Seorang gadis menatap ke luar jendela dengan tatapan sayu, sesekali mengusap kepalanya yang diperban sambil meringis kesakitan. Bermenit-menit ia melakukan itu dan tak kunjung bosan juga.
Kriet!
Mendengar bunyi pintu yang dibuka, gadis itu menoleh. Ia mendapati seorang lelaki bersurai merah yang menggunakan seragam SMA Rakuzan dengan name tag bertuliskan 'Akashi Seijuro' menatap khawatir kearahnya, di tangannya terdapat sekantung plastik berisi makanan.
"(name), kau dibuli lagi?" Tanya Akashi setelah mendekati ranjang rumah sakit gadis tersebut dan duduk di sebelahnya. (name) selaku orang yang ditanya hanya menggeleng, senyuman pilu ia tampakkan di wajahnya.
"Bohong, pasti ada yang membenturkan kepalamu ke dinding atau semacamnya," Akashi mengelus lembut pipi (name), ibu jari ia tempelkan pada mulut sang gadis. "Kau tak perlu memaksakan senyum, aku tahu kau sedang rapuh."
Mendengarnya membuat (name) menunduk, Akashi pun menyingkirkan tangannya, beralih menggenggam tangan kecil (name). "Seharusnya kau bercerita padaku, bukannya malah diam saja ketika ada masalah."
(name) menggerakkan tangannya untuk berbahasa isyarat, dengan cermat Akashi memperhatikan apa yang dimaksud olehnya. Ternyata apa yang dikatakan olehnya membuat Akashi ingin menarik perkataannya tadi dan menggantinya dengan sesuatu yang lebih pantas dikatakan.
"Kau tahu kan aku bisu, mana mungkin aku bisa berbicara."
Hembusan nafas terdengar dari sang emperor, "Ah, maaf. Emm, maksudku kau bisa bercerita padaku, terserah bagaimana caranya. Entah itu lewat bahasa isyarat atau menuliskannya di kertas." Jelasnya.
Tiba-tiba (name) mengambil ponselnya yang tergeletak di sebelah ranjangnya, lalu membuka aplikasi chat. Dapat dilihat jemarinya mengetikkan sesuatu dengan lihai, terpancar perasaan semangat dari matanya saat mengetik.
Ting tong!
Ponsel Akashi berbunyi, ada notif yang masuk. Ternyata (name) mengirimkan pesan pada lelaki itu, padahal mereka bersebelahan. Seusai melihat notif dan membukanya, Akashi tersenyum manis pada (name) sambil membatin, lucunya.
(name)
| Akashi-kun
| Aku ingin menjelaskan sesuatu, jika menggunakan bahasa isyarat aku takut kau kurang memahaminyaAkashi Seijuro
Apa kau lupa bahwa aku ini pintar? |
Pastilah aku akan memahaminya |
Tapi terserah kau saja sih jika ingin| bercerita di sini(name)
| OK! ^___^
| Jadi begini, bagaimana kalau mulai besok kita bertemu di bawah bunga sakura yang ada di taman rumah sakit ini?
| Sepulang sekolah kau tunggu saja di sana, aku yang akan menghampirimu
| Kau tak perlu ke ruanganku lagi, kita mungkin hanya akan bertemu sebentar. Lagi pula dokter menyuruhku beristirahat lebih banyak, aku sedang masa pemulihan...
| Tapi tenang saja! c:
|Aku akan membawakan sepucuk surat untukmu, kau bacalah surat itu di bawah bunga-bunga sakura yang indah itu!!
| Bagaimana?Akashi Seijuro
Boleh saja kalau itu maumu |
Aku akan membawakan beberapa | camilan untukmu juga, boleh kan?(name)
| Woah, tentu!! :D
| Dengan senang hati aku akan melahapnya, hehe
| Maaf ya kalau mungkin ini membuatmu sedih, jujur saja aku tak menginginkan ini.
| Doakan aku semoga cepat sehat kembali :cAkashi Seijuro
Iya |"Kalau begitu, aku pulang sekarang," ujar Akashi sambil beranjak dari kursi, lalu menyodorkan sekantung plastik berisi makanan yang ia bawa tadi, "Makanlah."
Dengan senang hati (name) menerima pemberian lelaki merah itu, senyum manis ia berikan dengan tulus.
"Sampai jumpa besok di bawah pohon sakura." Pamit Akashi sebelum menutup pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura Message; Akashi Seijuro [✓]
Fanfictw // suicide, death (please consider before reading!) Ini adalah tentang surat-surat dengan isi tersirat yang kuberikan padamu di bawah mekaran bunga sakura. Joshrua, 2019.