SPIN OFF DIARY OF AGHI AND HIS SORROW
Seseorang pernah bertanya kepada saya, jika bisa memilih apa yang ingin kamu hilangkan saat ini penyesalan kah? Atau kesedihan?
Saya terdiam, memikirkan jelas mengenai penyesalan dan kesedihan yang saya rasakan beriringan seolah memang itu adalah rangkaian yang harus saya lalui.
Tapi saya tidak ingin menyesal, Gadis itu pernah menyatakan dengan teguh "Jika memang akan ada penyesalan lebih baik tidak usah sama sekali."
Jadi saya tidak menyesal telah memilih untuk mencintainya.
Tapi poin penting yang saya kesampingkan saat memilih untuk mencintainya adalah, dengan secara sadar adalah saya telah menyakiti gadis itu, ibu nya dan juga diri saya sendiri.
Saya yang menyebabkan kami semua membawa kesedihan ini.
Saya yang menyebabkan penderitaan ini.
Tidak ada ingatan lain yang paling menyakitkan ketika kala itu Rammy berdiri di depan ruangan itu, mendengar, menyaksikan sebuah pengakuan dari saya dan juga Mentari, mengetahui fakta apa yang selama ini Saya sembunyikan di belakangnya.
Ketika dimana Mentari menangis dengan sejadi-jadinya memohon maaf kepada ibunya, juga pada saat ucapan pertama yang Rammy ucapkan justru meminta kepada Saya untuk menikahi Mentari.
Dan saya hanya bisa mematung...
Segenap hati ini dengan jelas bersedia, karena saya memang mencintai Mentari. Tapi sekali lagi, melihat ini semua rasanya menyakitkan sekali.
Saya telah menyakiti Rammy dan juga Mentari.
.
Tidak ada yang bisa saya lakukan selain tidak lagi hadir di kehidupan Mentari dan Rammy...
Semua terasa kacau, meski sudah jauh rasanya tetap terbayang, walau selalu mencoba untuk semakin menjauh dari satu negara ke negara lainnya mencari tahu sejauh mana perasaan ini membawa saya. Namun ternyata tidak ada yang bisa membuat saya merasa jauh, bahkan untuk sedikit jauh lebih baik pun tidak.
Mentari, saya hancur...
.
Hingga pada saat mobil ini meluncur dengan cepat dan terjatuh ke jurang, satu-satunya yang terlintas adalah kenangan saya bersama kamu. Bagaimana dengan hanya sebuah senyuman darimu bisa membuat dunia saya terasa seribu kali lipat lebih baik, bagaimana dengan pelukmu bisa membuat semua lelah ini menghilang. Bersamamu adalah hal terbaik yang pernah terjadi kepada saya.
Katanya jika seseorang akan mati, mereka akan kembali mengingat masa-masa paling bahagianya. Dan sepertinya saya akan mati, tapi saya tidak keberatan karena saya senang bisa kembali mengingat kenangan itu dengan tenang.
Mentari, sepertinya saya akan mati.
.
Namun, rupanya tidak segampang itu untuk sekedar mati dari kecelakaan. Saya berhasil diselamatkan, meski tidak banyak yang bisa saya ingat.
Dan ternyata saya harus kehilangan fungsi kaki kanan saya, begitu samar-samar tentang saya yang tidak kunjung membaik, karena rasanya saya tidak berhak untuk membaik atas apa yang sudah saya lakukan kepadamu dan juga Rammy.
Mungkin ini cara terbaik untuk saya menebus ini semua, saya harus mati secara perlahan...
Tapi kembali, semua tidak semudah itu.
Jika saya tidak melihat bagaimana orang tua saya selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kesembuhan saya, saya tidak akan ada disini dan menulis semua ini.
Melihat mereka, melihat bagaimana ibu saya selalu mengatakan untuk melepaskan penderitaan ini, saya jadi kembali teringat Rammy.
Seperti keajaiban, walau butuh 8 tahun saya pulih.
Selama itu juga, sedetik pun saya tidak pernah tidak teringat kamu.
Tidak pernah sedetik pun saya tidak takut kamu tidak bahagia setelah kejadian kala itu.
Ribuan kali rasanya saya ingin sekedar mengetahui bagaimana kabarmu, tapi jutaan kali saya memilih untuk mengurungkan keinginan itu.
Saya akui saya memang pengecut mentari.
Tapi kejadian hari ini, hari dimana mau tidak mau saya harus kembali ke tempat itu. Perjalanan 8 tahun menahan diri saya seketika buyar begitu melihat sebuah nama yang tidak asing ketika saya melewati sebuah toko buku.
Karyamu sudah ada di genggaman saya, rasanya campur aduk mentari, melihat sebuah buku yang ditulis olehmu. Saya bangga juga terharu, mengingat bagaimana dulu kamu begitu suka bercerita dan sekarang kamu bisa menjadikannya sebuah karya.
Dan tentu saja, hari ini ternyata banyak sekali kejutan.
Di sebrang sana, lagi-lagi saya tidak sengaja bukan hanya melihat namamu dan karyamu tapi saya juga melihat kamu.
Kamu berdiri disana, tersenyum hangat dengan penampilan barumu. Kamu tetap selalu mempesona, hingga tanpa sadar dengan langkah yang tidak pernah seringan ini saya berjalan ke arahmu, tidak terasa nyata sampai saya menggenggam bukumu dengan erat.
Tapi kemudian langkah saya melambat, semakin melambat.
Tidak pernah terbayangkan ternyata disana kamu berdiri dengan ketiga anak dan diiringi pelukan dari seorang pria yang bukan saya.
"Lama tidak bertemu... Mentari.... kamu masih cantik seperti dulu.
Apa kamu sudah menikah? Apa itu Ary? Wajah nya benar benar mirip Ary. Apa anak itu anak kalian? Ketiganya benar-benar mirip kamu, apalagi anak perempuan itu, dia mirip sekali denganmu...
Ohya, bagaimana kabar Rammy? Saya harap dia baik-baik saja.
Senang bisa bertemu lagi dengan kamu.....
Tapi Saya harap semoga kita tidak akan pernah bertemu lagi."
Terus berbahagialah Mentari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Ibu [SELESAI]
Fiksi RemajaKetika cinta tidak memandang usia dan status itu terjadi pada Ibuku, apa yang harus ku lakukan? SELESAI, JUNI 2019.