Nama itu

61 5 0
                                    

"haaa bajuku jadi basah"
Ucapnya sambil menepuk nepuk tengan bajunya yg basah.

"Hm, hujannya cukup lebat"

Jawabku, sambil mencari tempat yang pas.

"Elicia"
Ku mengajaknya duduk, dan memesan 2 cangkir coklat panas.
-
-
-

Sudah 1 jam berlalu, dan inilah waktunya.

"Elicia.."
Dia menatapku

"Ada yang inginku katakan"
Dia hanya mengangguk

"Hmm eeng sebenarnya..... Aku me- "
(Driing.... driing...)

Kata kataku terhenti karna nada dering itu

"Ah maaf, aku keluar dulu y."

Waktunya hilang, setelah ini mungkin aku tak mampu mengatakannya lagi.

"Rain, aku harus pergi sekarang"
Wajahnya penuh dgn kekhawatiran

"Tapi eli-"
"Maaf aku harus segera pergi, sampai jumpa besok"

Dia mengambil barang barangnya dan berlari meninggalkan tempat ini. Aku hanya bisa melihatnya dari sini, aku tidak bisa menghentikan nya.

Dia terus berlari dan tidak memerhatikan kendaraan yang berlalu lalang.

"Huh!"
Ku melihat mobil yang akan menabraknya

"ELICIA!!!"

Dia menoleh, dan terlihat bingung.

Aku berlari dan mendorong nya. Sesaat cahaya itu menghalangi pandangan ku, aku tidak dapat melihatnya jatuh dimana. BRUUKK!!
Sesuatu menghantamku dengan keras hingga aku tak dapat lgi merasakan apapun

"RAAAIINN!!!"

Dia berlari kearahku. Namun pandangan ku semakin menghitam, dingin, aku kedinginan. Dan rasanya aku terbaring di kolam darah.

Dia berteriak, namun aku tak dapat mendengar nya. Hening, dan sekarnag aku yang kulihat hanyalah kegelapan, ya hanya warna hitam.
Sungguh, aku ingin terus bersamamu dan melindungi mu, aku tidak ingin melupakan segalanya. Senyummu, tawamu, lagu kesukaan mu itu, tidak. Aku tidak ingin!!

Dan dengan sedikit tenaga yang kupunya, aku ingin memanggil namanya itu.

Sekali saja..

"E..e..li..icia "

RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang