apa.
"Kasih ke orang tua." Sahutnya sembari menyerahkan kertas yang sudah dilipatnya itu.
"Orang tua aku jarang pulang kak," Ujar Arell menundukkan kepalanya. Ia takut jika Kak Aldo akan membentaknya seperti tadi.
"Ya sudah berikan ke kakek nenek atau Tante om kamu," Balasnya lagi.
Arell menggelengkan kepalanya lagi.
"Kakek nenek aku udah meninggal, Tante sama om di luar negeri."
Lagi-lagi Aldo menghela napasnya panjang dan kali ini menatap Arell sendu.
"Kamu punya saudara kandung atau sepupu yang lebih tua dari kamu?" Tanya Aldo yakin kali ini pasti Arell akan mempunyai nya.
Tapi jawaban gelengan kepala gadis itu membuat Aldo menurunkan kedua pundaknya lesu.
"Ya sudah berikan ke pacar kamu, biar dateng."
"Aku gak punya pacar kak," Jawab Arell lesu dan tetap menunduk.
"Calon pacar kalau gitu, pasti ada." Cerca Aldo lagi.
Dan kali ini reaksi Arell berbeda, ia nampak bersemangat dan menganggukkan kepalanya. Matanya pun nampak berbinar memandang Aldo.
"Yaudah berarti di kakak aja," Seru Arell bungah.
"Maksud kamu?"
"Iya, kan kakak calon pacar aku," Jawab Arell yang detik itu juga Aldo merasa dejavu dengan masa lalunya.
***
"Eh gimana lo tadi, diapain sama Kak Aldo?" Tanya Queen yang sekarang ini sudah berada disampingnya sambil menyantap baksonya lahap.
Arell mengedikkan bahu nya dan memandang lurus kedepan kearah kedua sejoli dihadapan mereka.
"Enak ya jadi cewek itu," Ujar Arell pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAKAK OSIS
Fiksi RemajaAldo Naufal Pradipta, kakak osis di SMA Garuda, most wanted, cool nya sampe es batu lebih beku, banyak ciwi ciwi yang ngincer tapi sayang.. mereka mental semua. Arellia Putri Kazanka, adek kelas yg sangat tidak beruntung di hari pertama MOS di SMA...