Four

336 7 4
                                    

"Pokoknya lo urusin semua meeting gue. Lo jadi wakil gue. Agendanya ada di sekretaris gue"

"Oke. Thanks Nu"

Candra menyudahi teleponnya dengan Wisnu. Pria itu memang satu kantor dengan Wisnu, dan Wisnu adalah orang kepercayaannya. Jika Candra tidak bisa hadir dalam hal pekerjaan, maka Wisnu yang akan menggantikannya

"Udahan teleponnya?" Nada datang dari arah dapur untuk mendekati suaminya yang duduk di sofa ruang tamu dan tengah menikmati film action di layar televisi

"Kopi hitam kesukaan Pak Candra Prakoso alias suaminya Nada. Hehee" gurau Nada sembari menyodorkan segelas kopi pada Candra

Candra tertawa. "Bisa aja kamu. Sini duduknya deketan biar makin sweet" Nada mengangguk lalu mengambil duduk tepat disamping suaminya

"Malem malem kok minum es jeruk sih sayang, nggak baik loh buat kesehatan kamu. Inget lambungnya" tegur Candra tak suka saat Nada memegang segelas es jeruk

Nada merengut. "Lagi pengin Bang. Minumnya cuma sedikit kok. Beneran"

"Ya udah tapi jangan dihabisin ya, dikit aja" peringat Candra

Nada tersenyum lebar lantas mengangguk semangat karena terlalu senang mendapatkan izin dari suaminya. "Siap sayangku"

Lantas pasangan itu mulai meminum minumannya seraya menonton film. Tapi bukannya menonton, Candra justru menggeser tubuhnya supaya semakin rapat dengan istrinya. Tangannya dia lingkarkan ke bahu Nada dan mengusapnya lembut

"Miss you... " rengek Candra

Nada mendengus. Acara nontonnya pasti akan gagal jika ada Candra. Lelaki itu tidak akan membiarkan istrinya nganggur

"Nanti ya tunggu filmnya selesai" tawar Nada

Candra menggeleng cepat. "Maunya sekarang... "

"Yang kemarin juga masih sakit tau"

"Masa sih?"

Nada mengangguk. "Abang awet banget mainnya. Aku sampe kewalahan" celetuk Nada yang mengundang gelak tawa Candra

"Abisnya kamu bikin nagih sih. Jadi aku susah berhenti" racau Candra sambil tertawa

"Nanti aja ya sayang" rayu Nada

Candra mendengus kesal namun tak urung menganggukkan kepalanya malas. "Ya udah"

"Yah jangan marah dong, aku pasti kasih tapi tunggu filmnya selesai" ujar Nada tak enak

"Nggak marah kok. Udah kamu nonton film dulu. Abang mau keluar bentar"

Baru saja melangkahkan kakinya satu langkah, Candra merasakan sebuah lengan memeluknya dari belakang. Sudah dipastikan itu adalah milik Nada

"Jangan keluar, aku takut Abang pergi. Maafin aku" cicit Nada

Candra tertawa dalam hati. Sepertinya rencananya akan berhasil. Tak lama kemudian Candra membalikkan badannya hingga mereka saling berhadapan

Ragu-ragu Nada mendongak menatap mata suaminya. "Jangan pergi" ucapnya lirih

"Kan Abang cuma mau cari angin sayang" elak Candra

"Maaf harusnya aku nggak nolak Abang. Sebenarnya aku juga kangen.. Tapi malu ngomongnya"

"Jadi?" Candra tersenyum tipis. Sepertinya dia akan mendapatkan apa yang dia mau

"Ayo.. " rengek Nada sambil menenggelamkan wajahnya ke dada suaminya

Candra bersorak riang. "Mau dimana?"

I'm Sorry I Can'tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang