Evening Talk

2.7K 360 25
                                    

Jaemin terbangun cukup sore hari itu. Jeno bahkan belum menunjukkan tanda-tanda bahwa ia akan segera bangun. Dengan nyeri yang mendera bagian belakangnya, Jaemin berusaha untuk bangun dari ranjang. Tubuhnya sangat lengket, ia harus segera mandi. Bayangkan saja, setelah latihan seharian, Jeno tak tanggung-tanggung menggempurnya semalaman.

Jaemin ambil tas kecil berisi peralatan mandi yang selalu ia bawa. Sambil memegangi pinggulnya yang terasa ngilu, Jaemin masuk ke dalam kamar mandi. Untung saja Jeno dengan baik hati menggunakan pengaman jadi Jaemin tidak perlu susah-susah mengeluarkan sperma yang kemungkinan sudah agak kering itu dalam analnya.

Ia membersihkan dirinya sampai bersih. Sebenarnya Jaemin suka dengan aroma Jeno yang maskulin tapi tidak terlalu kuat itu. Rasanya membuat Jaemin betah berlama-lama disebelah lelaki itu. Sayangnya, kalau Jaemin yang memakai akan terasa aneh.

Dengan menggunakan bathrobe Jaemin berjalan menuju dapur untuk memasak sesuatu. Tidak banyak yang Jaemin masak, hanya nasi goreng kimchi dengan ikan tuna. Begitu selesai meletakkannya di meja makan, lelaki manis itu berjalan ke dalam kamar untuk membangunkan Jeno.

"Jeno... Ayo bangun?" Jaemin mengusap pipi Jeno dengan lembut untuk membangunkannya.

Jeno yang tidurnya merasa terganggu pun membuka matanya perlahan. Tangannya mengambil jemari-jemari Jaemin yang bermain di pipinya lalu mengecupnya pelan. Senyuman Jeno setelahnya berhasil membuat hati Jaemin menghangat.

"Hmm, good morning?"

Jaemin terkikik pelan. "Sekarang sudah sore, Lee Jeno-ssi. Cepat bangun lalu mandi kalau tidak mau nasi goreng kimchi dengan ikan tunamu berakhir semuanya diperutku."

Jeno yang mendengar Jaemin memasakan sesuatu untuknya tiba-tiba menjadi semangat. Lelaki itu langsung melompat dari tidurnya dan berlari ke kamar mandi.

Jaemin yang melihat kekacauan pada kamar Jeno yang mereka ciptakan kemarin pun merasa pening. Segera ia pungut baju-baju yang kemarin mereka lempar di lantai lalu ia letakkan pada keranjang baju kotor. Sprei yang sudah bercampur dengan cairan mereka berdua itu pun Jaemin ganti dengan yang baru. Sebagai sentuhan terakhir Jaemin menyemprotkan pengharum ruangan untuk menghilangkan bau hasil bercinta mereka.

Ketika Jaemin selesai dan meletakkan botol pengharum ruangan pada nakas, tiba-tiba ia merasakan seseorang memeluknya dari belakang. Lehernya pun menjadi sasaran kecup pria dibelakangnya ini.

"Kau jadi seperti istriku saja," ujar Jeno sembari menyamankan dagunya pada bahu Jaemin. Tangannya melingkar begitu nyaman pada pinggang ramping si manis.

Jaemin tanpa berbicara apapun langsung mencubit perut Jeno keras dari belakang. Jeno langsung melepas pelukannya dan memekik sakit. Tentu saja, Jaemin mencubitnya begitu keras dan tidak main-main.

"Kenapa mencubitku??"

"Jangan bicara aneh-aneh. Cepat pakai bajumu dan ayo makan."

"Kau sendiri hanya memakai bathrobe, kenapa aku harus pakai baju?"

"Karena kau hanya menggunakan handuk di pinggangmu. Tapi terserah kalau kau mau terserang flu setelah ini."

Jeno tertawa kecil lalu mencubit pipi Jaemin gemas. "Ya sudah. Kau tidak mau pinjam bajuku?" Jaemin mengangguk. "Boleh, tolong sekalian carikan bajuku, ya?"

Jenis memberikan anggukan sebagai jawaban. Jaemin pun pergi ke dapur untuk menghangatkan makanan mereka sebentar lalu mengambil 2 buah sendok dan 2 gelas berisi air putih.

"Wah, pasti enak!"

Jeno berteriak heboh begitu melihat masakan Jaemin di meja makannya. Langsung saja pria itu mengambil sendok dan mencicipi nasi gorengnya. Jaemin memperhatikan Jeno yang begitu semangat menyantap masakannya itu. Pipinya tidak henti bergerak, selalu penuh dengan makanan.

DISSIPATE [NOMIN]Where stories live. Discover now