011

29.3K 648 16
                                    

Rammy pergi menuju kamar nya ketika menerima telfon dari sang Mantan Mertua yang sudah dianggap sebagai orang tuanya sendiri itu.

Aghi lalu pindah duduk di sofa samping Mentari.

"Maafin Saya yang udah bikin Kamu kecewa" Bisik Aghi pelan lalu mencoba meraih jemari Mentari.

Mentari diam membiarkan jemari nya di genggam Aghi.

Karena sebenarnya Mentari tak tega melihat Aghi yang sudah meminta maaf berkali-kali kepada nya.

Aghi tersenyum lalu mencium tangan Mentari yang kini di genggam nya.

.

Setelahnya Aghi pulang dengan damai setelah Mentari mau memaafkan nya.

Walau sebenarnya Mentari tidak secara langsung mengatakan nya, tapi Aghi yakin kalau Mentari telah memaafkan nya.

-

Mentari terbangun ketika mendengar suara Rammy mengetuk pelan pintu kamar nya. Mentari pun bangun dan membuka pintu nya.

"Sayang, Ibu harus ke Jogja sekarang. Mbah mu sakit, pengen ketemu Ibu katanya." Ucap nya.

"Aku ga di ajak?" Tanya Mentari cemberut.

"Kamu sekolah, lagian cuma sebentar ko. 1 atau 2 hari an aja. Di kulkas kan penuh sama makanan, nanti kamu suruh Rima sama Ary nginep aja disini"

Mentari menganggukan kepalanya.

"Yaudah Ibu pergi ya. Pamitnya lalu mencium kening putri nya.

.

Aghi tersenyum ketika Mentari keluar dari rumah nya. Mentari pun menghampiri Aghi yang tengah bergaya sok keren di depan mobil nya.

Aghi merentangkan tangan nya seolah menunggu pelukan hangat dari Mentari.

Mentari menyiritkan alis nya. Lalu berlari kedalam pelukan Aghi.

Setelah nya mereka masuk ke dalam mobil.

Sepasang mata membelalak, terkejut dengan apa yang dilihatnya tadi.

"Mau kemana?" Tanya Mentari ketika Ia sadar bahwa Aghi tidak membawanya ke jalan yang seharus nya menuju sekolah.

Aghi tersenyum.

"Malah senyum," tambah Mentari.

"Saya mau culik Kamu," Sahut Aghi.

"Terus sekolah gimana?"

"Tadi Saya udah ngasih tau ke sekolah, kalau Kamu ga bisa masuk hari ini,"

"Idihh niat banget sih,"

Aghi menggenggam jemari gadis hingga mereka sampai di Taman Bermain yang kemarin hendak mereka kunjungi.

.

"Yeeeaaay" kata Mentari senang setelah masuk.

Aghi menatap gadis itu. Sama senang nya dengan Mentari.

"Ayo" Katanya menarik Aghi.

.

Mentari dan Aghi baru saja duduk di sebuah tempat makan setelah perutnya keroncongan minta di isi.

Mentari tertawa ketika Ia teringat tadi betapa lucu wajah ketakutan Aghi saat menaiki Roller Coaster.

"Ternyata takut nya sama Roller Coaster," ucap Mentari. Aghi hanya mentap sebal gadis itu.

Sudah berupuluh-puluh kali Ia mengatakan kalau dirinya tidak bisa menaiki Roller Coaster.

"Kalau bukan karena Kamu paksa, Saya ga akan pernah naik itu," Sahut Aghi.

"Iyalah masa Aku naik sendiri. Berasa jomblo. Padahalkan kesini nya sama Kamu"

Aghi tersenyum.

"Kamu juga tadi takut waktu kita naik Bianglala. Ga berani buka mata. Udah gitu ga berani berdiri lagi. Cemen."

"Iyalah. Kalo tiba tiba..." Mentari berigidik dengan hanya memikirkan nya.

Makanan mereka pun tiba.

.

Mentari langsung menarik lengan Aghi begitu Ia melihat outlet merchandise.

Mentari pun melihat lihat pernak pernik yang ada. Lalu matanya tertuju pada pasangan yang di sampingnya. Pasangan itu mengenakan Bando, bando couple.

Sebuah ide pun keluar.

Setelah selesai, Mentari keluar dari toko itu sembari terus tersenyum. Tapi tidak dengan Aghi.

"Kenapa harus ini?" Tanya Aghi.

"Lucu kok," jawab Mentari sembari membetulkan bandana telinga monyet Aghi yang miring. Lalu membetulkan bandana panda nya takut sama miring nya dengan Aghi.

Mentari pun menggenggam tangan Aghi dan membawa nya menaiki wahana lain nya.

Aghi tersenyum pasrah.

-

Kini Aghi dan Mentari berada di dalam perjalan pulang.

Mentari memijit mijit kaki nya. Sembari tersenyum menatap selembar foto di atas dashboard.

Aghi meliriknya.

"Sakit banget?" Tanya nya khawatir.

Mentari menggeleng.

"Engga. Pegel biasa aja" Jawab nya.

"Suka?" Tanya Aghi mata nya tertuju pada foto yang sedari tadi di pandang Mentari.

Mentari mengangguk. "Ini foto kita pertama" Tambahnya.

"Nanti simpen di Apartemen aja ya"
"Iya"

.

Mentari langsung keluar dari mobil begitu sampai nya di rumah terkejut melihat Rima yang sedang berdiri di depan rumah nya.

Wajah Aghi berubah khawatir begitu melihat ekspresi Rima.

"Pulang aja Ghi," Kata Mentari. Aghi menatap Mentari.

"Gak apa-apa." Tambah Mentari.

Pacar Ibu [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang