017

25.4K 595 9
                                    

Mentari menatap nanar lengan kanan nya yang di gips.

"Mau ditaro dimana muka Lo Mentari! Udah marah-marah terus jatoh, mana sakit banget lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau ditaro dimana muka Lo Mentari! Udah marah-marah terus jatoh, mana sakit banget lagi." Batin nya.

"Kamu kok bisa jatoh Men? Lari-larian kamu?" Tanya Ibu.

"Banyak lumut Bu disana. Ngapain coba lari-larian malem-malem gini," Jawab nya.

Ibu menghela nafas.

Mentari duduk diatas ranjang Ibu nya setelah diusir oleh Nina yang katanya kamar yang awalnya digunakan Mentari itu yang biasa nya Ia gunakan kalo nginep di Rumah Aghi.

"Aku mau pulang, besok pokoknya kita pulang ya Bu?"

Ibu langsung menutup pintu kamar dan menghampiri Mentari.

"Maaf sayang tapi kita ga bisa pulang besok,"

"Loh kenapa Bu?"

"Ibu nya Aghi tadi minta kita jangan pulang dulu. Kamu tau kan Ibu nya Aghi lagi sakit?"

"Aku juga lagi sakit Bu!"

"Disini lebih gampang Men, banyak orang. Kalau dirumah kita cuma berdua."

"Tapi aku ga tahan Bu sama si Niba Bobo yang nyebelin itu,"

"Sabar ya."

Mentari menghela nafas kesal.

_

Pukul 10 pagi ini Mentari baru turun dari kamar nya setelah perutnya mulai meraung raung minta diisi.

"Sepi banget,"

"Semua orang lagi dikebun Mangga," Sahut Aghi yang ternyata ada di meja makan, mengagetkan Mentari.

"Sini Men," Tambah nya.

Mentari pun duduk di hadapan Aghi.

"Gimana tangan kamu?"

Mentari diam tidak menjawab.

"Sini Saya ambilin. Segini cukup?" Aghi menyendok kan nasi ke piring Mentari.

"Bisa sendiri?" Balas nya.

Aghi pun duduk dan kembali menyantap makanan nya.

"Susah banget sih," Rutuk Mentari dalam hati ketika Ia mencoba menyendokan nasi dengan tangan kiri nya.

"Sini Saya suapin. Saya udah selesai makan nya,"

"Gak usah," tolak Mentari. Gila aja.

"Dari pada jatuhan mulu. Sayang nasi nya,"

Mentari tak menggubris Aghi.

"Lagian ya gak baik makan pake tangan kiri. Kamu kan bukan kidal,"

"Mending gak usah makan!"

.

Akhirnya Mentari duduk di sofa halaman belakang. Spot favoritnya, selain bisa langsung melihat ke arah perkebunan disini juga Ia bisa melihat pegunungan yang ada sebrang perkebunan Aghi.

Pacar Ibu [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang