"Nada, leher kamu kenapa merah begini nak. Kamu abis kerokan?"
Rasanya Nada ingin sekali menenggelamkan dirinya ke lautan. Dia bingung sekaligus malu dengan pertanyaan yang diajukan ibunya. Dia harus jawab apa. Ini semua ulah suami nakalnya yang kini tengah memakan apel sembari menahan senyum. Pria itu pasti senang karena berhasil membuat istrinya kebingungan seperti ini
"Ehm.. Ini tadi digigit serangga Bun," jawab Nada sekenanya
Nampak wanita paruh baya itu mengernyit. "Kok bisa? Emang kamu habis dari mana kok digigit serangga" Sepertinya wanita itu tak menyerah memberikan pertanyaan pada putri bungsunya itu
"Tadi di kantor ada serangga Bun. Dia gigit Nada kenceng banget sampai merah gini" Nada berucap lalu melirik suaminya tajam
Ratna mengangguk pelan. Sekarang dia mengerti kenapa leher putrinya seperti ini. Ternyata akibat digigit serangga model Candra
"Pasti Candra serangganya" tebak Ratna. Sontak Candra meringis malu
"Abisnya anak Bunda manis sih, jadi aku nggak bisa tahan" jawab Candra jujur
"Halah bisa aja lo" Tiba tiba seorang pria berperawakan tinggi besar datang dari arah anak tangga. Dia adalah Rio, kakak Nada satu satunya
"Loh Mas Rio nggak kerja?" tanya Nada heran. Pasalnya biasanya pria itu bekerja siang dan malam. Bahkan terkadang dia tidak pulang ke rumah
"Enggak, Mas lagi coba nggak menomorsatukan pekerjaan" jawab Rio seraya mengecup pipi adiknya
Sontak hal itu membuat Candra naik darah. "Woy! Istri gue itu! Main cium cium aja lo" protes Candra. Mereka memang berteman sejak SMA. Candra mengenal Nada juga karena Rio hingga mereka berpacaran dan menikah. Rio tidak datang ke acara pernikahan Nada karena saat itu dia tengah berada di Swiss untuk mengurus bisnisnya yang tidak bisa di undur ataupun diwakili
"Adeknya siapa?"
"Istrinya siapa?"
"Satu... "
Kedua pria itu langsung terdiam. Jika Nada sudah berhitung, itu tandanya dia akan marah. Memang ada ada saja. Walaupun diam, mata mereka saling menatap tajam seolah ingin mencakar satu sama lain. Mereka memang selalu ribut jika bertemu. Apalagi jika berebut Nada. Mereka seperti tidak mau mengalah
Ratna justru tertawa. "Kalian bisa nggak sih kalo ketemu nggak ribut? Pusing Bunda liatnya" ucap Ratna
"Susah Bun. Orang kayak Candra enaknya emang dihujat"
"Ehh anak Ayah disini" Pandu yang baru pulang dari kantornya langsung memeluk erat tubuh putri kesayangannya itu. Nada tersenyum manis sembari balas memeluk ayahnya
"Baru dateng sayang? Kok nggak bilang Ayah dulu" tanya Pandu setelah mencium pipi putrinya
"Sengaja. Biar Ayah sama Bunda kaget" jawab Nada tersenyum. Sontak kedua orangtua itu tersenyum. Gadis kecilnya kini sudah besar. Seingatnya baru kemarin dia memakaikan popok pada anaknya. Kini dia sudah berumah tangga
"Kemaren lo kemanain adek gue hah? Nggak ada kabar sampai berhari hari" selidik Rio menatap tajam ke arah Candra
Helaan nafas muncul begitu saja dari mulut Candra. Sebenarnya dia malas meladeni sikap kakak ipar laknatnya ini. Tapi berhubung ada mama dan papa mertua alhasil dia harus tabah dan sabar menghadapi ujian ini
"Gue bawa Nada ke pulau. Disana nggak ada sinyal. Ada pun cuma sebentar" jawab Candra jujur
"Halah bisa aja lo ngelesnya. Pasti lo apa apain adek gue kan? Ngaku?"
"Astagfirullah Oreo KW alias Gorio rio. Nada itu istri gue. Yang terserah gue dong" Oke sepertinya akan terjadi perang disini
"Tapi dia adek gu----"
"Terusin. Ayah otw ambil pisau nih buat potong burung kalian" Tawa Nada pecah mendengar ucapan Ayahnya. Sama sepertinya, Pandu pun risih dengan perdebatan tak berbobot antara Rio dan Candra
"Hehe ampun Yah. Nanti Candra nggak bisa gol lagi dong kalo dipotong. Punya Rio aja tuh nganggur Yah"
"Enak aja!! Dasar Candra Cawet"
Asuu!!
•••
Mama Ita :
Nada, km dimana skrg nak?Nada :
Nada di rumah Bunda MaMama Ita :
Nginep kah?Nada :
Iya Ma, cuma semalem kokMama Ita :
Ini Papa jg mau kalian nginep disiniNada :
Iya Ma, nanti Nada bicarakan dl sama Bang CandranyaMama Ita :
Oke sayang, have fun yaNada :
Iya mama, makasihBingung. Itulah yang Nada rasakan saat ini. Dia sebenarnya tidak keberatan jika harus menginap di rumah mertuanya. Tapi sikap Papa mertuanya yang sangat kasar dan galak padanya. Seumur hidupnya Nada tidak pernah menerima gertakan dan tatapan sinis dari orang lain. Keluarganya selalu memanjakan dia dengan sepenuh hati
Candra yang baru saja mandi menangkap raut aneh istrinya. Langsung saja dia buang asal handuk dan segera menyusul istrinya ke ranjang. "Ada apa sayang?" tanya Candra lembut
Nada menatap ke arah suaminya. "Bang... "
"Iya, kenapa?"
"Mama minta kita kerumah dan nginep" ujar Nada seraya memeluk tubuh telanjang dada suaminya
Candra mengangguk mengerti. "Ya udah besok kita kesana, urusan Papa kamu tenang aja. Biar Abang yang urus" kata Candra menenangkan
Nada mengangguk pelan. Dia harus mengikuti keinginan mertuanya jika tidak mau Papa mertuanya semakin tak suka padanya. Lagi pula ada Candra yang akan mengatasi semuanya. Nada percaya seratus persen kepada suaminya
"Ya udah sekarang kita tidur. Udah malem nggak baik buat kesehatan kamu" titah Candra yang diangguki Nada. Lantas sepasang suami istri itu mulai membaringkan tubuhnya sambil berpelukan
"Tidur sayang, aku nggak mau istriku kurang tidur" Candra mengusap usap punggung istrinya pelan agar dia tertidur
"Kurang tidur paling kalo Abang ngajak olahraga malem"
Candra terkekeh lalu mengecup bibir istrinya cepat. "Itu namanya kewajiban sayangku.. "
"Udah ah tidur. Kalo nggak merem merem Abang naikin nih" Sedetik kemudian Nada memejamkan matanya. Daripada harus dinaikin Candra bakal panjang urusannya. Lebih baik dia tidur
"Duh gemesnya istriku. Selamat tidur sayang" kecupan pengantar tidur Candra berikan pada istrinya yang terpejam
•••
Pfftt setelah sekian lama. Wkwwk
Satu2 ya ceritanya. Karena si Papa Agam sm Mama Neta udah end, jadi aku coba lanjutin cerita ini sambil mikir2 sekuel merekaHappy reading gais. Vote comment jangan lupa
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry I Can't
RomanceSebuah kisah yang menceritakan tentang seorang istri yang tidak bisa memberikan suaminya keturunan hingga dia rela dimadu demi kebahagiaan suaminya "Lakukan, aku ikhlas" Nada Rahmaniar "Demi tuhan aku tidak akan pernah melakukan ini jika kamu tidak...