One

907 16 6
                                    


"Saya terima nikah dan kawinnya Nada Rahmaniar binti Pandu Ramadan dengan mas kawin tersebut dibayar tunai" ucap seorang pria dengan lantang dan tenang

Dia adalah Candra Prakoso putra tunggal dari pengusaha sukses Erlin Prakoso dan cinta pertama dari seorang gadis muda nan energik Nada

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"SAHH!!!"

"Alhamdulillah... "

"Selamat kalian berdua telah resmi menjadi suami istri" ucap penghulu

"Terimakasih Pak" jawab Candra tersenyum. Penghulu pun mengangguk. Kini pandangan Candra beralih pada kekasihnya yang kini telah menjadi istrinya

"Nada.. " panggil Candra sangat lembut.

Nada yang tadinya menunduk kini mulai mengangkat pandangannya dan menatap mata indah suaminya

"Jangan nunduk sayang. Ini hari bahagia kita" ucap Candra. Nada hanya mengangguk malu kemudian menyalami Candra sebagai suaminya

"Ciee nikah ciee... "

Tiba tiba segerombol lelaki datang ke arah mereka yang telah duduk di kursi pelaminan. Siang ini mereka mengadakan acara akad nikah sedangkan nanti malam adalah resepsinya.

"Malam pertama ciee.. Entar vidioin buat gue dong Ndra" ucap salah seorang pria dengan baju batik

"Iya vidioin ya Ndra. Bagi bagi pengalaman lah sama kita kita yang masih ting ting" ucap salah seorang lagi

Mereka adalah teman kantor dan teman masa sekolah Candra dulu. Ada 3 orang yaitu Adi, Dicky, dan Wisnu

"Idiihh sorry yee. Ini jatah guee. Makannya nikah" jawab Candra

"Bang maluu ihh" rengek Nada sambil mencubit pinggang Candra. Candra hanya terkekeh dan mengelus puncak kepala Nada

"Aahhhh dedek mau dielus dong bang" ucap Dicky. Dia termasuk orang yang paling humoris diantara kedua temannya

"Sini abang elus pake setrikaan" jawab Adi. Dia adalah sahabat terdekat Candra. Mereka berteman saat kelas satu SMP hingga mereka bekerja di perusahaan yang sama

"Jijik gue Di" kata Dicky

"Lebay.. " cibir Adi

"Emang" timpal Wisnu. Wisnu pun sama seperti Adi. Bedanya jika Adi dari SMP sedangkan Wisnu dari SMA

"Ahh lu mah ikut ikutan doang" kata Dicky sambil meraupkan tangannya ke wajah Wisnu. Dia termasuk orang terkaku diantara lainnya. Dia tidak bisa melawak ataupun meledek temannya.

"Kurang ajar lo. Ini gue lagi belajar ngelucu" jawab Wisnu tak mau kalah

"Lo nggak pantes ngelawak coy. Lo pantesnya jadi kacung gue" kata Dicky

Candra yang mulai merasakan adanya hal hal yang tidak baik pun mulai bertindak. "Udah sana lo pada pulang. Pembicaraan lo pada nggak penting. Kasian bini gue bingung" ucap Candra

"Jahat banget lo ya Ndra. Awas aja nggak akan gue kasih amplop" kata Wisnu sok galak

"Yee bodoamat. Nggak dikasih juga duit gue udah banyak" kata Candra sombong. Memang benar adanya jika Candra memiliki uang tidak sedikit. Dan sumbangan dari Wisnu tidak akan berpengaruh baginya

"Sombong amat.. "

"Udah sana pergi hus huss.. Entar malem nggak usah dateng" usir Candra

"Abang jangan gitu dong" ucap Nada lembut

"Terus gimana sayangkuu"

"Preeettt... " ucap ketiga teman Candra kompak

"Pulang nggak lo pada??!!" geram Candra.

I'm Sorry I Can'tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang