Para Pemain:Lima

0 0 0
                                    

   Alan masuk ke dalam kelas sambil memakai earphone miliknya.Sebenarnya dia berencana untuk duduk dibangkunya,langkahnya terhenti dan beralih arah saat melihat sebuah keanehan dibangku milik in ha.Bangku yang biasanya bersih kini sudah berubah kotor karena ada beberapa coretan spidol di bangku in ha.
   Pandangan alan langsung beralih kepada kelompok reta yang sedang asik ngobrol bareng.Lalu alan melepas earphonenya dan berjalan mendekati kelompok reta.
   Tanpa basa-basi ataupun menyapa dahulu alan langsung melontarkan tuduhan kalau kelompok reta adalah dalang dibalik peristiwa yang terjadi di meja in ha.Disini terlihat kalau alan begitu marah dan sepertinya ia sudah bersiap untuk meluapkan semua amarahnya.
   "Beginikah cara orang tua kalian mendidik?kalian sekolah hanya untuk melakukan hal konyol ini?Apa kalian tidak merasa bersalah?"tanya alan.
   Kelompok reta yang tak tahu alasan alan marah cuma diam saja.Mereka mulai menebak sendiri apa sebenarnya maksud dari perkataan alan tadi.Kenapa dia marah sekarang?.
   "Jangan karena ibumu pemilik sekolah ini kau bisa berbuat semaumu.Disini kami punya batasan dan kau sudah melanggar batasan itu!"tambah alan semakin marah.Bahkan tatapan alan begitu tajam dan jelas hal ini buat orang yang ada didalam sedikit ketakutan.
   Reta lalu bertanya apa alasan kemarahan alan yang sepertinya ditujukan padanya dan teman-temannya?Apa alasan alan bisa semarah ini padahal dari tadi mereka diam saja tak melakukan hal aneh yang bisa memancing kemarahan alan ataupun orang lain.
   Tanpa tunggu lama alan langsung menunjukan bangku in ha yang kotor.Dia juga langsung menuduh kalau semua itu perbuatan mereka karena tidak ada orang lain yang pantas untuk diminta pertanggung jawaban kecuali mereka.Mereka sering mengerjai in ha dalam berbagai hal dan pasti hal ini juga pasti perbuatan mereka lagi.
   Sontak reta menyangkal jika ini perbuatan ia dan teman-temanya."Kau punya bukti apa hingga beraninya menuduh kami?Kami tidak serendah itu.Apa kau melihat kami yang mencoretnya?Kau baru masuk dan tiba-tiba menuduh kami,bukankah kau yang salah didik?"balas reta tak kalah marahnya.
   Alan tak bergeming sedikitpun,ia malah tersenyum sinis.Ia tak akan semudah itu kalah dengan reta.Ini waktu yang tepat untuk membalas semua perbuatan yang sudah mereka buat pada in ha selama ini dan alan tak akan menyia-nyiakan hal ini begitu saja.Mereka harus diberi pelajaran yang pantas.
   Suasana mulai menegang.Semua siswa-siswi yang ada dikelas tak berani ikut campur,mereka memilih seperti biasanya untuk menonton saja menunggu semuanya selesai dengan sendirinya tanpa campur tangan mereka.
   Kali ini alan sudah muak dan langsung menggeret tangan reta untuk ia bawa keruang bk supaya bisa mempertanggung jawabkan semua perbuatan yang dia lakukan.Retapun menolak untuk pergi.Dia berusaha untuk melepaskan cengkraman tangan alan tapi sayangnya ia tak bisa melepasnya karena cengkraman alan terlalu kuat.Reta tetap terbawa alan keluar kelas.
   Teman-teman reta mengikuti dari belakang dan terus berusaha menghentikan alan membawa reta pergi.Akan jadi hal yang gawat jika ini benar-benar terjadi.Merekapun akan dapat masalah jika tidak bisa menghentikan alan bukan hanya reta saja.
   Alan tak pedulikan ocehan ataupun tangan-tangan lain disekitarnya.Ia tetap mantapkan niatnya untuk membawa reta ke ruang bk.Kali ini dia harus dapat hukuman supaya bisa jera.Ini juga bisa dijadikan pelajaran buat yang lain agar tidak menghina ataupun membully orang lain karena akibatnya bisa buruk sekali.
   Tapi langkah alan terhenti saat melihat orang yang ia bela mati-matian datang dihadapannya.In ha heran dengan keadaan kelasnya yang lumayan gaduh,apalagi saat melihat alan bersama kelompok reta didekat pintu masuk kelas.
   Diapun bertanya sebenarnya apa yang sedang terjadi sekarang?kenapa semua orang terlihat tegang tidak seperti biasanya?Tak ketinggalan in ha juga menatap alan dan seperti ingin bertanya kenapa alan mengcengkram tangan reta?apa reta berbuat kesalahan pada alan hingga alan bisa semarah ini?.
   "Hey impor!cepat bilang pada temanmu untuk lepaskan tanganku!"perintah reta.In ha lalu kembali menatap alan untuk menyuruhnya melepaskan tangan reta,tapi alan sayangnya tak mau menuruti permintaan in ha,dia tetap diam saja.
   Dengan terpaksa in ha mencoba melepaskan cengkraman tangan alan dengan tangannya sendiri."Alan apa yang kau lakukan cepat lepaskan,dia akan merasa kesakitan!"bujuk in ha sambil terus berusaha melepaskan reta.
   "Mereka tidak kasihan padamu kenapa kau kasihan pada mereka?"balas alan masih tak mau mengalah juga.Sontak in ha menatap alan kesal,tak percaya kalau kalimat itu akan keluar dari mulut alan.Sementara reta mulai menjerit kesakitan sebab cengkraman tangan alan semakin mengeras.
   Hal ini membuat in ha tak mau menyerah begitu saja,ia tetap berusaha melepasnya dan di bantu juga dengan teman-teman reta kecuali in hyun yang tak mau memegang tangan in ha.Sedangkan alan diam saja menatap in ha yang tak balas menatapnya sebab sibuk dengan tangan reta.
   Tanpa bisa di bendung lagi kali ini in ha kelepasan bicara dengan membentak alan supaya melepaskan cengkramannya pada reta.Dengan cepat alan langsung melepaskannya di susul jatuhnya aneka gelang mainan milik reta karena saking kerasnya cengkraman tangan alan tadi.
   Reta segera berlari ke tempat duduknya disusul dengan yang lainnya karena takut alan akan berbuat hal buruk lagi seperti tadi.Sementara in ha terlihat begitu menyesal karena sudah membentak alan tadi.Dia berusaha meminta maaf pada alan tapi orang itu malah pergi tanpa bicara satu katapun yang jelas membuat in ha berspekulasi kalau alan pasti marah.
   In ha awalnya mau menyusul alan sekedar meminta maaf saja tak lebih tapi urungkan niat itu karena bel masuk sudah berbunyi.Akhirnya in ha memilih untuk masuk saja ke dalam kelas.Matanya langsung membelalak kaget saat melihat bangkunya yang sudah kotor karena coret-coretan spidol oleh orang yang tak bertanggung jawab.In ha jadi tahu alasan alan bisa semarah itu tadi,ini pasti alasannya.Ia jadi tambah tak enak hati karena membentak alan tadi.
"Aku sempat kagum dengan kepedulianmu padaku.Kau marah jika ada orang lain yang mengerjaiku,aku paham itu.Untuk itu aku sangat berterima kasih untuk semua kebaikanmu alan.Kau adalah teman yang baik tapi sayang aku bukan teman yang baik dengan menyakitimu tadi.Maafkan aku alan......."in ha.
*........*
   Sekolah sudah selesai,in ha pun segera membereskan barang-barang miliknya ke dalam tas untuk segera pulang.Semua peralatannya sudah rapi di dalam tas dan kini ia siap untuk pulang.Tapi tiba-tiba ada setumpuk buku jatuh ke atas meja in ha tanpa aba-aba atau permisi dahulu.Untungnya in ha tak kaget dengan hal itu.
   "Kerjain tugas itu,katanya lo itu pinter kan?Kalau itu kerjain tugas gue dan teman-teman yang bener,jangan ada yang salah!"printah mika yang meletakan buku miliknya beserta keempat buku milik temannya.
   "Kerjain tugas lo sendiri gak usah manja,lo punya otak kan?"balas alan balik menyuruh mika mengerjakan tugasnya sendiri.Lagipula siapa dia beraninya nyuruh in ha.Gak bayar sama sekali masa nyuruh-nyuruh.Alan juga menyuruh mereka buat mikir karena otak mereka mungkin akan punya sedikit manfaat kalau di pakai buat mikir meski itu untuk kali ini saja.
   Mika marah dan sepertinya mau memukul in ha,tapi di tahan alan.Entah karena apa itu tapi gadis itu berniat memukul in ha.
   "Tangan lo itu terlalu kotor buat nampar in ha,sebaiknya cuci lebih dulu biar bersih!"ledek alan yang sukses buat mika marah.Dia lalu memilih untuk pergi dari tempat itu sebelum dipermalukan alan lebih parah lagi.Tapi alan malah menghentikan langkah mika.Otomatis mika berhenti mungkin alan akan minta maaf karena sikap kasarnya barusan.Meski presentasenya cuman sedikit bagi alan untuk minta maaf tapi ini patut dicoba lebih dulu.
   Namun yang terjadi di luar ekspetasi awal mika.Alan justru memberikan buku yang tadi mika bawa dan menyuruhnya untuk dibawa saja bersamaan dengan mika yang mau pergi.Alan juga mengeluh kalau ini akan jadi merepotkan kalau mika meninggalkan semua buku itu.
   "Sebenarnya aku tak peduli apa kau mau membawanya atau tidak,tapi sebaiknya kau bawa itu saja.Aku tak mau jika buku itu akan menginap disini nanti malam,jadi bawa saja itu!!".
   Dengan marah mikapun mengambil buku itu dari tangan alan yang sudah bersiap dari tadi.Alan nampak tersenyum puas karena sudah mengerjai mika didepan in ha.

PERJANJIAN 13Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang