IV : Siapa Sarah?

4.3K 315 20
                                    

"Hey!Kau tidak apa-apa?" Tanya seorang pria asing pada sarah

Perlahan,sarah membuka matanya pelan hal pertama yang dilihatnya adalah wajah tampan seorang pria asing yang tampak khawatir? Hati sarah mencelos mengingat keluarganya pun tidak perduli padanya lalu kenapa ada orang asing yang mengkhawatirkannya

"Ekhem!"

Sarah terlonjak kaget mendengar suara seseorang,ia melihat kebelakang dan sesuai ekspentasinya willys berdiri disana dengan gayanya yang angkuh dan sombong.

Ia berjalan mendekat kearah sarah dan pria asing tersebut "Ayo pulang" ucap willys tegas kemudian berjalan mendahului sarah.

"Kau mengenalnya?" Tanya pria asing itu

Sarah tersenyum kikuk "Ehm-iya. Aku pergi dulu" pamit sarah kemudian berlari kecil menyusul willys yang agak jauh darinya

Pria asing itu tersenyum "Kuharap kita bertemu lagi nona manis" gumamnya.

"Pak pas-Willys!" Teriak sarah kesal pada willys yang berjalan jauh didepannya. Terlihat jelas jika pria itu marah besar

Willys berhenti berjalan lalu menoleh kearah sarah "Cepatlah!" Bentak willys

Sarah mendumel dalam hati, apa pria itu tidak bisa bicara lembut sekali saja padanya.

Mereka berjalan bersampingan saat menuju kearah parkiran. Tapi saat melewati ruang ujung gedung, seseorang menghampiri willys dengan gadis muda di sampingnya

"Sebuah kehormatan bagiku kau bisa hadir di pestaku tuan willys" ucap pria itu

"Willys ay-"

Mata sarah menatap pria itu dengan tatapan benci. Tangannya mengepal, hendak meninju wajah angkuh pria itu tapi ditahannya

Ya, pria itu adalah ayahnya dominic.

"Permisi Mr.Tyler" ucap willys lalu pergi mengandeng tangan sarah menuju parkiran mobilnya

"Ayah, dia.." ucap stefhani pelan

***

Willys menatap kosong kearah laptopnya. Sungguh pekerjaannya masih banyak, tapi ada hal yang lebih penting dari itu

Sarah. Semenjak pulang dari pesta itu, wanita itu jadi tak banyak bicara. Willys bukanlah pria bodoh yang tidak menyadari tatapan mata Sarah dan tuan Dominic. Mereka seperti ayah dan anak yang lama tidak bertemu tapi apa yang menghalangi mereka? Lalu siapa yang diperkenalkan Dominic di pesta tadi? Jika itu adalah keluarga sarah lalu kenapa dia bilang jika ibunya meninggal saat ia masih kecil?.

Pertanyaan itu seketika membuat kepala willys kembali pusing. Ia kemudian meminum kopi hitam di samping laptop nya. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan Willys hanya satu, yaitu ibunya.

Setelah berpikir cukup panjang, akhirnya willys menelepon ibunya yang berada jauh darinya sekarang. Tak lama, telepon segera tersambung dan diawali dengan suara hangat Luci.

"Hallo willys, sayang ada apa? Kau baik-baik saja kan"

"Em..iya"

"Akhirnya kau mau menghubungi mom. Dengar sayang, bagaimana keadaanmu sekarang setelah ada sarah? Apa ada kemajuan?"

"Mom berhentilah seolah-olah kau peduli Padaku!" Teriak willys, hening beberapa saat.

Willys mengusap wajahnya kasar, ia mencoba menetralkan nada bicaranya "Aku menelepon bukan untuk memperbesar masalah yang ada. Tapi aku hanya ingin bertanya...

....siapa Sarah?"

Luci menegang "untuk apa kau bertanya?"

"Jawab saja aku"

Nothing Like HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang